3 Sasaran Kredit Pembiayaan KB Bank Tingkatkan Kinerja Bisnis, Mobil Listrik hingga Medical Industry

Selasa, 30 Juli 2024 - 16:00 WIB
Tom mengatakan, Pemerintah Indonesia mendukung percepatan program konversi motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi motor listrik. KB Bank berkomitmen memperkuat aspek environmental, social, and governance (ESG), sebagai standar atau pedoman yang digunakan perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnis yang berkelanjutan.

“Jakarta saja banyak menghasilkan karbon sehingga kualitas udara yang kurang baik. Dengan beralih dari BBM ke listrik diharapkan membantu memulihkan kualitas udara. Kami mendukung environment. Saya optimistis bila di Jakarta beralih dari kendaraan, baik bus, mobil pribadi maupun motor ke tenaga listrik yang akan memulihkan kualitas udara,” katanya



Melalui fasilitas kredit pembiayaan di tiga ekosistem bisnis, BBKP akan terus tumbuh menjadi bank yang lebih besar lagi. (Foto: dok Bank)

Sektor Agrikultur

Tidak hanya di sektor kendaraan listrik, KB Bank yang hingga Mei 2024 mencatat pertumbuhan kredit baru sebesar 79,34% secara tahunan (year on year/yoy), turut menggaet ekosistem agrikultur. Tom menyampaikan bahwa Indonesia memiliki wilayah luas, dengan sumber daya alam yang jauh lebih banyak daripada Korea. Sektor agrikultur punya potensi maju di Indonesia pada masa depan.

“Saya yakin Indonesia akan terus tumbuh, juga masyarakat kelas menengah yang akan terus naik. Kalau kita mau seperti itu kita harus meningkatkan taraf hidup para petani. Pastinya agrikultur sangat luas, kami nggak mungkin jump in ke seluruh produksi bahan pangan, prioritas kami saat ini di perkebunan tebu,” ujar Tom.

KB Bank menunjuk PT Rajawali sebagai anchor perusahaan. PT Rajawali memiliki banyak perkebunan tebu, seperti di Jawa Tengah, Cirebon, dan Malang. Untuk sektor agrikultur seperti kebun tebu juga tidak mudah, karena ada ekosistemnya, dan tidak berhenti pada pembiayaan.

Dari kebun tebu menjadi gula ada banyak tahapan yang harus dilalui. Untuk perkebunan misalkan, petani membutuhkan pembiayaan untuk pengadaan benih, pupuk, hingga persiapan tanam. Ada proses berkebun dan setelah memanen tebu, perlu diolah oleh pabrik untuk menjadi gula dan dipasarkan.

“Kami bekerja sama dengan perusahaan yang memiliki mesin satelit, yang bisa menilai kualitas pangan, kualitas air, yang bisa membantu petani agar kualitas panen mereka bisa ditingkatkan,” ujarnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More