Petani Keluhkan Buruknya Kondisi Ekonomi, Sandiaga Uno Ungkap Kegerus Jadi Solusinya
Minggu, 30 Agustus 2020 - 02:26 WIB
"Mungkin sambal bisa diolah menjadi sambal taliwang, adanya ghost kitchen bisa bekerjasama dengan petani di Lombok Timur," katanya.
Sedangkan, para petani di Brebes Selatan, Bumiayu, Jawa Tengah yang mengeluhkan tidak lakunya produksi brokoli, kubis dan hasil panen lainnya dijawab Sandi sederhana.
Solusinya dengan menghadirkan kampung berbasis agrowisata. "Nanti bisa saja di-branding Bumiayu kampung apa, misalnya dimulai dengan membuat rangkaian bercocok tanam, menginap satu hari, ada freshmart-nya menjual kebutuhan bawang merah, brokoli, kubis, wortel bisa dikemas," ujar Sandi.
"Ini pariwisata era baru karena kita tidak boleh dalam ruangan, tapi pariwisata berbasis alam," tambahnya.
Ciptakan Ketahanan Pangan
Inovasi dan pengembangan bisnis yang dilakukan UMKM ditegaskan Sandi dapat membangun ketahanan pangan dari lingkup keluarga. (Baca juga: Ini Penjelasan Kementan soal Ganja Jadi Tanaman Obat)
"Kita jangan sampai ketinggalan jaman, ayo bergerak ke pangan hadirkan inovasi pangan dari hulu ke hilir," ujarnya.
Langkah tersebut merujuk fakta yang menyebutkan Indonesia merupakan negara yang sangat rentan pada harga pangan, imbas impor yang cukup tinggi.
Jumlah impor Indonesia tercatat sebesar 50 persen dari kebutuhan nasional. "Tanah kita subur, petani kita rajin sekali. Kita harus hadirkan ketahanan pangan," kata Sandi.
"Dengan pandemi ini kita harus mengonsumsi berbasis needs (kebutuhan), yang tadinya berbasis wants (permintaan)," tambahnya.
Sedangkan, para petani di Brebes Selatan, Bumiayu, Jawa Tengah yang mengeluhkan tidak lakunya produksi brokoli, kubis dan hasil panen lainnya dijawab Sandi sederhana.
Solusinya dengan menghadirkan kampung berbasis agrowisata. "Nanti bisa saja di-branding Bumiayu kampung apa, misalnya dimulai dengan membuat rangkaian bercocok tanam, menginap satu hari, ada freshmart-nya menjual kebutuhan bawang merah, brokoli, kubis, wortel bisa dikemas," ujar Sandi.
"Ini pariwisata era baru karena kita tidak boleh dalam ruangan, tapi pariwisata berbasis alam," tambahnya.
Ciptakan Ketahanan Pangan
Inovasi dan pengembangan bisnis yang dilakukan UMKM ditegaskan Sandi dapat membangun ketahanan pangan dari lingkup keluarga. (Baca juga: Ini Penjelasan Kementan soal Ganja Jadi Tanaman Obat)
"Kita jangan sampai ketinggalan jaman, ayo bergerak ke pangan hadirkan inovasi pangan dari hulu ke hilir," ujarnya.
Langkah tersebut merujuk fakta yang menyebutkan Indonesia merupakan negara yang sangat rentan pada harga pangan, imbas impor yang cukup tinggi.
Jumlah impor Indonesia tercatat sebesar 50 persen dari kebutuhan nasional. "Tanah kita subur, petani kita rajin sekali. Kita harus hadirkan ketahanan pangan," kata Sandi.
"Dengan pandemi ini kita harus mengonsumsi berbasis needs (kebutuhan), yang tadinya berbasis wants (permintaan)," tambahnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda