BKKBN Ajak Bersama Wujudkan Indonesia Ramah Disabilitas
Rabu, 12 Agustus 2020 - 22:23 WIB
JAKARTA - Setiap tanggal 12 Agustus, para remaja di dunia memperingati Hari Remaja Internasional dengan merayakan hal-hal yang berkaitan dengan remaja. Tahun ini tema yang diangkat, yakniYouth Engagement for Global Action atau Keterlibatan Remaja untuk Aksi Global.
Dengan tema tersebut, masyarakat dunia terkhusus para anak muda diajak untuk menyoroti cara-cara yang dapat ditempuh untuk terlibat dalam memperkaya lembaga dan proses di baliknya baik di tingkat lokal, nasional, dan global.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo berharap remaja Indonesia bisa lebih meningkatkan keterampilan, kemampuan dan kapasitas meski di tengah pandemi. Hal tersebut dikatakannya penting untuk mempersiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Berbicara mengenai remaja, kata dia, BKBBN menempatkannya sangat istimewa. Hal ini dapat dilihat dari proses rebranding yang dilakukan di awal tahun 2020 yang menyesuaikan program serta identitas lembaga dengan kondisi millenial.
“BKKBN merubah pendekatan program agar lebih relevan untuk generasi milenial dan zilenial, yaitu upaya rebranding seperti penyegaran penampilan logo, tagline,jingle, pendekatan lebih sesuai dengan selera dan dinamika generasi milenial dan zilenial,“ ungkap Deputi Bidang ADPIN, Nofrijal dalam Webinar bersama remaja disabilitas yang bertema Bersama Remaja Disabilitas Tingkatkan Program Generasi Berencana (Genre) pada Adaptasi Kebiasaan Baru, Rabu (8/12/2020). ( )
Webinar yang merupakan kerja sama BKKBN dan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) ini diikuti oleh 7.000-an ribuan peserta remaja.
Menghadirkan Deputi Bidang ADPIN BKKBN, Nofrijal, Rektor UNS Jamal Wiwoho, mahasiswa tuli di Rochester Institute of Technology, New York Surya Sahetapy, Kepala PSD LPPM UNS Munawir Yusuf.
Mengapa remaja disabilitas? karena jumlah penyandang disabilitas saat ini mencapai 11,580,117 orang, di antaranya 3,474,035 (penyandang disabilitas penglihatan), 3,010,830 (penyandang disabilitas fisik), 2,547,626 (penyandang disabilitas pendengaran), 1,389,614 (penyandang disabiltias mental) dan 1,158,012 (penyandang disabilitas kronis). Hal itu berdasarkan atas data Pusdatin Kementerian Kesehatan.
WHO menyebutkan di Indonesia terdapat sekitar 24 juta orang yang tergolong disabilitas, termasuk orang tua, disabilitas mental dan intelektual.
Dengan tema tersebut, masyarakat dunia terkhusus para anak muda diajak untuk menyoroti cara-cara yang dapat ditempuh untuk terlibat dalam memperkaya lembaga dan proses di baliknya baik di tingkat lokal, nasional, dan global.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo berharap remaja Indonesia bisa lebih meningkatkan keterampilan, kemampuan dan kapasitas meski di tengah pandemi. Hal tersebut dikatakannya penting untuk mempersiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Berbicara mengenai remaja, kata dia, BKBBN menempatkannya sangat istimewa. Hal ini dapat dilihat dari proses rebranding yang dilakukan di awal tahun 2020 yang menyesuaikan program serta identitas lembaga dengan kondisi millenial.
“BKKBN merubah pendekatan program agar lebih relevan untuk generasi milenial dan zilenial, yaitu upaya rebranding seperti penyegaran penampilan logo, tagline,jingle, pendekatan lebih sesuai dengan selera dan dinamika generasi milenial dan zilenial,“ ungkap Deputi Bidang ADPIN, Nofrijal dalam Webinar bersama remaja disabilitas yang bertema Bersama Remaja Disabilitas Tingkatkan Program Generasi Berencana (Genre) pada Adaptasi Kebiasaan Baru, Rabu (8/12/2020). ( )
Webinar yang merupakan kerja sama BKKBN dan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) ini diikuti oleh 7.000-an ribuan peserta remaja.
Menghadirkan Deputi Bidang ADPIN BKKBN, Nofrijal, Rektor UNS Jamal Wiwoho, mahasiswa tuli di Rochester Institute of Technology, New York Surya Sahetapy, Kepala PSD LPPM UNS Munawir Yusuf.
Mengapa remaja disabilitas? karena jumlah penyandang disabilitas saat ini mencapai 11,580,117 orang, di antaranya 3,474,035 (penyandang disabilitas penglihatan), 3,010,830 (penyandang disabilitas fisik), 2,547,626 (penyandang disabilitas pendengaran), 1,389,614 (penyandang disabiltias mental) dan 1,158,012 (penyandang disabilitas kronis). Hal itu berdasarkan atas data Pusdatin Kementerian Kesehatan.
WHO menyebutkan di Indonesia terdapat sekitar 24 juta orang yang tergolong disabilitas, termasuk orang tua, disabilitas mental dan intelektual.
Lihat Juga :
tulis komentar anda