5 Program Pengembangan SDM #BanggaMelayaniBangsa ala LAN dan GNIK
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berkomitmen dalam melayani bangsa, Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) selalu menggaungkan berbagai program dengan tujuan pengembangan keahlian dan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Salah satunya melalui kolaborasi dengan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI) pada Sabtu, 12 Oktober 2024.
Sebuah forum yang diikuti oleh 300 Director Human Resources dari perusahaan swasta di Indonesia, para JPT madya dan pratama di lingkungan LAN serta beberapa pegiat dari GNIK. Kegiatan yang digelar di Auditorium Prof. Agus Dwiyanto, Gedung A Lantai 2, Kantor LAN, Jalan Veteran Nomor 10 Jakarta Pusat itu bertajuk “Transformasi Wajah Birokrasi Indonesia: Kolaborasi LAN dan 300 Best Company di Indonesia”.
Dengan tema pembahasan “The World is Changing, Dirupsi dalam Era Digital”, Shinta merasakan 3 hal saat mengikuti ASN Talent Academy:
* Merasakan menjadi peran nasabah, agar tahu apa yang kurang dari pelayanan perusahaan.
* Perlu continue improvement (one service - one feedback, e-smart bank sinarmas, mystery shopper, inclusivity awareness, futuristic office, open public space, connecting people).
* Prinsip “Rencana 20 tahun ke depan dan apa yang kamu berikan” yang diarahkan mentornya selama program, menumbuhkan inovasi dan manfaat luar biasa bagi Shinta.
Pada dasarnya korporasi dan pemerintah sama, yaitu melayani warga dan bangsa Indonesia, dengan tujuan mengolah skill dan kompetensi dalam mempersiapkan SDM #BanggaMelayaniBangsa.
Melalui forum dengan cita-cita besar ini, diharapkan mampu menjadi human doing daripada human being, tidak hanya critical thinking tapi juga harus spiritual thinking, bagaimana cara kita relating, kemudian collaborating yang give and reflex, sampai menuju acting.
Ketua Steering Committee GNIK Dr. Yunus Triyonggo menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam transformasi ASN. Dia menjelaskan bahwa AI dapat menjadi alat bantu yang powerful bagi ASN dalam menjalankan tugasnya.
"Negara paling beruntung bukan yang menciptakan teknologi, tetapi yang mampu memanfaatkannya," tegas Dr. Yunus Triyonggo.
Data yang dipaparkan menunjukkan bahwa sebanyak 92% responden mengakui pentingnya AI dalam bekerja. Namun, 48% pemimpin masih khawatir tentang perencanaan dan visi dalam penerapan AI. “Sehingga banyak individu yang proaktif dalam mengadopsi AI sebesar 76% untuk pekerjaan mereka,” pungkasnya.
MG/Luthfiyyah Rahmadiena
Sebuah forum yang diikuti oleh 300 Director Human Resources dari perusahaan swasta di Indonesia, para JPT madya dan pratama di lingkungan LAN serta beberapa pegiat dari GNIK. Kegiatan yang digelar di Auditorium Prof. Agus Dwiyanto, Gedung A Lantai 2, Kantor LAN, Jalan Veteran Nomor 10 Jakarta Pusat itu bertajuk “Transformasi Wajah Birokrasi Indonesia: Kolaborasi LAN dan 300 Best Company di Indonesia”.
Berikut program-program yang menjadi wadah pengembangan dari GNIK
1. ASN Talent Academy
Shinta Putri Permata Dewi selaku Peserta Terbaik ASN Talent Academy Angkatan II, yang kini menjabat sebagai Pegawai Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan berbagi pengalamannya mengikuti program canangan GNIK. Dulu, Shinta seorang pekerja dari private sector yang mencoba ke public sector.Dengan tema pembahasan “The World is Changing, Dirupsi dalam Era Digital”, Shinta merasakan 3 hal saat mengikuti ASN Talent Academy:
* Merasakan menjadi peran nasabah, agar tahu apa yang kurang dari pelayanan perusahaan.
* Perlu continue improvement (one service - one feedback, e-smart bank sinarmas, mystery shopper, inclusivity awareness, futuristic office, open public space, connecting people).
* Prinsip “Rencana 20 tahun ke depan dan apa yang kamu berikan” yang diarahkan mentornya selama program, menumbuhkan inovasi dan manfaat luar biasa bagi Shinta.
2. National Internship Program
Internship program dari BUMN dan private sector untuk mengadopsi keunggulan strategi peningkatan pelayanan publik dan work culture di korporasi.3. Learning Ecosystem
Kolaborasi swasta - birokrasi dalam bidang pengembangan kompetensi ASN dengan harapan menjadi ekosistem baru yang mumpuni dalam mengatasi Gap Kompetensi ASN.4. Leadership Joint Program
Program pelatihan level kepemimpinan tongkat pengawas hasil dari kolaborasi dengan LAN RI, private sector dan instansi pemerintah luar negeri (fokus utamanya benchmark) untuk menciptakan kompetensi manajerial baru yang mengedepankan profesionalitas, agile, dan tidak birokratif.5. Human Capital Development Plan
Sebuah sistem perencanaan hingga implementasi terkait career path yang terintegritasi pengembangan kompetensi untuk 4 juta ASN.Pada dasarnya korporasi dan pemerintah sama, yaitu melayani warga dan bangsa Indonesia, dengan tujuan mengolah skill dan kompetensi dalam mempersiapkan SDM #BanggaMelayaniBangsa.
Melalui forum dengan cita-cita besar ini, diharapkan mampu menjadi human doing daripada human being, tidak hanya critical thinking tapi juga harus spiritual thinking, bagaimana cara kita relating, kemudian collaborating yang give and reflex, sampai menuju acting.
Ketua Steering Committee GNIK Dr. Yunus Triyonggo menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam transformasi ASN. Dia menjelaskan bahwa AI dapat menjadi alat bantu yang powerful bagi ASN dalam menjalankan tugasnya.
"Negara paling beruntung bukan yang menciptakan teknologi, tetapi yang mampu memanfaatkannya," tegas Dr. Yunus Triyonggo.
Data yang dipaparkan menunjukkan bahwa sebanyak 92% responden mengakui pentingnya AI dalam bekerja. Namun, 48% pemimpin masih khawatir tentang perencanaan dan visi dalam penerapan AI. “Sehingga banyak individu yang proaktif dalam mengadopsi AI sebesar 76% untuk pekerjaan mereka,” pungkasnya.
MG/Luthfiyyah Rahmadiena
(rca)