Dukungan Sosial: Akhiri Kasus Lansia Meninggal Dalam Kesendirian

Selasa, 24 September 2024 - 12:50 WIB
Awal Januari 2024, seorang lansia berusia 74 tahun juga ditemukan tewas di rumahnya di Jalan Singgalang, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Ia tinggal seorang diri. Kematiannya baru diketahui ketika ada saudaranya yang berkunjung ke rumahnya. Karena dipanggil tidak menjawab, saudaranya menintip melalui jendela dan melihat korban sudah meninggal.

Di sinilah, terkait dengan kesehatan fisik, anak dan keluarga, serta pengasuh yang dipercaya (caregiver) dari lansia sebaiknya memahami berbagai masalah Kesehatan dan kemandirian yang menurun.

Tri Budi W Rahardjo, Guru Besar Gerontologi, menegaskan, lansia secara budaya harus tinggal bersama keluarga, dirawat oleh anak/keluarga. Ia berpendapat bahwa nilai tentang adat dan kewajiban bagi keluarga untuk merawat orang tuanya perlu ditanamkan melalui pendidikan formal dan informal.

Jika keadaan memaksa mereka harus tinggal sendiri tanpa ada anak di sampingnya, maka diharapkan yang harus berperan adalah sistem pendukung lainnya dari lingkungan sekitar, mulai dari tetangga, pengurus Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW), keanggotaan perkumpulan atau organisasi keagamaan di lingkungan kompleks tempat tinggal. Mereka harus secara sukarela dalam memberikan dukungan sosial berupa perhatian, pendampingan, dan kesediaan untuk menghubungi pihak anak atau keluarga jika terjadi sesuatu.

Selain itu, bagi warga lansia produktif, didorong untuk tetap bergabung dalam kegiatan sosial. Seperti kegiatan keagamaan (pengajian, sholat berjamaah (bagi yang Muslim), dan sebagainya), akan sangat membantu lansia agar tidak terisolasi dari lingkungan sosialnya. Maka, jika ada lansia yang selama ini aktif berkegiatan sosial, tetapi suatu ketika tidak hadir akan segera dengan mudah untuk dicari mengapa, lansia tersebut harus dikunjungi. Selain itu, di masyarakat kita telah hadir pos pelayanan terpadu (posyandu) lansia dan bina keluarga lansia sebagai wadah untuk memantau kondisi lansia.

Meskipun layanan ini sebarannya belum merata di daerah maupun di wilayah pemukiman warga urban.

Edukasi, sosialisasi dan partisipasi warga sangat penting terus dilakukan. Ini penting, karena meskipun beberapa kali terjadi lansia ditemukan setelah meninggal berhari-hari, fenomena tersebut jarang menjadi pembahasan serius di masyarakat, bahkan di tingkat pemerintahan. Jangan ada lagi lansia yang ditemukan meninggal secara mengenaskan. Jangan ada lagi lansia ditemukan setelah beberapa hari dari waktu meninggal.

Penyadaran keluarga dan masyarakat, seperti bahwa sesibuk apapun anak/keluarga, tanggung jawab mengurus orang tua adalah hal utama dan tugas mulia. Jika tidak bisa secara langsung merawat orang tua, kita bisa mencari pengasuh/perawat pengganti (caregiver) bagi orang tua kita.

Selain itu, kehadiran posyandu dan posbindu di masyarakat perlu ditingkatkan perannya dalam hal memantau lansia terutama yang mempunyai risiko tertentu. Ketika anak/keluarga terdekat tidak hadir bagi lansianya, setidaknya ada pihak lain yang bisa hadir dan menolong mereka.

Pendataan dan pemetaan dari pemerintahan setempat, seperti di rumah mana saja yang di dalamnya terdapat warga lansia. Jika perlu, rumah tersebut diberi tanda khusus sehingga masyarakat sekitar tahu ada lansia di rumah tersebut. Gerakan ini penting dilakukan agar tidak ada lagi lansia yang ditemukan meninggal dalam kondisi tragis, dalam kesendirian, dan kesunyian. Sebagai manusia, mereka berhak mendapatkan penghormatan hingga akhir hayatnya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More