Pengamat Politik Nilai Situasi Usai Pemilu 2024 Cukup Kondusif
Jum'at, 22 Maret 2024 - 17:09 WIB
JAKARTA - Pengamat politik Arfianto Purbolaksono menilai suasana usai Pemilu 2024 relatif damai. Dirinya membandingkan dengan Pemilu 2014 dan 2019 yang eskalasi konfliknya cukup panas karena ada polarisasi.
"Kalau lihat sejauh ini memang ada demo-demo dilakukan di masa rekapitulasi nasional. Tapi nampaknya tidak sebesar tahun 2019 dan ini membuktikan bahwa masyarakat tidak terlalu berpengaruh lagi terhadap persaingan pilpres," kata Arfianto, Jumat (22/3/2024).
Menurut dia, saat ini tugas dari rakyat atau masyarakat sebenarnya sudah selesai. Tahapan selanjutnya adalah perjuangan para elite politik terkait gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Karena itu, kata pria yang akrab disapa Anto ini, justru eskalasi konflik meningkat di tataran elite politik. Meski sudah ada penetapan resmi oleh Komisi Pemiihan Umum (KPU) terkait hasil Pemilu 2024, para elite berusaha melawan hasil tersebut salah satunya dengan mengajukan gugatan ke MK.
"Saat ini memang suasana panas masih terjadi di kalangan elite terutama di kontestasi pilpres. Dari tiga pasang calon, 01 dan 03 berusaha sedemikian rupa untuk tetap bertahan agar narasi yang dibangun saat ini tetap menggambarkan mereka ini tetap dalam koridor yang ada," ujar Anto.
"Kalau masyarakat sebenarnya tugas mereka sudah selesai sekarang elite yang berkepentingan di MK," sambung Manajer Riset dan Program The Indonesian Institute For Public Policy Research (TII) ini.
Atas fakta itu, lanjut Anto, ia mengapresiasi masyarakat Indonesia yang turut serta menjaga situasi sebelum dan setelah Pemilu 2024 tetap kondusif. “Masyarakat sudah belajar bahwa dari tahun tahun sebelumnya, ada polarisasi. Sekarang adem ayem dan cukup, semua selesai tinggal menjalankan kehidupan sehari-hari," pungkasnya.
"Kalau lihat sejauh ini memang ada demo-demo dilakukan di masa rekapitulasi nasional. Tapi nampaknya tidak sebesar tahun 2019 dan ini membuktikan bahwa masyarakat tidak terlalu berpengaruh lagi terhadap persaingan pilpres," kata Arfianto, Jumat (22/3/2024).
Menurut dia, saat ini tugas dari rakyat atau masyarakat sebenarnya sudah selesai. Tahapan selanjutnya adalah perjuangan para elite politik terkait gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Karena itu, kata pria yang akrab disapa Anto ini, justru eskalasi konflik meningkat di tataran elite politik. Meski sudah ada penetapan resmi oleh Komisi Pemiihan Umum (KPU) terkait hasil Pemilu 2024, para elite berusaha melawan hasil tersebut salah satunya dengan mengajukan gugatan ke MK.
"Saat ini memang suasana panas masih terjadi di kalangan elite terutama di kontestasi pilpres. Dari tiga pasang calon, 01 dan 03 berusaha sedemikian rupa untuk tetap bertahan agar narasi yang dibangun saat ini tetap menggambarkan mereka ini tetap dalam koridor yang ada," ujar Anto.
"Kalau masyarakat sebenarnya tugas mereka sudah selesai sekarang elite yang berkepentingan di MK," sambung Manajer Riset dan Program The Indonesian Institute For Public Policy Research (TII) ini.
Atas fakta itu, lanjut Anto, ia mengapresiasi masyarakat Indonesia yang turut serta menjaga situasi sebelum dan setelah Pemilu 2024 tetap kondusif. “Masyarakat sudah belajar bahwa dari tahun tahun sebelumnya, ada polarisasi. Sekarang adem ayem dan cukup, semua selesai tinggal menjalankan kehidupan sehari-hari," pungkasnya.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda