Jangan Lelah Ajak Anak Patuhi Protokol Kesehatan Covid-19
Kamis, 03 Desember 2020 - 06:35 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 belum terkendali. Di tengah situasi ini, para orang tua didorong untuk terus-menerus mengedukasi anak-anaknya agar patuh dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Pandemi memang memaksa orang-orang melakukan sebagian aktivitasnya dari rumah. Pembatasan pertemuan selama hampir satu tahun ini membuat semua orang jenuh. Efeknya, tak sedikit warga yang memaksakan keluar rumah. Ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M), terbukti selama ini menjadi penyebab terjadi penularan virus Sars Cov-II tersebut.
Protokol kesehatan terhadap anak penting karena perhatian selama ini lebih difokuskan kepada orang-orang dewasa saja. Di saat pelonggaran, anak-anak kerap bermain dan wara-wiri di luar rumah. Tentu ini berisiko terjadi kontak dengan temannya dan penularan virus. (Baca: Nasehat Menghadapi Ujian dan Fitnah Akhir Zaman)
Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Niken Pratiwi menerangkan, penyebaran virus ini tidak memandang usia, jabatan, dan status sosial. Dari data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 , tercatat ada 238 anak usia 6 sampai 17 tahun yang meninggal dunia lantaran korban korona.
Melihat realitas itu, penerapan 3M oleh anak-anak menjadi sangat penting. Dia menjelaskan, anak-anak harus diajarkan mengenai jaga jarak lebih dari 1 meter ketika bertemu dengan orang dan mencuci tangan sehabis bermain. Kalau perlu, mandi dan ganti pakaian.
“Sosialisasi 3M pada anak-anak penting karena meningkatkan kesadaran masyarakat. Setelah tumbuh kesadaran, akan ada kepedulian kepada pihak lain,” ujarnya, dalam diskusi daring dengan tema “Strategi Sosialisasi 3M untuk Anak”, kemarin.
Kebiasaan mencuci tangan sebenarnya sudah diajarkan di rumah dan sekolah jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia. Dengan demikian, saat ini intensitasnya harus ditingkatkan karena ada pandemi. Peningkatan itu antara lain pada sebelum dan setelah makan, sehabis main, serta setelah dari toilet. Niken menjelaskan, ekosistem pendidikan, yakni sekolah, orang tua, keluarga, dan masyarakat, bisa dimanfaatkan untuk sosialisasi 3M kepada anak-anak. (Baca juga: Perkuliahan Tahun Depan Terapkan Campuran Tatap Muka dan Daring)
Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu menyatakan ada lima cara sosialisasi kepada anak, yakni komunikasi, teladan, cara yang menarik, konsisten, dan reward. Pandemi ini bisa menjadi anugerah bagi para orang tua karena selalu berada dekat dengan anaknya.
Pandemi memang memaksa orang-orang melakukan sebagian aktivitasnya dari rumah. Pembatasan pertemuan selama hampir satu tahun ini membuat semua orang jenuh. Efeknya, tak sedikit warga yang memaksakan keluar rumah. Ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M), terbukti selama ini menjadi penyebab terjadi penularan virus Sars Cov-II tersebut.
Protokol kesehatan terhadap anak penting karena perhatian selama ini lebih difokuskan kepada orang-orang dewasa saja. Di saat pelonggaran, anak-anak kerap bermain dan wara-wiri di luar rumah. Tentu ini berisiko terjadi kontak dengan temannya dan penularan virus. (Baca: Nasehat Menghadapi Ujian dan Fitnah Akhir Zaman)
Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Niken Pratiwi menerangkan, penyebaran virus ini tidak memandang usia, jabatan, dan status sosial. Dari data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 , tercatat ada 238 anak usia 6 sampai 17 tahun yang meninggal dunia lantaran korban korona.
Melihat realitas itu, penerapan 3M oleh anak-anak menjadi sangat penting. Dia menjelaskan, anak-anak harus diajarkan mengenai jaga jarak lebih dari 1 meter ketika bertemu dengan orang dan mencuci tangan sehabis bermain. Kalau perlu, mandi dan ganti pakaian.
“Sosialisasi 3M pada anak-anak penting karena meningkatkan kesadaran masyarakat. Setelah tumbuh kesadaran, akan ada kepedulian kepada pihak lain,” ujarnya, dalam diskusi daring dengan tema “Strategi Sosialisasi 3M untuk Anak”, kemarin.
Kebiasaan mencuci tangan sebenarnya sudah diajarkan di rumah dan sekolah jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia. Dengan demikian, saat ini intensitasnya harus ditingkatkan karena ada pandemi. Peningkatan itu antara lain pada sebelum dan setelah makan, sehabis main, serta setelah dari toilet. Niken menjelaskan, ekosistem pendidikan, yakni sekolah, orang tua, keluarga, dan masyarakat, bisa dimanfaatkan untuk sosialisasi 3M kepada anak-anak. (Baca juga: Perkuliahan Tahun Depan Terapkan Campuran Tatap Muka dan Daring)
Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu menyatakan ada lima cara sosialisasi kepada anak, yakni komunikasi, teladan, cara yang menarik, konsisten, dan reward. Pandemi ini bisa menjadi anugerah bagi para orang tua karena selalu berada dekat dengan anaknya.
tulis komentar anda