Kampanye Prabowo dan Konektivitas Budaya dalam Landscape Marketing di Indonesia

Selasa, 05 Maret 2024 - 19:25 WIB
Dengan memenuhi beragam preferensi konsumen Indonesia, dunia usaha dapat secara efektif melibatkan audiens target mereka dan mendorong loyalitas merek.

Intinya, keberhasilan dalam lanskap barang konsumsi yang kompetitif di Indonesia memerlukan lebih dari sekedar produk yang luar biasa: Hal ini memerlukan pemahaman yang berbeda mengenai budaya dan pendekatan yang disesuaikan dengan keterlibatan konsumen.

Dengan merangkul keragaman budaya Indonesia yang kaya dan menyesuaikan strategi mereka, dunia usaha dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan konsumen dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan.

Perspektif Pemasaran Emic Vs. Etic

Terkait pemasaran di Indonesia, dunia usaha harus memahami dan mengapresiasi pendekatan emic (perspektif budaya internal) dan etic (perspektif budaya eksternal).

Pemasaran emic melibatkan pemahaman nilai, norma, dan kepercayaan suatu budaya dari dalam budaya itu sendiri, sedangkan pemasaran etic mengacu pada analisis budaya dari sudut pandang orang luar.

Misalnya, pendekatan pemasaran yang emic di Indonesia mungkin melibatkan pendalaman budaya lokal, memahami nuansa gotong royong, dan menyusun pesan-pesan pemasaran yang sesuai dengan nilai-nilai komunal.

Di sisi lain, pendekatan etic mungkin melibatkan pelaksanaan riset pasar untuk mengidentifikasi tren budaya secara menyeluruh dan kemudian menyesuaikan strategi pemasaran.

Dengan merangkul perspektif emic dan etic, dunia usaha dapat mengembangkan strategi pemasaran yang sensitif secara budaya dan efektif dalam menarik konsumen Indonesia.
(ars)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More