Klarifikasi Polemik Good Looking, Menag Bandingkan dengan Pola Penyusupan Intelijen

Selasa, 08 September 2020 - 16:18 WIB
Karena, sambung Fachrul, karena kultum selepas salat Zuhur bisa memakan waktu 20-30 menit, maka tidak mungkin jika pengurus masjid yang memberi kultum. Sehingga, pengurus masjid pun membutuhkan orang. Namun, bukan berarti dirinya anti dengan orang yang good looking, pandai berbahasa Arab, agama, dan menghafal Quran. Tapi lebih kepada kehati-hatian dalam memilih orang sebagai pengisi ceramah di masjid.

Terlebih, purnawirawan Jenderal TNI bintang 4 ini melanjutkan, di dunia intelijen internasional juga memiliki cara yang sama untuk memasukkan orang dalam komunitas tertentu. Pasti dipilih orang yang good looking dan memiliki pengetahuan yang luas. Begitu juga dengan SnouckHurgronje di Aceh.

( ).

"Dipilihlah oleh Belanda orang yang punya pengetahuan agama bagus, kita nggak waspada, kita terima kemudian dia merusak Aceh dan Indonesia," katanya mencontohkan.

Kata dia, orang good looking, berbahasa Arab bagus, hafal Quran dan pengetahuan agama bagus itu dibutuhkan. Tapi paling tidak harus dicek terlebih dulu latar belakangnya, apakah ada jejak-jekak radikalisme.

"Kita cek dulu, punya akun nggak, oh clear, nggak punya paham radikal. Ini yang kita butuhkan. Paling kita butuhkan sekali di masjid itu ada anak-anak yang pengetahuan agamanya luas, hafal Quran dan sebagainya, diwaspadai akunnya dan sebagainya, bagus, itu yang kita perlu dukung," tuturnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(zik)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More