Harga Jagung Melambung Tinggi, Ganjar Pranowo Sebut Peternak Tertekan Berat

Jum'at, 02 Februari 2024 - 16:13 WIB
Capres Nomor Urut 3 yang diusung Partai Perindo, Ganjar Pranowo mengatakan para peternak tengah tertekan lantaran harga jagung di sejumlah daerah melambung tinggi. Foto/TPN
JAKARTA - Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3 yang diusung Partai Perindo, Ganjar Pranowo mengatakan para peternak tengah tertekan lantaran harga jagung di sejumlah daerah melambung tinggi. Kondisi ini juga dipersulit oleh harga pakan jagung yang belakangan ini terkerek naik.

Pernyataan itu berdasarkan keluhan para peternak kepada Ganjar, ketika dirinya melakukan pertemuan langsung dengan mereka.



“Kami kemarin bicara dengan para peternak, mereka menyampaikan bahwa mereka dalam tekanan yang berat karena jagungnya sulit, pakan ternaknya mahal,” ujar Ganjar usai blusukan ke Pasar Pasar Palimo dan 16 Ilir, Palembang, Jumat (2/2/2024).

Jagung pakan di tingkat peternak memang menjadi satu dari enam komoditas yang berada di atas acuan penjualan (HAP). Di mana, harga jagung di tingkat peternak per 28 Januari 2024 menyentuh Rp8.651 per kilogram (Kg) atau lebih tinggi 73,02% dibandingkan HAP.



Tak hanya jagung dan pakan saja, Ganjar juga menyoroti rumor pengurangan pupuk subsidi untuk petani. Baginya, perkara ini akan berdampak bagi ketahanan pangan nasional.

Pasalnya, pengurangan pupuk subsidi hanya akan menambah persoalan saja, lantaran saat ini masih banyak petani yang belum mendapatkan akses pupuk bersubsidi yang disediakan pemerintah melalui PT Pupuk Indonesia (Persero).

Dia menyebut masih banyak petani yang mengeluh soal akses pupuk. Hal itu didapatinya manakala bertemu langsung dengan petani di beberapa daerah. Misalnya, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, hingga Kalimantan Barat.



“Kemarin kami juga bertemu dengan masyarakat, termasuk yang ada di Sumatera Selatan, tapi sudah beberapa bulan yang lalu saya bertemu di Sumatera Utara, di Kalimantan Barat kemarin terkait para petani juga problem pupuk,” paparnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(kri)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More