Menristek Ungkap 61 Inovasi Dikembangkan untuk Tangani Corona
Selasa, 20 Oktober 2020 - 17:32 WIB
Pengujian menggunakan GeNose dinilai lebih baik dan tidak invasif. Jauh berbeda ketimbang rapid test yang membutuhkan sampel darah dan swab test yang menggunakan carian air liur. Di sisi lain, sistem kerja mesin GeNose juga memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) sehingga mesinnya semakin banyak bisa menguji sampel dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Selain itu, Bambang mengatakan pemerintah juga akan mengembangkan rapid test berbasis antigen atau rapid swab test. Saat ini menggunakan teknologi RT Lamp yang dikembangkan oleh LIPI.
"Kita berupaya menjelang akhir tahun, baik GeNose maupun RT Lamp ini sudah bisa diproduksi dan dipakai secara luas. Ini juga akan membantu mengurangi beban biaya, terutama untuk PCR test dan punya tingkat akurasi yang cukup tinggi dan juga tidak memerlukan laboratorium BSL-2 seperti halnya pengujian PCR. Namun tentunya untuk testing tetap dibutuhkan PCR test sebagai gold standard," imbuhnya.
Ia juga menambahkan, pengembangan yang dilakukan juga mencakup Mobile Lab BSL-2 untuk menambah kapasitas pengujian di berbagai daerah yang mengalami lonjakan kasus infeksi Covid-19. Saat ini alat tersebut sudah dipakai di beberapa rumah sakit.
Pihaknya juga tengah memodifikasi alat tersebut sehingga bentuknya tidak lagi besar seperti kontainer, tetapi sudah dalam bentuk bus.
Inovasi lainnya juga mencakup ventilator. Ada enam jenis ventilator yang sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan sehingga telah diproduksi oleh industri dan dipakai beberapa rumah sakit di Indonesia.
Pengembangan inovasi lainnya yaitu vaksin Merah Putih yang dikembangkan melalui berbagai platform. Vaksin ini dibuat dengan berbasis virus yang bersikulasi atau bertransmisi di Indonesia.
Saat ini kebutuhan vaksin Covid-19, pemerintah menjalankan dua jalur paralel yaitu kerja sama dengan negara lain untuk jangka pendek dan pengembangan vaksin Merah Putih di dalam negeri untuk jangka panjang.
Selain itu, Bambang mengatakan pemerintah juga akan mengembangkan rapid test berbasis antigen atau rapid swab test. Saat ini menggunakan teknologi RT Lamp yang dikembangkan oleh LIPI.
"Kita berupaya menjelang akhir tahun, baik GeNose maupun RT Lamp ini sudah bisa diproduksi dan dipakai secara luas. Ini juga akan membantu mengurangi beban biaya, terutama untuk PCR test dan punya tingkat akurasi yang cukup tinggi dan juga tidak memerlukan laboratorium BSL-2 seperti halnya pengujian PCR. Namun tentunya untuk testing tetap dibutuhkan PCR test sebagai gold standard," imbuhnya.
Ia juga menambahkan, pengembangan yang dilakukan juga mencakup Mobile Lab BSL-2 untuk menambah kapasitas pengujian di berbagai daerah yang mengalami lonjakan kasus infeksi Covid-19. Saat ini alat tersebut sudah dipakai di beberapa rumah sakit.
Pihaknya juga tengah memodifikasi alat tersebut sehingga bentuknya tidak lagi besar seperti kontainer, tetapi sudah dalam bentuk bus.
Inovasi lainnya juga mencakup ventilator. Ada enam jenis ventilator yang sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan sehingga telah diproduksi oleh industri dan dipakai beberapa rumah sakit di Indonesia.
Pengembangan inovasi lainnya yaitu vaksin Merah Putih yang dikembangkan melalui berbagai platform. Vaksin ini dibuat dengan berbasis virus yang bersikulasi atau bertransmisi di Indonesia.
Saat ini kebutuhan vaksin Covid-19, pemerintah menjalankan dua jalur paralel yaitu kerja sama dengan negara lain untuk jangka pendek dan pengembangan vaksin Merah Putih di dalam negeri untuk jangka panjang.
(maf)
tulis komentar anda