Gus Fahrur Ingatkan Pemilu Bukan untuk Memecah Belah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi atau akrab disapa Gus Fahrur mengingatkan bahwa pemilu bukan untuk memecah belah. Masyarakat diajak bersatu untuk membangun masa depan usai Pemilu 2024.
Jangan larut pada perbedaan pandangan politik, karena tujuan pesta demokrasi bukan untuk memecah belah. Gus Fahrur mengatakan Indonesia sudah melewati beberapa pemilu setelah era reformasi.
Terbukti Indonesia bisa melewati berbagai dinamika yang muncul dari pemilu. “Mari berdemokrasi secara dewasa, siap kalah dan siap memang, lalu bersatu kembali membangun bangsa Indonesia. Pemilu hanyalah cara memilih pemimpin, bukan untuk berpecah-belah,” kata Gus Fahrur, Selasa (19/3/2024).
Gus Fahrur mengimbau masyarakat agar memperbanyak ibadah di bulan Ramadan. Aspirasi terkait hasil pemilu ada baiknya disampaikan melalui wakil rakyat di DPR. “Jangan sampai batal puasa karena demo,” ujarnya.
Sedangkan pemerintah dan instansi yang terkait hendaknya memberikan sosialisasi dan informasi yang akurat sesuai data yang masuk dan menerima aspirasi masyarakat dengan baik, melalui tata cara dan mekanisme yang berlaku.
“Silakan masyarakat menyampaikan aspirasinya melalui jalur konstitusi, hindarilah gerakan yang menggangu ketertiban dan kenyamanan masyarakat. Di era digital saat ini jangan mudah percaya dengan berita hoaks dan provokasi. Keselamatan Bangsa Indonesia adalah segalanya,” pungkasnya.
Jangan larut pada perbedaan pandangan politik, karena tujuan pesta demokrasi bukan untuk memecah belah. Gus Fahrur mengatakan Indonesia sudah melewati beberapa pemilu setelah era reformasi.
Terbukti Indonesia bisa melewati berbagai dinamika yang muncul dari pemilu. “Mari berdemokrasi secara dewasa, siap kalah dan siap memang, lalu bersatu kembali membangun bangsa Indonesia. Pemilu hanyalah cara memilih pemimpin, bukan untuk berpecah-belah,” kata Gus Fahrur, Selasa (19/3/2024).
Gus Fahrur mengimbau masyarakat agar memperbanyak ibadah di bulan Ramadan. Aspirasi terkait hasil pemilu ada baiknya disampaikan melalui wakil rakyat di DPR. “Jangan sampai batal puasa karena demo,” ujarnya.
Sedangkan pemerintah dan instansi yang terkait hendaknya memberikan sosialisasi dan informasi yang akurat sesuai data yang masuk dan menerima aspirasi masyarakat dengan baik, melalui tata cara dan mekanisme yang berlaku.
“Silakan masyarakat menyampaikan aspirasinya melalui jalur konstitusi, hindarilah gerakan yang menggangu ketertiban dan kenyamanan masyarakat. Di era digital saat ini jangan mudah percaya dengan berita hoaks dan provokasi. Keselamatan Bangsa Indonesia adalah segalanya,” pungkasnya.
(rca)