Tanggapi Soal Alutsista Bekas, Wamenhan: Hanya Mengisi Kekosongan

Jum'at, 12 Januari 2024 - 19:27 WIB
loading...
Tanggapi Soal Alutsista...
Wakil Menteri Pertahanan Muhammad Herindra memberikan keterangan soal alutsista di Media Centre Indonesia Maju, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/1/2024). Foto: Ist
A A A
JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menegaskan saat ini alutsista Indonesia semakin maju. Meski membeli barang lama, namun kondisinya layak pakai dan telah di-upgrade.

Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Pertahanan Muhammad Herindra di Media Centre Indonesia Maju, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/1/2024).

Dia menegaskan saat ini teknologi keamanan Indonesia mampu bersaing dengan negara maju. "Tapi kenapa membeli alutsista lama. Karena butuh waktu untuk mendatangkan yang baru. Karena itulah sambil menunggu kekosongan kita isi dengan yang alutsista itu," ujarnya.

Menurut dia, membeli alutsista dari beberapa negara tidak semudah dipikirkan. Sekalipun memiliki uang, namun pihaknya harus memiliki diplomasi politik sehingga negara itu mau memberikan alatnya.

"Saya tidak sependapat soal barang bekas. Toh waktu usia masih panjang. Kayak kapal bisa 30 tahun, belum kapal induk bisa 100 tahun," katanya.

Selain memperkuat alutsista, Kemenhan juga meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui Universitas Pertahanan (Unhan). Lewat itu, mahasiswa dilatih dan didik menciptakan teknologi pertahanan.

Direktur Utama PT LEN Industri Bobby Rasyidin meluruskan informasi terkait alutsista. Bobby yang merupakan pimpinan holding BUMN industri pertahanan atau Defend ID memberikan pemahaman tentang salah kaprah soal alutsista bekas.

"Pertama, operating readiness apakah masih layak operasi, lalu combat readiness apakah masih layak tempur, dan safety level terkait keselamatan untuk kru," ujar Bobby.

Dia menyampaikan alutsista memiliki struktur seperti mesin serta sistem meliputi navigasi, sistem operasi, dan sistem tempur yang harus diperhatikan perawatannya. Banyak platform alutsista seperti kapal perang yang didesain berumur panjang hingga 100 tahun.

"Yang berubah cepat itu adalah sistemnya. Karena makin ke sini, perang itu bukan perang fisik lagi melainkan perang elektronika seperti platform yang namanya perawatan program," katanya.

Untuk itu, perawatan dan pemeriksaan terhadap struktur sekaligus sistem menjadi hal yang utama dalam setiap alutsista. "Yang paling penting itu bagaimana melakukan modernisasi dan upgrade sistem supaya alutsista ini tidak ketinggalan zaman," ujar Bobby.

Dalam perang Rusia dan Ukraina, Bobby mencontohkan militer Rusia yang masih menggunakan tank T72 buatan 1968 dan pesawat SU Sukhoi 25. Rusia juga masih menggunakan pesawat SU Sukhoi 27 yang buatan Uni Soviet pada 1976-1978 untuk menjaga Air Force Rusia.

"Ketika bicara alutsista yang sudah berumur, lihat perang Rusia-Ukraina. Itu masih layak tempur. Kalau kita lihat lagi, Global Military Index, nomor satu ini Israel loh. Perang dengan Hamas dia pakai tank Merkava tahun 1978, sudah 45 tahun usianya. Yang terpenting dia merawat strukturnya," katanya.
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1732 seconds (0.1#10.140)