Skandal Impor Beras Berpotensi Bebani Devisa Negara
Jum'at, 19 Juli 2024 - 19:41 WIB
“Jika merujuk data BPS yang mencatat pada Maret 2024 Indonesia sudah mengimpor beras sebanyak 567,22 ribu ton atau senilai USD371,60 juta. Berarti Bulog mengimpor beras dengan harga rata-rata USD655/MT CIF Indonesia,” ungkapnya.
Menurut Hari, kebohongan Bulog semakin terkuak lantaran realisasi harga dari pemenang tender lainnya jauh lebih tinggi daripada penawaran perusahaan asal Vietnam Tan Long Group yang hanya USD538/ton.
Tan Long Group menyebut salah satu anggotanya yakni Loc Troi berhasil memenangkan tender Bulog 100.000 ton beras lantaran mengajukan harga lebih rendah USD15/ton dari yang mereka tawarkan. Harga ini jauh lebih rendah dari yang ditawarkan Tan Long group sebesar USD538/ton.
Namun, dalam data yang dimiliki Bulog atau joint stock realisasi harga dari pemenang tender yakni Loc Troi sebesar USD604/ton. Padahal berkaca klaim dari Tan Long Group, maka Loc Troi seharusnya hanya mengajukan harga penawaran hanya sebesar USD523/Ton Free on Board (FOB).
Dengan demikian, jika dihitung dari Cost, Insurance, and Freight (CIF) LOC TROI yang ada di dalam data Bulog yakni USD604/ton terdapat selisih harga USD46/ton. Terlebih jika harga CIF milik Loc Troi dikurangi USD15/ton dari harga penawaran Tan Long USD573/ton yaitu USD558/ton.
“Ini selisih dari Loc Troi yang dapat order 100 ribu/ton x USD46/ton = USD4,6 juta. Ini mark up harga Bulog dari 1 perusahaan, Loc Troi. Belum mark up dari perusahaan lain yang jumlahnya 2,2 juta ton. Untungnya lebih dari Rp2,7 triliun. Ini skandal Bapanas-Bulog Gate 2024,” ungkap Hari.
Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan membeberkan perhitungannya soal kerugian negara yang ditimbulkan apabila mark up terjadi pada impor beras 2023 dan Januari-April 2024 yang mencapai 4,83 juta ton.
“Total impor beras tahun 2023 mencapai 3,06 juta ton, dan Januari-April 2024 sudah mencapai 1,77 juta ton. Total 4,83 juta ton. Kalau modus mark up sebesar USD117/ton ini terjadi sejak tahun 2023, maka kerugian negara mencapai USD565 juta atau sekitar Rp8,5 triliun,” ujar Anthony, Kamis (11/7/2024).
Menurut Hari, kebohongan Bulog semakin terkuak lantaran realisasi harga dari pemenang tender lainnya jauh lebih tinggi daripada penawaran perusahaan asal Vietnam Tan Long Group yang hanya USD538/ton.
Tan Long Group menyebut salah satu anggotanya yakni Loc Troi berhasil memenangkan tender Bulog 100.000 ton beras lantaran mengajukan harga lebih rendah USD15/ton dari yang mereka tawarkan. Harga ini jauh lebih rendah dari yang ditawarkan Tan Long group sebesar USD538/ton.
Namun, dalam data yang dimiliki Bulog atau joint stock realisasi harga dari pemenang tender yakni Loc Troi sebesar USD604/ton. Padahal berkaca klaim dari Tan Long Group, maka Loc Troi seharusnya hanya mengajukan harga penawaran hanya sebesar USD523/Ton Free on Board (FOB).
Dengan demikian, jika dihitung dari Cost, Insurance, and Freight (CIF) LOC TROI yang ada di dalam data Bulog yakni USD604/ton terdapat selisih harga USD46/ton. Terlebih jika harga CIF milik Loc Troi dikurangi USD15/ton dari harga penawaran Tan Long USD573/ton yaitu USD558/ton.
“Ini selisih dari Loc Troi yang dapat order 100 ribu/ton x USD46/ton = USD4,6 juta. Ini mark up harga Bulog dari 1 perusahaan, Loc Troi. Belum mark up dari perusahaan lain yang jumlahnya 2,2 juta ton. Untungnya lebih dari Rp2,7 triliun. Ini skandal Bapanas-Bulog Gate 2024,” ungkap Hari.
Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan membeberkan perhitungannya soal kerugian negara yang ditimbulkan apabila mark up terjadi pada impor beras 2023 dan Januari-April 2024 yang mencapai 4,83 juta ton.
“Total impor beras tahun 2023 mencapai 3,06 juta ton, dan Januari-April 2024 sudah mencapai 1,77 juta ton. Total 4,83 juta ton. Kalau modus mark up sebesar USD117/ton ini terjadi sejak tahun 2023, maka kerugian negara mencapai USD565 juta atau sekitar Rp8,5 triliun,” ujar Anthony, Kamis (11/7/2024).
(jon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda