Menristek Ungkap 61 Inovasi Dikembangkan untuk Tangani Corona
Selasa, 20 Oktober 2020 - 17:32 WIB
JAKARTA - Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional ( Kemenristek /BRIN) mengungkapkan, telah mengerjakan berbagai inovasi untuk penanganan Covid-19 (virus Corona) .
(Baca juga: Tips Mengasuh dan Merawat Bayi di Masa Pandemi Covid-19)
Sejak Mei 2020, berbagai proyek inovasi sudah dibuat melalui Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 yang terdiri dari perguruan tinggi, lembaga penelitian, BUMN maupun industri swasta, dan kementerian terkait lainnya.
(Baca juga: Bubarkan Balap Liar di Medan, Polisi Lepaskan Tembakan Peringatan)
Menristek Bambang PS Brodjonegoro memaparkan, lebih dari 61 produk inovasi yang sedang dan telah dikembangkan untuk penanggulangan Corona. Berbagai produk di antaranya adalah rapid test antibody yang saat ini produksinya sudah mencapai 350 ribu unit per bulan.
"Diperkirakan sebelum akhirnya tahun ini, produksinya mencapai 1 juta unit per bulan. Kami sudah bekerja sama dengan dua perusahaan swasta yang sebentar lagi akan bertambah menjadi empat," kata Bambang dalam konferensi persnya, Selasa (20/10/2020).
Produk lainnya yang sudah diproduksi yaitu PCR test kit yang digunakan untuk pengujian sampel swab dengan mesin PCR. Produksinya saat ini sudah mencapai satu juta unit per bulan. "Diperkirakan akan meningkat menuju 2 juta per bulan. Kami sudah kerja sama dengan PT Bio Farma," terang dia.
Kemudian, terkait pengembangan akurasi tes cepat atau deteksi Covid-19, saat ini sedang dilakukan uji validasi tahap II terhadap GeNose yang merupakan alat skrining buatan Universitas Gadjah Mada (UGM). Inovasi tersebut disinyalir bisa mendeteksi virus SARS Cov-2 dengan dari hembusan nafas.
"Ini inovasi yang luar biasa karena bisa mendeteksi virus Covid-19 secara akurat. Di dalam uji validasi tahap pertama, akurasinya mencapai 97 persen dibandingkan PCR yang merupakan gold standard. Tes ini juga relatif murah, harganya Rp40 juta per alat tetapi bisa digunakan sampai 100 ribu pengujian," ujarnya.
(Baca juga: Tips Mengasuh dan Merawat Bayi di Masa Pandemi Covid-19)
Sejak Mei 2020, berbagai proyek inovasi sudah dibuat melalui Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 yang terdiri dari perguruan tinggi, lembaga penelitian, BUMN maupun industri swasta, dan kementerian terkait lainnya.
(Baca juga: Bubarkan Balap Liar di Medan, Polisi Lepaskan Tembakan Peringatan)
Menristek Bambang PS Brodjonegoro memaparkan, lebih dari 61 produk inovasi yang sedang dan telah dikembangkan untuk penanggulangan Corona. Berbagai produk di antaranya adalah rapid test antibody yang saat ini produksinya sudah mencapai 350 ribu unit per bulan.
"Diperkirakan sebelum akhirnya tahun ini, produksinya mencapai 1 juta unit per bulan. Kami sudah bekerja sama dengan dua perusahaan swasta yang sebentar lagi akan bertambah menjadi empat," kata Bambang dalam konferensi persnya, Selasa (20/10/2020).
Produk lainnya yang sudah diproduksi yaitu PCR test kit yang digunakan untuk pengujian sampel swab dengan mesin PCR. Produksinya saat ini sudah mencapai satu juta unit per bulan. "Diperkirakan akan meningkat menuju 2 juta per bulan. Kami sudah kerja sama dengan PT Bio Farma," terang dia.
Kemudian, terkait pengembangan akurasi tes cepat atau deteksi Covid-19, saat ini sedang dilakukan uji validasi tahap II terhadap GeNose yang merupakan alat skrining buatan Universitas Gadjah Mada (UGM). Inovasi tersebut disinyalir bisa mendeteksi virus SARS Cov-2 dengan dari hembusan nafas.
"Ini inovasi yang luar biasa karena bisa mendeteksi virus Covid-19 secara akurat. Di dalam uji validasi tahap pertama, akurasinya mencapai 97 persen dibandingkan PCR yang merupakan gold standard. Tes ini juga relatif murah, harganya Rp40 juta per alat tetapi bisa digunakan sampai 100 ribu pengujian," ujarnya.
tulis komentar anda