Praktik Baik MBKM
Kamis, 07 Maret 2024 - 17:11 WIB
Faozan Amar
Dosen FEB UHAMKA
Direktur Eksekutif Al Wasath Institute
BEBERAPA tahun terakhir ini, setiap kali saya mengajar, selalu ada mahasiswa yang berasal dari luar kampus. Ada yang berasal dari Aceh, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Maluku Utara dan lain-lain. Begitu juga sebaliknya, ada mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang saya ampu, minta izin tidak masuk kelas, karena sedang mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dan Program Kampus Mengajar.
Mereka sangat senang mengikuti program tersebut, karena dapat menambah ilmu, pengalaman, teman dan jaringan. Bahkan ada yang bercerita; kalau tanpa mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka, mungkin saya entah kapan bisa datang ke Jakarta. Luar biasa. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) juga membuatnya untuk mengasah hard skill maupun soft skill dari pada akademisi.
Sehingga di masa depan mereka bisa berkembang menjadi lulusan-lulusan perguruan tinggi dengan kemampuan yang relevan sesuai kebutuhan zaman. Persaingan yang tinggi di dunia kerja membuat manusia harus keluar dari zona nyaman. Mereka tidak hanya mampu bersaing tetapi memenangkan persaingan itu sendiri.
Kebijakan MBKM yang diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sejak akhir Januari 2020, memberikan tantangan dan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas, kemandirian, kapasitas dan kebutuhan mahasiswa di luar program studi dan di luar perguruan tinggi selama tiga semester.
Penelitian Setiyani dkk (2022) tentang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Universitas Trisakti, menunjukan bahwa pemahaman mahasiswa tentang MBKM ini masih kecil, akan tetapi 60,87% menyatakan tertarik untuk mengikuti program MKBM. Tiga Program MBKM yang diminati mahasiswa adalah pertukaran pelajar, magang/praktik kerja, dan kewirausahaan. Mahasiswa menilai implikasi pelaksanaan MBKM ini pada keterampilan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks, memperluas perspektif, bekal bekerja setelah lulus, peningkatan soft skill dan persiapan menghadapi masa pascakampus.
Karena program MBKM harus terus menerus disosialisasikan, utamanya pada praktik baik yang telah dilaksanakan beserta dengan manfaat yang dirasakan oleh seluruh stake holder pendidikan. Dengan demikian program MBKM dapat tetap eksis pada masa-masa yang akan datang.
Dosen FEB UHAMKA
Direktur Eksekutif Al Wasath Institute
BEBERAPA tahun terakhir ini, setiap kali saya mengajar, selalu ada mahasiswa yang berasal dari luar kampus. Ada yang berasal dari Aceh, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Maluku Utara dan lain-lain. Begitu juga sebaliknya, ada mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang saya ampu, minta izin tidak masuk kelas, karena sedang mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dan Program Kampus Mengajar.
Mereka sangat senang mengikuti program tersebut, karena dapat menambah ilmu, pengalaman, teman dan jaringan. Bahkan ada yang bercerita; kalau tanpa mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka, mungkin saya entah kapan bisa datang ke Jakarta. Luar biasa. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) juga membuatnya untuk mengasah hard skill maupun soft skill dari pada akademisi.
Sehingga di masa depan mereka bisa berkembang menjadi lulusan-lulusan perguruan tinggi dengan kemampuan yang relevan sesuai kebutuhan zaman. Persaingan yang tinggi di dunia kerja membuat manusia harus keluar dari zona nyaman. Mereka tidak hanya mampu bersaing tetapi memenangkan persaingan itu sendiri.
Kebijakan MBKM yang diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sejak akhir Januari 2020, memberikan tantangan dan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas, kemandirian, kapasitas dan kebutuhan mahasiswa di luar program studi dan di luar perguruan tinggi selama tiga semester.
Penelitian Setiyani dkk (2022) tentang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Universitas Trisakti, menunjukan bahwa pemahaman mahasiswa tentang MBKM ini masih kecil, akan tetapi 60,87% menyatakan tertarik untuk mengikuti program MKBM. Tiga Program MBKM yang diminati mahasiswa adalah pertukaran pelajar, magang/praktik kerja, dan kewirausahaan. Mahasiswa menilai implikasi pelaksanaan MBKM ini pada keterampilan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks, memperluas perspektif, bekal bekerja setelah lulus, peningkatan soft skill dan persiapan menghadapi masa pascakampus.
Karena program MBKM harus terus menerus disosialisasikan, utamanya pada praktik baik yang telah dilaksanakan beserta dengan manfaat yang dirasakan oleh seluruh stake holder pendidikan. Dengan demikian program MBKM dapat tetap eksis pada masa-masa yang akan datang.
Lihat Juga :
tulis komentar anda