Pramuka, Karakter Bangsa, dan Peradaban Dunia

Rabu, 17 April 2024 - 06:00 WIB
Direktur KSKK Madrasah, Ditjen Pendis, Kementerian Agama RI sekaligus Pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Muchamad Sidik Sisdiyanto. FOTO/IST
H Muchamad Sidik Sisdiyanto, SAg, MPd

Direktur KSKK Madrasah, Ditjen Pendis, Kementerian Agama RI

Pengurus Kwartir Nasional Gerakan Pramuka



KETIKA
perang dunia pertama (28 Juli 1914-11 November 1918), keadaan genting membuat orang berpikir bahwa anak-anak muda harus disiapkan untuk menghadapi situasi tak menentu seperti kala itu. Syukur-syukur jika anak-anak muda bisa membantu keadaan genting yang ada di sekitarnya. Atas dasar pikiran tersebut Baden-Powel, seorang warga negeri Inggris mendirikan gerakan kepanduan 1 Agustus 1907. Catatannya atas kegiatan kepanduan tersebut ia bukukan dalam sebuah buku berjudul Scouting for Boy. Buku tersebut ternyata membangkitkan kesadaran gerakan kepanduan di dunia.



Di Indonesia secara resmi gerakan kepanduan ini masuk pada 1912 di Bandung melalui sebuah organisasi kepanduan yang diinisiasi oleh Pemerintah Hindia Belanda Bernama Nederlandesche Padvinders Organisatie (NPO) yang kemudian pada 1916 berubah menjadi Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV). Kata Pramuka sendiri dicetuskan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang berasal dari Bahasa Jawa 'Poromuko' yang berarti pasukan terdepan dalam perang. Secara resmi kata Pramuka adalah sebuah singkatan dari Praja Muda Karana yang berarti jiwa muda yang suka berkarya.

Gerakan pramuka yang berdasar pada kegiatan kepanduan dirasakan benar urgensinya sejak lama, bahkan sebelum bangsa ini Merdeka. Setelah Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) berdiri, lalu berturut-turut muncul berbagai Gerakan kepanduan di Tanah Air, seperti Javaansche Padvinders Organisatie, Pandu Ansor, Padvinder Muhammadiyah (Hizbul Wathan), Nationale Padvinderij, Syarikat Islam Afdeling Pandu, Kepanduan Bangsa Indonesia, Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie, Pandu Indonesia, Padvinders Organisatie Pasundan, Pandu Kesultanan, El-Hilaal, Al Wathoni, Tri Darma (Kristen), Kepanduan Asas Katolik Indonesia, dan Kepanduan Masehi Indonesia.

Mereka menjadi penopang bagi survivalisme masyarakat atas keadaan yang ada. Tidak saja survival dalam konteks pasif bahkan untuk survival dalam konteks aktif. Organisasi-organisasi tersebut mewarnai jagad kepanduan sebelum semuanya menyatu dalam sebuah organisasi kepanduan Bernama Gerakan Pramuka yang diperingati hari kelahirannya pada 14 Agustus 1961. Jalan panjang gerakan kepanduan yang embrionya dimulai sejak tahun 1912.

Bahkan lebih jauh, gerakan kepanduan yang hadir memberikan kesadaran bagi bangsa Indonesia untuk bangkit dari penjajahan dan mampu berdiri di atas kaki sendiri. Oleh karenanya gerakan-gerakan kepanduan saat itu banyak terlibat dalam gerakan kemerdekaan bangsa Indonesia dan bahkan menjadi cikal bakal bagi lahirnya tantara dan polisi di Indonesia.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More