Canda Wapres soal Ramadan: Jangan Puasa Belakangan, Lebaran Ikut yang Duluan
Kamis, 07 Maret 2024 - 18:17 WIB
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin merespons perbedaan awal Ramadan 1445 Hijriah . Wapres meminta semua umat Islam untuk menghargai setiap perbedaan.
Dia pun sempat berkelakar kepada awak media yang mengajukan pertanyaan bahwa jangan sampai puasa ikut yang belakangan, tapi Lebaran ikut yang duluan.
"Pokoknya yang ikut pemerintah, ikut pemerintah, tapi Lebarannya ikut pemerintah. Kalau Lebarannya ikut Muhammadiyah, Lebarannya ikut Muhammadiyah. Jangan waktu puasa ikut pemerintah lebih belakang, giliran Lebaran ikut yang lebih dulu, itu tidak betul itu," ujar Wapres usai menghadiri acara di Tangerang, Banten, Kamis (7/3/2024).
Wapres juga meminta semua umat untuk saling pengertian dan legowo merespons potensi perbedaan awal Ramadan 1445 Hijriah.
"Sikap yang kita harus bagun adalah sikap saling pengertian, legowo untuk bisa berbeda. Dan itu sudah lama kita berbeda, jadi masing-masing saja," tutur Wapres.
Wapres pun mengatakan bahwa setiap organisasi Islam besar di Indonesia baik Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama (NU) punya kriteria sendiri untuk menentukan awal Ramadan.
"Perbedaan Ramadan saya kira itu sudah menjadi, setiap ada tinggi hilal di bawah 2 derajat, pasti ada perbedaan, karena perbedaan kriteria, pemerintah NU, dan berbagai ormas itu menganggap bahwa harus tingginya bisa di rukyah, nah Muhammadiyah itu lihatnya asal wujud saja. Karena itu untuk menyamakan kriteria ini kan belum ketemu," papar Wapres.
Diketahui, Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa tanggal 11 Maret, sementara pemerintah maupun NU masih akan menunggu hasil dari Sidang Isbat pada 10 Maret mendatang.
"Kalau mungkin besok Muhammadiyah masuk Senin, mungkin pemerintah Selasa, ya silakan Senin atau Selasa," pungkasnya.
Dia pun sempat berkelakar kepada awak media yang mengajukan pertanyaan bahwa jangan sampai puasa ikut yang belakangan, tapi Lebaran ikut yang duluan.
"Pokoknya yang ikut pemerintah, ikut pemerintah, tapi Lebarannya ikut pemerintah. Kalau Lebarannya ikut Muhammadiyah, Lebarannya ikut Muhammadiyah. Jangan waktu puasa ikut pemerintah lebih belakang, giliran Lebaran ikut yang lebih dulu, itu tidak betul itu," ujar Wapres usai menghadiri acara di Tangerang, Banten, Kamis (7/3/2024).
Wapres juga meminta semua umat untuk saling pengertian dan legowo merespons potensi perbedaan awal Ramadan 1445 Hijriah.
"Sikap yang kita harus bagun adalah sikap saling pengertian, legowo untuk bisa berbeda. Dan itu sudah lama kita berbeda, jadi masing-masing saja," tutur Wapres.
Wapres pun mengatakan bahwa setiap organisasi Islam besar di Indonesia baik Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama (NU) punya kriteria sendiri untuk menentukan awal Ramadan.
"Perbedaan Ramadan saya kira itu sudah menjadi, setiap ada tinggi hilal di bawah 2 derajat, pasti ada perbedaan, karena perbedaan kriteria, pemerintah NU, dan berbagai ormas itu menganggap bahwa harus tingginya bisa di rukyah, nah Muhammadiyah itu lihatnya asal wujud saja. Karena itu untuk menyamakan kriteria ini kan belum ketemu," papar Wapres.
Diketahui, Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa tanggal 11 Maret, sementara pemerintah maupun NU masih akan menunggu hasil dari Sidang Isbat pada 10 Maret mendatang.
"Kalau mungkin besok Muhammadiyah masuk Senin, mungkin pemerintah Selasa, ya silakan Senin atau Selasa," pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda