Gizi Terpenuhi, Stunting Hilang, Generasi Emas Tercapai
Jum'at, 26 Januari 2024 - 23:13 WIB
Perbaikan gizi masyarakat pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dengan konsumsi beragam makanan bergizi dan mengandung protein hewani setiap kali makan akan berdampak pada penurunan stunting. Untuk bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya harus mendapatkan ASI eksklusif dan dapat diberikan kepada bayi kapan pun bayi membutuhkan. Setelah bayi berusia 6 bulan, pemberian ASI tetap dilanjutkan disertai dengan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang memenuhi syarat tepat waktu, adekuat dan kaya protein hewani, aman dan diberikan dengan cara yang benar. Pastikan setiap kali makan MP ASI mengandung protein hewani dan pastikan pula anak dipantau pertumbuhannya setiap bulan.
Salah satu cara pemenuhan gizi di masyarakat dapat melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Salah satu yang di inisiasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional adalah Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT). Keberadaan DASHAT ini di Kampung Keluarga Berkualitas. Mengutip dalam panduannya bahwa DASHAT merupakan sebuah kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting (catin, bumil, busui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu), melalui pemanfaatan sumber daya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumber daya/kontribusi kemitraan lainnya.
DASHAT ini harus diwujudkan sebagai bentuk kepedulian antar sesama, kepedulian terhadap persiapan generasi berkualitas di masa datang, dan tentunya juga sebagai upaya peningkatan ekonomi keluarga. Dilaksanakan di Kampung Keluarga Berkualitas sebagai aktivitas nyata dalam upaya pembentukan keluarga berkualitas sebagaimana namanya yaitu Kampung Keluarga Berkualitas.
Kampung Keluarga Berkualitas yang memiliki kegiatan DASHAT, berharap ibu hamil, ibu mau hamil, ibu baru menyusui, semua mendapatkan nutrisi produk olahan dari DASHAT yang sehat. Sehingga di Kampung Keluarga Berkualitas tidak ada ibu yang mau hamil, ibu mau menikah dan ibu mau bulan madu tidak teratasi kondisi kesehatannya atau gizinya sebelum hamil. Begitu juga pada saat bayi sudah lahir lebih dari 6 (enam) bulan harus mendapat suplementasi, komplemen suplemen makanan tambahan selain ASI. Di Kampung Keluarga Berkualitas yang DASHAT ini juga tidak ada lagi bayi-bayi 1.000 HPK yang telantar yang tidak mendapatkan asupan makanan gizi seimbang untuk makanan tambahannya.
Indonesia kaya akan sumber daya pangan yang diproduksi, diperjualbelikan dan tersedia di Indonesia, yang sering disebut sebagai pangan lokal Indonesia. Bahkan ada juga beberapa jenis pangan tersedia di semua wilayah Indonesia tetapi memiliki cara pengolahan atau kuliner dan cita rasa yang unik di daerah tertentu. Ubi dan ikan tersedia di hampir semua wilayah Indonesia tetapi memiliki berbagai kuliner di berbagai daerah.
Sering kali kita beranggapan atau opini, jika kita mengkonsumsi makanan sehat itu mahal dan ini sangat salah. DASHAT ini secara ideologis ingin menghadirkan kedaulatan pangan, dengan mampu memproduksi sendiri, sehingga dapat berdikari dengan meningkatkan ketahanan pangan lokal. Kita mampu menghasilkan sendiri dan memproduksi sendiri pangan lokal yang sehat dan mengandung gizi seimbang dan tidak mahal. Banyak makanan alternatif yang tersedia di sekitar kita yang mengandung gizi setara dengan makanan yang dianggap mahal selama ini. Makanan untuk mencegah stunting seperti ikan atau telur sudah cukup, proteinnya besar tidak kalah dengan daging sapi.
Pelaksanaan DASHAT sangat beragam. tergantung dengan kondisi dan budaya masing-masing wilayah. Misalnya, salah satu desa di Kabupaten Kulonprogo, untuk kegiatan DASHAT, bahan makanan diperoleh dari Sektor Pertanian, Dana Desa/Kelurahan dan gotong royong masyarakat. Salah satu Desa di Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan ada yang mendapatkan bantuan CSR dari perusahaan tambang dan pengolahan dana Bumdes. DASHAT di salah wilayah di Kota Pekanbaru mendapatkan bantuan dari masyarakatnya dengan menyumbang telur dan uang secara sukarela. Masih banyak lagi keterlibatan pentahelix dalam pemenuhan gizi masyarakat melalui DASHAT.
Ke depan berharap DASHAT menghadirkan produk-produk lokal yang kemudian bisa menjawab kebutuhan gizi seimbang dan tantangan menurunkan stunting dan mencerdaskan kehidupan keluarga, menjadi keluarga yang berkualitas dan kampung keluarga yang berkualitas dan akhirnya menjadi bangsa yang besar, unggul dan maju sesuai yang dicita-citakan oleh pemerintah dan kita semuanya.
Pemenuhan Gizi melalui Pemberdayaan Masyarakat
Salah satu cara pemenuhan gizi di masyarakat dapat melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Salah satu yang di inisiasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional adalah Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT). Keberadaan DASHAT ini di Kampung Keluarga Berkualitas. Mengutip dalam panduannya bahwa DASHAT merupakan sebuah kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting (catin, bumil, busui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu), melalui pemanfaatan sumber daya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumber daya/kontribusi kemitraan lainnya.
Baca Juga
DASHAT ini harus diwujudkan sebagai bentuk kepedulian antar sesama, kepedulian terhadap persiapan generasi berkualitas di masa datang, dan tentunya juga sebagai upaya peningkatan ekonomi keluarga. Dilaksanakan di Kampung Keluarga Berkualitas sebagai aktivitas nyata dalam upaya pembentukan keluarga berkualitas sebagaimana namanya yaitu Kampung Keluarga Berkualitas.
Kampung Keluarga Berkualitas yang memiliki kegiatan DASHAT, berharap ibu hamil, ibu mau hamil, ibu baru menyusui, semua mendapatkan nutrisi produk olahan dari DASHAT yang sehat. Sehingga di Kampung Keluarga Berkualitas tidak ada ibu yang mau hamil, ibu mau menikah dan ibu mau bulan madu tidak teratasi kondisi kesehatannya atau gizinya sebelum hamil. Begitu juga pada saat bayi sudah lahir lebih dari 6 (enam) bulan harus mendapat suplementasi, komplemen suplemen makanan tambahan selain ASI. Di Kampung Keluarga Berkualitas yang DASHAT ini juga tidak ada lagi bayi-bayi 1.000 HPK yang telantar yang tidak mendapatkan asupan makanan gizi seimbang untuk makanan tambahannya.
Indonesia kaya akan sumber daya pangan yang diproduksi, diperjualbelikan dan tersedia di Indonesia, yang sering disebut sebagai pangan lokal Indonesia. Bahkan ada juga beberapa jenis pangan tersedia di semua wilayah Indonesia tetapi memiliki cara pengolahan atau kuliner dan cita rasa yang unik di daerah tertentu. Ubi dan ikan tersedia di hampir semua wilayah Indonesia tetapi memiliki berbagai kuliner di berbagai daerah.
Sering kali kita beranggapan atau opini, jika kita mengkonsumsi makanan sehat itu mahal dan ini sangat salah. DASHAT ini secara ideologis ingin menghadirkan kedaulatan pangan, dengan mampu memproduksi sendiri, sehingga dapat berdikari dengan meningkatkan ketahanan pangan lokal. Kita mampu menghasilkan sendiri dan memproduksi sendiri pangan lokal yang sehat dan mengandung gizi seimbang dan tidak mahal. Banyak makanan alternatif yang tersedia di sekitar kita yang mengandung gizi setara dengan makanan yang dianggap mahal selama ini. Makanan untuk mencegah stunting seperti ikan atau telur sudah cukup, proteinnya besar tidak kalah dengan daging sapi.
Pelaksanaan DASHAT sangat beragam. tergantung dengan kondisi dan budaya masing-masing wilayah. Misalnya, salah satu desa di Kabupaten Kulonprogo, untuk kegiatan DASHAT, bahan makanan diperoleh dari Sektor Pertanian, Dana Desa/Kelurahan dan gotong royong masyarakat. Salah satu Desa di Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan ada yang mendapatkan bantuan CSR dari perusahaan tambang dan pengolahan dana Bumdes. DASHAT di salah wilayah di Kota Pekanbaru mendapatkan bantuan dari masyarakatnya dengan menyumbang telur dan uang secara sukarela. Masih banyak lagi keterlibatan pentahelix dalam pemenuhan gizi masyarakat melalui DASHAT.
Ke depan berharap DASHAT menghadirkan produk-produk lokal yang kemudian bisa menjawab kebutuhan gizi seimbang dan tantangan menurunkan stunting dan mencerdaskan kehidupan keluarga, menjadi keluarga yang berkualitas dan kampung keluarga yang berkualitas dan akhirnya menjadi bangsa yang besar, unggul dan maju sesuai yang dicita-citakan oleh pemerintah dan kita semuanya.
tulis komentar anda