Asa Rudal Nasional, Mungkinkah Terwujud?
Kamis, 22 Februari 2024 - 05:15 WIB
Ada juga rudal Petir V-101. Rudal buatan PT Sari Bahari itu disebut mampu melesat dengan kecepatan 260 km per jam, tak mudah terbaca radar, memiliki kemampuan antisipasi frekuensi yang berubah. Dengan kemampuan ini membuat Rudal Petir V-101 tak kalah canggih dari berbagai rudal lainnya.
baca juga: Galangan Kapal Swasta Terdepan Dorong Kemandirian Alutsista
Berbagai fakta yang ada menunjukkan bahwa fondasi mewujudkan asa rudal nasional sudah tersedia. SDM Indonesia juga sudah memiliki kapasitas cukup untuk berkembang dan menjawab tantangan baru. Pertanyaan yang kemudian yang harus dijawab, apakah jika Indonesia secara swamandiri, termasuk dengan melakukan reverse engineering rudal C705, mengembangkan rudal nasional akan mampu menghasilkan rudal menggetarkan sekelas Atmaca atau Exocet MM40 Block 3 yang kini menjadi andalan TNI AL?
Pertanyaan lain, jika tanpa bantuan Turki atau negara sahabat lain, butuh waktu berapa lama lagi Indonesia akan mampu membuat rudal nasional sendiri dengan kualitas bisa diandalkan? Sementara di sisi lain, perkembangan geopolitik dan geomiliter di berbagai kawasan dunia sangat liar, hingga menuntut semua negara mengonsolidasikan kekuatan militernya.
Tak kalah urgent-nya adalah pentingnya Indonesia mengakselerasi visi kemandirian alutsista, termasuk rudal nasional di dalamnya. Kemandirian bukan strategis untuk memutus ketergantungan dan memastikan keamanan persediaan alutsista dalam situasi dibutuhkan, tapi juga meningkatkan bargaining of positiondalam diplomasi militer dan deterrent effect menghadapi ancaman dari negara atau aliansi manapun.
Sebagai ilustrasi dampak negara yang memiliki kemandirian alutsista yang kokoh, lihatlah bagaimana seperti Turki dan Iran selalu berani bicara lantang untuk menyampaikan kepentingannya, dan tidak ada negara manapun yang mengusik atau mengancamnya.
baca juga: Tanggapi Soal Alutsista Bekas, Wamenhan: Hanya Mengisi Kekosongan
Keterbukaan kesediaan Turki memberikan ToT dan membantu Indonesia merupakan jembatan emas mewujudkan asa membangun rudal nasional. Melalui kerja sama dengan Turki, Indonesia bisa mendapat atau menguasai puzzle teknologi rudal yang selama ini belum dikuasai.
Apabila harapan ini terwujud, Indonesia bukan sebatas mampu mengubah R-HAN menjadi rudal jelajah anti-kapal, tapi juga akan membuat berbagai varian rudal lain untuk memperkuat matra darat, laut dan udara. Karena itulah, kabar baik dari Turki harus dikejar dan dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh. (*)
baca juga: Galangan Kapal Swasta Terdepan Dorong Kemandirian Alutsista
Berbagai fakta yang ada menunjukkan bahwa fondasi mewujudkan asa rudal nasional sudah tersedia. SDM Indonesia juga sudah memiliki kapasitas cukup untuk berkembang dan menjawab tantangan baru. Pertanyaan yang kemudian yang harus dijawab, apakah jika Indonesia secara swamandiri, termasuk dengan melakukan reverse engineering rudal C705, mengembangkan rudal nasional akan mampu menghasilkan rudal menggetarkan sekelas Atmaca atau Exocet MM40 Block 3 yang kini menjadi andalan TNI AL?
Pertanyaan lain, jika tanpa bantuan Turki atau negara sahabat lain, butuh waktu berapa lama lagi Indonesia akan mampu membuat rudal nasional sendiri dengan kualitas bisa diandalkan? Sementara di sisi lain, perkembangan geopolitik dan geomiliter di berbagai kawasan dunia sangat liar, hingga menuntut semua negara mengonsolidasikan kekuatan militernya.
Tak kalah urgent-nya adalah pentingnya Indonesia mengakselerasi visi kemandirian alutsista, termasuk rudal nasional di dalamnya. Kemandirian bukan strategis untuk memutus ketergantungan dan memastikan keamanan persediaan alutsista dalam situasi dibutuhkan, tapi juga meningkatkan bargaining of positiondalam diplomasi militer dan deterrent effect menghadapi ancaman dari negara atau aliansi manapun.
Sebagai ilustrasi dampak negara yang memiliki kemandirian alutsista yang kokoh, lihatlah bagaimana seperti Turki dan Iran selalu berani bicara lantang untuk menyampaikan kepentingannya, dan tidak ada negara manapun yang mengusik atau mengancamnya.
baca juga: Tanggapi Soal Alutsista Bekas, Wamenhan: Hanya Mengisi Kekosongan
Keterbukaan kesediaan Turki memberikan ToT dan membantu Indonesia merupakan jembatan emas mewujudkan asa membangun rudal nasional. Melalui kerja sama dengan Turki, Indonesia bisa mendapat atau menguasai puzzle teknologi rudal yang selama ini belum dikuasai.
Apabila harapan ini terwujud, Indonesia bukan sebatas mampu mengubah R-HAN menjadi rudal jelajah anti-kapal, tapi juga akan membuat berbagai varian rudal lain untuk memperkuat matra darat, laut dan udara. Karena itulah, kabar baik dari Turki harus dikejar dan dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh. (*)
(hdr)
tulis komentar anda