AI Pengganti Pekerja?
Senin, 19 Agustus 2024 - 10:47 WIB
Kini, teknologi adalah jawaban dalam meningkatkan efisiensi, baik dalam proses produksi maupun off production seperti logistik dan manajemen rantai pasok. Penggunaan teknologi digital – seperti Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) – telah memungkinkan perusahaan untuk mengotomatisasi proses produksi, meningkatkan akurasi, dan mengurangi limbah.
Studi dari McKinsey (2023) menyebutkan bahwa perusahaan yang mengadopsi teknologi digital dalam operasional mereka dapat meningkatkan produktivitas hingga 30%. Selain itu, teknologi juga membantu dalam kegiatan off production dengan mengoptimalkan rantai pasokan dan distribusi, yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya operasional.
Teknologi dan Kompetisi
Teknologi memiliki karakteristik yang unik, di mana sebuah teknologi akan bersaing untuk menjadi yang terbaik. Dalam persaingan ini, teknologi yang paling cepat, efisien, dan mudah digunakan (friendly use), lebih murah akan menjadi pemenang dan menguasai pasar.
Fenomena tersebut sering disebut dengan istilah “the winner takes all” di mana teknologi yang unggul akan mendominasi pasar dan mendapatkan porsi terbesar dari pangsa pasar. Pasalnya, seiring dengan dominasi teknologi tertentu di pasar, harga teknologi tersebut cenderung mengalami penurunan seiring waktu.
Tatkala teknologi baru pertama kali diperkenalkan, maka harganya melambung tinggi karena biaya pengembangan dan produksi yang belum efisien. Sebaliknya, ketika teknologi tersebut diadopsi secara luas dan produksi meningkat, harga akan mengalami penurunan.
Penurunan harga merupakan cerminan adanya siklus inovasi yang berulang. Sebelum munculnya teknologi baru yang lebih canggih, harga teknologi yang ada akan terus menurun hingga mencapai titik di mana inovasi baru muncul dan menggantikan teknologi lama. Pun siklus tersebut terus berulang di berbagai industri sehingga menciptakan dinamika pasar yang selalu berubah.
AI merupakan salah satu teknologi yang saat ini sedang berkembang pesat dan diharapkan dapat diintegrasikan ke dalam berbagai sektor ekonomi, baik jasa maupun non-jasa. AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi operasional, mulai dari automasi proses bisnis, analisis data yang lebih cepat, hingga pengambilan keputusan yang lebih akurat.
Berdasarkan laporan dari PwC (PricewaterhouseCoopers), penerapan AI dapat meningkatkan produktivitas global hingga 14% pada tahun 2030, menunjukkan betapa besar dampak AI dalam dunia kerja. Saat ini, AI telah mulai diterapkan dalam berbagai sektor, seperti manufaktur, keuangan, kesehatan, dan logistik.
Pada sektor manufaktur, AI digunakan untuk mengoptimalkan proses produksi dan meminimalkan kesalahan manusia. Di sektor keuangan, AI membantu dalam analisis risiko dan keputusan investasi. Pada layanan kesehatan, AI digunakan untuk diagnosa penyakit dan personalisasi perawatan. Implementasi AI ini menunjukkan bahwa teknologi ini tidak hanya memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi, tetapi juga untuk membawa inovasi yang signifikan dalam berbagai industri.
Studi dari McKinsey (2023) menyebutkan bahwa perusahaan yang mengadopsi teknologi digital dalam operasional mereka dapat meningkatkan produktivitas hingga 30%. Selain itu, teknologi juga membantu dalam kegiatan off production dengan mengoptimalkan rantai pasokan dan distribusi, yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya operasional.
Teknologi dan Kompetisi
Teknologi memiliki karakteristik yang unik, di mana sebuah teknologi akan bersaing untuk menjadi yang terbaik. Dalam persaingan ini, teknologi yang paling cepat, efisien, dan mudah digunakan (friendly use), lebih murah akan menjadi pemenang dan menguasai pasar.
Fenomena tersebut sering disebut dengan istilah “the winner takes all” di mana teknologi yang unggul akan mendominasi pasar dan mendapatkan porsi terbesar dari pangsa pasar. Pasalnya, seiring dengan dominasi teknologi tertentu di pasar, harga teknologi tersebut cenderung mengalami penurunan seiring waktu.
Tatkala teknologi baru pertama kali diperkenalkan, maka harganya melambung tinggi karena biaya pengembangan dan produksi yang belum efisien. Sebaliknya, ketika teknologi tersebut diadopsi secara luas dan produksi meningkat, harga akan mengalami penurunan.
Penurunan harga merupakan cerminan adanya siklus inovasi yang berulang. Sebelum munculnya teknologi baru yang lebih canggih, harga teknologi yang ada akan terus menurun hingga mencapai titik di mana inovasi baru muncul dan menggantikan teknologi lama. Pun siklus tersebut terus berulang di berbagai industri sehingga menciptakan dinamika pasar yang selalu berubah.
AI merupakan salah satu teknologi yang saat ini sedang berkembang pesat dan diharapkan dapat diintegrasikan ke dalam berbagai sektor ekonomi, baik jasa maupun non-jasa. AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi operasional, mulai dari automasi proses bisnis, analisis data yang lebih cepat, hingga pengambilan keputusan yang lebih akurat.
Berdasarkan laporan dari PwC (PricewaterhouseCoopers), penerapan AI dapat meningkatkan produktivitas global hingga 14% pada tahun 2030, menunjukkan betapa besar dampak AI dalam dunia kerja. Saat ini, AI telah mulai diterapkan dalam berbagai sektor, seperti manufaktur, keuangan, kesehatan, dan logistik.
Pada sektor manufaktur, AI digunakan untuk mengoptimalkan proses produksi dan meminimalkan kesalahan manusia. Di sektor keuangan, AI membantu dalam analisis risiko dan keputusan investasi. Pada layanan kesehatan, AI digunakan untuk diagnosa penyakit dan personalisasi perawatan. Implementasi AI ini menunjukkan bahwa teknologi ini tidak hanya memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi, tetapi juga untuk membawa inovasi yang signifikan dalam berbagai industri.
tulis komentar anda