Vaksin Lengkapi Upaya Pemerintah Perangi COVID-19
Sabtu, 12 Desember 2020 - 17:05 WIB
JAKARTA - Vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac telah tiba di Indonesia pada Minggu (6/12/2020) sekitar pukul 21.30 WIB. Dalam gelombang pertama ini, dilaporkan ada 1,2 juta dosis vaksin guna memutus rantai penyebaran virus COVID-19 .
Penggagas platform Vaksin Untuk Kita (VUK), Dokter Andi Khomeini Takdir Haruni menyambut baik datangnya vaksin COVID-19 itu. "Saya senang, tetapi tentu jangan sampai kita kebablasan dan akhirnya euforia sampai melupakan elemen-elemen yang lain. Ini adalah satu paket. Kedatangan vaksin ini melengkapi upaya kesehatan yang sudah kita lakukan satu tahun belakangan," ujar dr Koko, sapaan akrabnya saat dikontak, Sabtu (12/12/2020). (Baca juga: Gerindra Minta Pemprov DKI Cek Ulang Vaksin Covid-19 Sebelum Disuntik ke Warga)
Di sisi lain, tetap diperlukan review atau tinjauan terhadap data-data yang ada soal vaksin itu. Bio Farma sendiri saat ini masih mencoba merampungkan datanya. "Kita kawal. Penting sih vaksin untuk kita aman bagi semua. Kita harapkan efektif juga. Vaksin ini kan nantinya membantu kita menyelesaikan wabah," tuturnya.
Platform digital VUK digagas dr Koko lantaran simpang siur informasi terkait rencana vaksinasi. Masyarakat perlu mendapatkan edukasi secara utuh agar mengetahui manfaat vaksin dalam pemutusan rantai penyebaran virus.
"Salah satu elemen yang akan membantu kita adalah vaksin, memperkuat elemen lain yang sudah kita lakukan selama ini, yakni 3 M, 3 T, nutrisi, bagaimana peduli lingkungan, kemudian kita tambahkan dengan vaksin," beber dr Koko.
Salah satu inisiator yang bergabung dalam VUK adalah penyintas COVID-19, Sita Tyasutami. Pasien yang dulunya dinomori 01 ini mengaku bergabung dengan platform itu karena resah dengan kurangnya wadah informasi tepercaya yang membahas mengenai perkembangan vaksin. Padahal, hal tersebut sangat penting. (Baca juga: MUI Beri Perhatian Khusus Aspek Kehalalan Vaksin Covid-19)
"Platform ini sebagai wadah informasi yang mudah dimengerti oleh anak muda. Selain semangat optimisme di tengah situasi yang tidak pasti, kita perlu mengedukasi mereka mengenai pentingnya untuk selalu update dengan berita terkait vaksin agar terhindar dari hoaks," bebernya.
Nama lain yang juga ikut bergabung adalah Content Creator, Faiz Adad. Sama seperti Sita, dia juga menutuskan bergabung karena banyak berita-berita simpang siur soal vaksin.
"Bahkan dampak dari berita itu sampai ke grup WhatsApp keluarga yang akhirnya bikin orang tua kita jadi makin parno. Waktu itu dr Koko ajak untuk bikin platform digital Vaksin Untuk Kita ini dan saya dengan senang hati mendukung," ujarnya. (Baca juga:Uji Klinis III Vaksin Covid-19, Tak Ada Efek Samping Serius yang Dialami Relawan)
Saat ini, VUK masih menjalankan platform digital secara swadaya. Namun, sudah banyak relawan-relawan lain yang ikut bergabung dan menyumbang ide maupun tenaga sesuai keahlian masing-masing.
Penggagas platform Vaksin Untuk Kita (VUK), Dokter Andi Khomeini Takdir Haruni menyambut baik datangnya vaksin COVID-19 itu. "Saya senang, tetapi tentu jangan sampai kita kebablasan dan akhirnya euforia sampai melupakan elemen-elemen yang lain. Ini adalah satu paket. Kedatangan vaksin ini melengkapi upaya kesehatan yang sudah kita lakukan satu tahun belakangan," ujar dr Koko, sapaan akrabnya saat dikontak, Sabtu (12/12/2020). (Baca juga: Gerindra Minta Pemprov DKI Cek Ulang Vaksin Covid-19 Sebelum Disuntik ke Warga)
Di sisi lain, tetap diperlukan review atau tinjauan terhadap data-data yang ada soal vaksin itu. Bio Farma sendiri saat ini masih mencoba merampungkan datanya. "Kita kawal. Penting sih vaksin untuk kita aman bagi semua. Kita harapkan efektif juga. Vaksin ini kan nantinya membantu kita menyelesaikan wabah," tuturnya.
Platform digital VUK digagas dr Koko lantaran simpang siur informasi terkait rencana vaksinasi. Masyarakat perlu mendapatkan edukasi secara utuh agar mengetahui manfaat vaksin dalam pemutusan rantai penyebaran virus.
"Salah satu elemen yang akan membantu kita adalah vaksin, memperkuat elemen lain yang sudah kita lakukan selama ini, yakni 3 M, 3 T, nutrisi, bagaimana peduli lingkungan, kemudian kita tambahkan dengan vaksin," beber dr Koko.
Salah satu inisiator yang bergabung dalam VUK adalah penyintas COVID-19, Sita Tyasutami. Pasien yang dulunya dinomori 01 ini mengaku bergabung dengan platform itu karena resah dengan kurangnya wadah informasi tepercaya yang membahas mengenai perkembangan vaksin. Padahal, hal tersebut sangat penting. (Baca juga: MUI Beri Perhatian Khusus Aspek Kehalalan Vaksin Covid-19)
"Platform ini sebagai wadah informasi yang mudah dimengerti oleh anak muda. Selain semangat optimisme di tengah situasi yang tidak pasti, kita perlu mengedukasi mereka mengenai pentingnya untuk selalu update dengan berita terkait vaksin agar terhindar dari hoaks," bebernya.
Nama lain yang juga ikut bergabung adalah Content Creator, Faiz Adad. Sama seperti Sita, dia juga menutuskan bergabung karena banyak berita-berita simpang siur soal vaksin.
"Bahkan dampak dari berita itu sampai ke grup WhatsApp keluarga yang akhirnya bikin orang tua kita jadi makin parno. Waktu itu dr Koko ajak untuk bikin platform digital Vaksin Untuk Kita ini dan saya dengan senang hati mendukung," ujarnya. (Baca juga:Uji Klinis III Vaksin Covid-19, Tak Ada Efek Samping Serius yang Dialami Relawan)
Saat ini, VUK masih menjalankan platform digital secara swadaya. Namun, sudah banyak relawan-relawan lain yang ikut bergabung dan menyumbang ide maupun tenaga sesuai keahlian masing-masing.
(kri)
tulis komentar anda