Dukungan Sosial: Akhiri Kasus Lansia Meninggal Dalam Kesendirian
Selasa, 24 September 2024 - 12:50 WIB
Panti Jompo, Alternatif atau Kebutuhan?
Soeprapto, Sosiolog Universitas Gajah Mada (UGM), memberi tanggapan terhadap respons masyarakat mengenai orang tua sebaiknya dititipkan di panti jompo. Pro kontra ini sudah lama sebenarnya muncul, Kembali mencuat setelah viral meninggalnya pasangan suami istri dalam waktu berdekatan baik yang terjadi di Tangerang maupun yang terjadi di Bogor, Jawa Barat.Menurutnya, masyarakat seharusnya tidak lagi melihat panti jompo sebagai tempat membuang orang tua oleh anak mereka. Karena di panti jompo, orang tua justru akan lebih terurus dan diperhatikan. Menurutnya, daripada anak-anak mereka sibuk atau tinggal berjauhan, sehingga tidak memungkinkan mengurus mereka, lebih baik orang tua “dititipkan” di panti.
Jika anak atau keluarga merasa malu karena budaya kita masih memandang jika menitipkan orangtua di panti sebagai Tindakan “durhaka” dan tidak pantas. Maka, Suprapto mengusulkan solusi lain. Yaitu agar anak/keluarga menggunakan jasa pengasuh atau perawat (caregiver) yang khusus mengurus dan menjaga orang tua mereka (Pro3 RRI, 21/7/2024).
Menurut Suprapto, kasus meninggalnya pasutri lansia yang tidak didampingi oleh anak dan keluarga disebabkan oleh kemungkinan penyebab mengapa mereka wafat dalam kesendirian. Pertama, kesibukan anak-anak dan perbedaan jarak tempat tinggal. Kedua, orang tua yang tidak ingin tinggal bersama anak dan lebih nyaman tinggal di rumah mereka sendiri.
Ketiga, komunikasi yang tidak baik dan lancar antara anak dan orang tua. Keempat, terjadi perselisihan antara orang tua dan anak yang membuat anak akhirnya tidak peduli dengan orang tuanya. Keempat hal tersebut mungkin yang menjadi penyebab kasus pasangan lansia di Bogor.
Berdasarkan keterangan tetangga yang sudah berkali-kali menghubungi anak-anaknya namun mereka tidak pernah mau datang ke rumah orang tuanya, bahkan konon pada saat orang tuanya meninggal tidak ada satupun anak-anaknya yang hadir sampai prosesi pemakaman.
Menurut Suprapto, panti jompo sudah menjadi solusi agar para lansia tetap merasa Bahagia dan terurus. Pihak keluarga dan anak-anak mereka masih dapat berkunjung secara rutin ke panti jompo. Apalagi di zaman sekarang yang teknologi komunikasi memberi kemudahan kepada keluarga dan pihak panti untuk saling memberi kabar tentang kondisi orang tuanya. Di panti jompo mereka bisa berkegiatan yang lebih produktif. Mereka bertemu dan hidup Bersama dengan teman yang seusia dengan mereka.
Dukungan Sosial Keluarga, Masyarakat, dan Negara
Kasus lansia, pasutri lansia yang meninggal dalam kesendirian dan kesunyian sudah beberapa kali terjadi di masyarakat kita. Padahal Indonesia, sejak dahulu sangat terkenal dengan budaya saling menjaga antar keluarga. Seharusnya ini dapat dijadikan sebagai dasar dukungan dan kepedulian sosial semua pihak terhadap warga lansia. Dukungan keluarga, dukungan masyarakat, dan pemerintah sudah menjadi niscaya. Ini adalah masalah sosial yang membutuhkan penyelesaian masalah.Selain payung hukum bagi perlindungan lansia, di Indonesia sudah memiliki program perlindungan sosial yang menjadikan kelompok lansia sebagai kelompok sasaran kebijakan dan program, baik di tingkat nasional maupun daerah. Seperti program Bantu lanjut Usia (Bantu LU) dan Program Keluarga Harapan (PKH) komponen lansia (meskipun cakupannya masih sangat terbatas) dan program bantuan sosial lainnya yang khusus menyasar kepada kelompok lansia.
Dua kasus meninggalnya pasutri lansia tersebut di atas menambah deretan pasangan suami istri lansia, Sukardjo (70) dan Surati (60), ditemukan tewas di rumahnya di dusun Sanggrahan, Desa Mungkid, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda