Sebelum Kata-Kata Berakhir

Rabu, 20 Maret 2024 - 06:59 WIB
Juga saat berhadapan dengan kekerasan yang terjadi di belahan dunia manapun, yang mulanya sebagai akar dendam—dalam kaca mata GM: Kekerasan hanya bisa menyelamatkan manusia dan dunia jika keadilan mewujudkan dirinya dengan memandang orang lain, yang-bukan-kita, sebagai tubuh yang mungkin terinjak. (hal. 100)

Gumam yang Melawan

Dari pelbagai tulisannya, GM memang lebih meraba atau memilih warna yang abu-abu. Baginya putih tak mesti melulu putih, demikian sebaliknya. Dalam beberapa tulisan yang membahas GM, disebutkan pula jika dirinya memang ambigu. Tapi justru karena keambiguannya tersebut kita kembali memetakan apa yang coba ditelaah GM, menguraikannya jalin temali dari esai-esainya dan merangkaikannya sendiri.

baca juga: Haedar Nashir Luncurkan Buku Jalan Baru Moderasi Beragama

Maka apa yang pernah diungkapkan pula oleh GM, jika memang dirinya mengambil pelbagai esainya dari realitas yang terjadi. Setiap peristiwa seakan turut dipulas oleh rangkaian kalimatnya. Dan ia mengakui jika untuk membuat satu tulisan esai di Catatan Pinggir sendiri memerlukan kurang lebih lima buku sekaligus.

Sebagai sebuah gumam yang panjang, gumam yang menguliti setiap tragedi dari sejarah kehidupan manusia. Sejarah yang dibangun dari setiap tetesan darah, kekalahan demi kekalahan. Uniknya, GM memang dalam tulisannya bisa saja melompat dari satu kisah ke kisah lainnya. Meskipun di antara kisah-kisah yang tersuguh ada benang merah, mungkin sekadar napak tilas. Tapi justru memperkuat gagasan yang ditawarkannya, walaupun ia tak memberikan semacam kesimpulan bagi tulisannya.

GM dengan paparannya seperti memberikan “kemerdekaan” bagi pembacanya untuk menyaring inti sari dari sejumput kisah, sekelumit sejarah yang hadir. Banyak tulisannya yang dibiarkan “mengambang”—meskipun GM dengan rinci menjabarkan “data” yang dimilikinya. Setidaknya GM telah berupaya untuk menuliskan pelbagai puzzle sejarah, mitos, sejumlah tragedi, pelbagai puisi dan prosa yang telah dilupakan banyak orang, pun kisah orang-orang yang meninggalkan pembaruan bagi dunia.

Catatan Pinggir GM, saya kira tetap menjadi rujukan untuk menemukan sesuatu, yang mungkin pula tak pernah bersifat final atau memberikan kepastian/kesimpulan terhadap suatu hal. Namun, tulisan-tulisannya sepanjang 46 tahun telah menjelma jadi artefak yang memberi referensi bagi kehidupan sosial juga umat manusia sepanjang zaman.

baca juga: Dibantu Buku dari MNC Peduli, Anak-anak LKSA Rumah Pengharapan Baru Antusias

Sebelum kata-kata berakhir dituliskan GM, ia telah memberikan semacam ensiklopedia yang menjamah pelbagai sisi kehidupan dengan tafsiran yang kaya. Bahan bacaan yang “gurih” bagi generasi setelahnya. Sebagaimana yang dingkap GM dalam pembuka buku ini:

Dengan kiasannya, esai, sebagaimana puisi, tak menyorotkan kesimpulan yang obyektif. Tapi di baliknya membayang gerak “kebenaran” yang mengatasi subyektivitas. Dengan itu, “kebenaran” yang sudah aus (dalam kata-kata Nietzsche, ibarat “mata uang gobang yang sudah hilang gambarnya dan hanya jadi logam biasa”) bisa punya nilai. (hal. xviii)

Judul Buku : Catatan Pinggir 15 (kumpulan tulisan)

Penulis : Goenawan Mohamad

Penerbit : Tempo Publishing

Tahun : Mei 2023
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More