Dinamika Pengembangan Pesona Wisata
Senin, 25 Desember 2023 - 15:24 WIB
Meski di 2020 – 2021 sektor pariwisata sempat berjibaku mengalami penurunan tren kunjungan wisata akibat pandemi, namun kini sektor pariwisata Indonesia telah berhasil bangkit. Data Kemenparekraf RI mencatat bahwa di semester pertama 2023, kunjungan wisatawan Indonesia meningkat 12,57% dibandingkan dengan 2022, sementara jumlah kunjungan wisatawan asing pada Juli 2023 meningkat hingga 196,85%.
Selain itu, target kunjungan wisatawan asing pada 2023 yang awalnya ditetapkan sebesar 7,4 juta telah direvisi menjadi 8,5 juta, dan bahkan berpotensi untuk meningkat hingga mencapai 14 juta pada puncak musim liburan akhir tahun.
Momentum kebangkitan sektor pariwisata di Indonesia diprediksi akan terus berlanjut dan berpotensi besar menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi negara. Hal ini tak lain karena kekayaan alam, budaya, dan sejarah yang dimiliki Indonesia mampu menjadi daya tarik utama bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perusahaan objek daya tarik wisata komersial di Indonesia berjumlah 2.552 perusahaan pada 2020. Jumlah tersebut terbagi dalam 6 kelompok objek wisata. Jenis objek daya tarik wisata buatan menjadi yang terbanyak, yaitu sebanyak 1.003 perusahaan. Selanjutnya, diikuti oleh jenis objek wisata alam sebanyak 651 perusahaan.
Pariwisata alami Indonesia menawarkan keindahan alam yang memukau, mulai dari pantai-pantai eksotis, gunung-gunung megah, hingga hutan-hutan yang subur. Destinasi seperti Pulau Bali, Raja Ampat, dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mencari pengalaman alam yang otentik.
Di samping itu, pariwisata buatan juga tumbuh pesat di Indonesia. Kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya menawarkan kekayaan sejarah dan budaya melalui museum, monumen, dan pusat perbelanjaan modern. Tema park seperti Taman Mini Indonesia Indah dan Ancol juga menarik perhatian wisatawan yang ingin menikmati hiburan keluarga dan kegiatan rekreasi yang terorganisir.
Artinya, berbekal keberagaman lanskap alam dan kehidupan kota yang modern, Indonesia sejatinya mampu menawarkan destinasi yang memuaskan berbagai selera wisatawan dan dapat menjadikannya salah satu tujuan wisata paling menarik di dunia.
Pariwisata Alami vs Buatan di Indonesia
Keragaman pariwisata Indonesia yang mencakup dua dimensi utama yakni pariwisata alami dan pariwisata buatan. Keduanya memiliki perbedaan signifikan terkait sumber daya, pengalaman wisata, dan pengelolaan destinasi. Pariwisata alami menekankan keindahan alam dan ekosistem yang ada secara alamiah, seperti taman nasional, pantai, dan gunung. Pengalaman wisata alami juga banyak melibatkan kegiatan luar ruangan seperti hiking atau snorkeling yang menggambarkan keunikan alam.
Pun pengelolaan destinasi pariwisata alami sering menekankan pada keberlanjutan dan pelestarian lingkungan. Di sisi lain, pariwisata buatan berkaitan dengan objek dan atraksi yang diciptakan oleh manusia, seperti museum, taman tema, dan desa wisata. Pengalaman wisata buatan berfokus pada aspek budaya, sejarah, seni, atau hiburan, menciptakan interaksi yang mendalam dengan pencapaian manusia.
Selain itu, target kunjungan wisatawan asing pada 2023 yang awalnya ditetapkan sebesar 7,4 juta telah direvisi menjadi 8,5 juta, dan bahkan berpotensi untuk meningkat hingga mencapai 14 juta pada puncak musim liburan akhir tahun.
Momentum kebangkitan sektor pariwisata di Indonesia diprediksi akan terus berlanjut dan berpotensi besar menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi negara. Hal ini tak lain karena kekayaan alam, budaya, dan sejarah yang dimiliki Indonesia mampu menjadi daya tarik utama bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perusahaan objek daya tarik wisata komersial di Indonesia berjumlah 2.552 perusahaan pada 2020. Jumlah tersebut terbagi dalam 6 kelompok objek wisata. Jenis objek daya tarik wisata buatan menjadi yang terbanyak, yaitu sebanyak 1.003 perusahaan. Selanjutnya, diikuti oleh jenis objek wisata alam sebanyak 651 perusahaan.
Pariwisata alami Indonesia menawarkan keindahan alam yang memukau, mulai dari pantai-pantai eksotis, gunung-gunung megah, hingga hutan-hutan yang subur. Destinasi seperti Pulau Bali, Raja Ampat, dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mencari pengalaman alam yang otentik.
Di samping itu, pariwisata buatan juga tumbuh pesat di Indonesia. Kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya menawarkan kekayaan sejarah dan budaya melalui museum, monumen, dan pusat perbelanjaan modern. Tema park seperti Taman Mini Indonesia Indah dan Ancol juga menarik perhatian wisatawan yang ingin menikmati hiburan keluarga dan kegiatan rekreasi yang terorganisir.
Artinya, berbekal keberagaman lanskap alam dan kehidupan kota yang modern, Indonesia sejatinya mampu menawarkan destinasi yang memuaskan berbagai selera wisatawan dan dapat menjadikannya salah satu tujuan wisata paling menarik di dunia.
Pariwisata Alami vs Buatan di Indonesia
Keragaman pariwisata Indonesia yang mencakup dua dimensi utama yakni pariwisata alami dan pariwisata buatan. Keduanya memiliki perbedaan signifikan terkait sumber daya, pengalaman wisata, dan pengelolaan destinasi. Pariwisata alami menekankan keindahan alam dan ekosistem yang ada secara alamiah, seperti taman nasional, pantai, dan gunung. Pengalaman wisata alami juga banyak melibatkan kegiatan luar ruangan seperti hiking atau snorkeling yang menggambarkan keunikan alam.
Pun pengelolaan destinasi pariwisata alami sering menekankan pada keberlanjutan dan pelestarian lingkungan. Di sisi lain, pariwisata buatan berkaitan dengan objek dan atraksi yang diciptakan oleh manusia, seperti museum, taman tema, dan desa wisata. Pengalaman wisata buatan berfokus pada aspek budaya, sejarah, seni, atau hiburan, menciptakan interaksi yang mendalam dengan pencapaian manusia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda