BKKBN Ajak Bersama Wujudkan Indonesia Ramah Disabilitas

Rabu, 12 Agustus 2020 - 22:23 WIB
Dari jumlah tersebut baru 40% penyandang disabilitas usia sekolah yang bersekolah dan 60% sisanya belum mendapat layanan pendidikan yang optimal.

Menurut Badan Pusat Statistik, dampak dari kondisi pendidikan yang rendah menyebabkan posisi penyandang disabilitas menjadi mengalami problem anda yaitu pertama kondisi disabilitas itu sendiri dan kedua daya saing yang rendah akibat system social dan kondisi lingkungan yang kurang mendukung terhadap penyandang disabilitas.

Hasto mengatakan, BKKBN bekerja sama dengan lembaga pemerintah maupun lembaga sosial yang langsung menangani disabilitas khususnya remaja. Sesuai UU 19 tahun 2011 yang berkaitan dengan konvensi hak-hak manusia penyandang disabilitas. Ada poin-poin yang memperkuat peran BKKBN.

“Kebebasan mereka untuk memilih dan berencana sangat diakomodasi dalam undang-undang. Kemudian kita juga memberikan respek terhadap keluarga, rumah dan lingkungan mereka sendiri,” katanya.

Rektor UNS Jamal Wiwoho dalam sambutannya mengatakan, UNS sudah sejak tahun 1968 mendirikan Pendidikan Luar Biasa dan Pusat Studi Disabilitas yang berdiri sejak 1994 dan melengkapi kampus dengan segala sarana dan prasarana yang ramah bagi penyandang disabilitas.

UNS juga mendidik 28 mahasiswa disabilitas dan saat ini membuka pendaftaran seleksi mandiri jalur disabilitas. Bahkan mahasiswa UNS pernah mendapatkan medali saat kejuaraan Asian Paaragames 2018 lalu.

Sayangnya, kata dia, masyarakat masih belum sepenuhnya ramah terhadap disabilitas. Padahal UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas menyebutkan bahwa setiap penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dalam pendidikan, kesehatan, pekerjaan kewirausahaan dan koperasi, kesejahteraan sosial, habilitasi dan rehabilitasi, hak hidup secara mandiri dan dilibatkan dalam masyarakat, serta hak berekspresi, berkomunikasi dan mendapatkan informasi.

Sementara itu, mahasiswa penyandang disabilitas, Surya Sahetapy mengamini kondisi tersebut, “Teman teman penyandang disabilitas tidak mengalami hambatan secara fisik. Hambatan yang kami rasakan bukan dari kami, tapi dari faktor eksternal. Apa bapak ibu punya teman penyandang disabilitas? Bertemanlah dengan mereka, dan kita dengarkan apa yang menjadi kebutuhan mereka sehingga kita bisa memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, lanjut Surya.

Sementara itu, Munawir Yusuf menyampaikan tips bagaimana memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya ramah terhadap disabilitas. “Di masyarakat ada kelompok organisasi remaja, misal karang taruna, remaja masjid, yang terkait kepemudaan. Persoalannya tidak di setiap daerah memahami tentang keberadaan penyandang disabilitas. Karena itu, ketika di kampung atau masyarakat ada penyandang disabilitas, kata kunci yang pertama adalah harus diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagain kegiatan di kampung,” tuturnya.

Munawir memberikan contoh di kampungnya yang memberikan kesempatan penyandang disabilitas untuk beribadah ke masjid dengan merangkak. Hal ini tentunya akan berhasil jika masyarakat memberikan kesempatan mereka untuk berpartisipasi layaknya anggota masyarakat. “Mereka (penyandang disabilitas-red) harus berpartisipasi secara riil, “ lanjut Munawir.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More