Jangan Lelah Ajak Anak Patuhi Protokol Kesehatan Covid-19

Kamis, 03 Desember 2020 - 06:35 WIB
Di sisi lain, kondisi menjadi tantangan karena anak-anak akan mengajak bermain orang tuanya. Orang tua harus mengambil manfaat situasi dengan mengajak anak-anak berdiskusi dan komunikasi secara intens tentang Covid-19, bahaya, dan pencegahannya.

“Anak itu peniru ulung. Apalagi, anak usia dini, usia baru lahir hingga 8 tahun. Dia mendengar dan melakukan apa yang dilihatnya. Sebelum meminta menerapkan 3M, kita harus lebih dulu baru minta ke anak. Kita harus memberi contoh bagaimana menggunakan masker, cuci tangan yang teratur, dan menjaga jarak,” tuturnya. (Lihat videonya: 5 Tips Aman Menerima Paket di Saat Pandemi Covid-19)

Anak-anak itu tidak bisa dijejali dengan perintah. Maka, penyampaian informasi mengenai Covid-19 dan penerapan 3M harus dengan cara yang menarik. Tekniknya bisa berupa melalui video-video edukasi yang diproduksi pemerintah dan akademisi serta melalui buku cerita.

Uji Kesabaran

Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Universitas Indonesia Hindra Irawan Satari mengatakan, menghadapi pandemi ini seperti seseorang berlari maraton. Semua harus panjang napas, sabar, dan tidak boleh lengah. Indonesia harus memetik pelajaran dari China yang merupakan negara paling awal menjadi pusat persebaran virus. Saat ini China sudah tidak masuk dalam 10 besar dengan jumlah penderita Covid-19.

Namun, negara adidaya seperti Amerika Serikat, jumlah kasusnya kian tinggi. Di luar itu ada Brasil dan India. “China itu disiplin dan semua pihak berpartisipasi. Jangan mencelakakan teman-teman. Sekarang bukan eranya untuk berlibur. Stay at home paling aman untuk memutus transmisi,” ujarnya.

Sosialisasi penerapan protokol kesehatan, menurutnya, bisa menggunakan kearifan lokal. Metode ini akan jauh lebih diterima oleh masyarakat setempat. “Kita harus menggali budaya lokal sehingga masyarakat itu mengerti. Bukan membangkang. Ada keluarga yang kena, baru heboh. Kalau menyangkut pribadi, baru kita ngeh,” tuturnya.

Anak-anak, menurutnya, punya pertahanan yang lebih baik daripada orang tua umumnya. Namun, para orang tua tidak boleh menganggap sepele. Jika orang tua melihat ada gejala seperti flu, demam, batuk, dan sesak pada anak, sebaiknya segera membawa ke rumah sakit.

Hindra mengungkapkan, dalam kejadian luar biasa (KLB) seperti ini, anak-anak berpotensi mengalami dampak psikologi seumur hidup. Efek merugikan dari pandemi itu terjadi di seluruh dunia. Sebagian besar terjadi di lingkungan miskin dan kumuh. “Sebelum krisis, mereka sudah dalam keadaan yang tidak menguntungkan dan rawan,” ucapnya.

Dalam situasi seperti ini pencegahan itu lebih baik. Memang, ada orang yang hanya gejala ringan ketika terpapar Covid-19 . Namun, banyak yang mengalami serangan dahsyat yang menyebabkan kematian. “Tanamkan hidup sehat. Kita harus menghentikan penyebaran virus terhadap orang lain,” ujarnya. (FW Bahtiar)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More