Dinamika Pengembangan Pesona Wisata

Senin, 25 Desember 2023 - 15:24 WIB
loading...
Dinamika Pengembangan...
Candra Fajri Ananda Staf Khusus Menkeu RI. Foto/istimewa
A A A
Candra Fajri Ananda
Staf Khusus Menteri Keuangan RI

SEKTOR pariwisata memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal ini karena pariwisata bukan hanya tentang memberikan pengalaman wisata yang menyenangkan, tetapi juga memiliki dampak positif yang besar pada pertumbuhan ekonomi, baik di tingkat individu, daerah, maupun nasional. Tatkala destinasi pariwisata berkembang, maka dapat tercipta lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Dampak positif tersebut terjadi lantaran pertumbuhan sektor pariwisata tidak hanya melibatkan hotel dan restoran semata, namun juga industri terkait seperti transportasi, pemandu wisata, dan perbelanjaan lokal. Selain itu, pendapatan yang dihasilkan dari pariwisata dapat diinvestasikan kembali ke dalam komunitas untuk meningkatkan infrastruktur, layanan kesehatan, dan pendidikan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hidup penduduk setempat.

Secara global, sektor pariwisata telah berkembang pesat. Dalam 50 tahun terakhir, jumlah kedatangan turis internasional meningkat dari 300-an juta orang pada tahun 1970-an menjadi sekitar 4,56 miliar orang pada tahun 2019 di penjuru dunia. Melalui peningkatan tersebut, pariwisata telah berkontribusi dalam pembukaan lapangan kerja dan pembangunan ekonomi.

Menurut laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang diambil dari Organisasi Buruh Internasional (ILO), sebelum pandemi Covid-19 melanda, setidaknya tercipta 334 juta pekerjaan di sektor pariwisata dan perjalanan di seluruh dunia.

Di Indonesia, merujuk pada agenda pembangunan RPJMN IV tahun 2020—2024, peningkatan nilai tambah pariwisata merupakan salah satu prioritas pemerintah yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas. Pengembangan sektor pariwisata diharapkan dapat meningkatkan net ekspor (jasa) dan menjaga kesinambungan fiskal.

Pemerintah mencanangkan beberapa target pariwisata yang diamanatkan dalam agenda pembangunan RPJMN IV tahun 2020—2024 yang mencakup peningkatan nilai tambah dan investasi, peningkatan produktivitas tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja, peningkatan ekspor bernilai tambah tinggi, serta penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi. Pariwisata merupakan sektor yang penting mengingat perannya dalam penyerapan tenaga kerja, penerimaan devisa negara, serta mendukung pertumbuhan PDB.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tren kunjungan wisatawan di Indonesia selalu meningkat. Pada tahun 2010, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) berjumlah lebih dari 7 juta kunjungan dan meningkat setiap tahunnya hingga tahun 2019 terdapat lebih dari 16 juta kunjungan wisman ke Indonesia.

Meski di 2020 – 2021 sektor pariwisata sempat berjibaku mengalami penurunan tren kunjungan wisata akibat pandemi, namun kini sektor pariwisata Indonesia telah berhasil bangkit. Data Kemenparekraf RI mencatat bahwa di semester pertama 2023, kunjungan wisatawan Indonesia meningkat 12,57% dibandingkan dengan 2022, sementara jumlah kunjungan wisatawan asing pada Juli 2023 meningkat hingga 196,85%.

Selain itu, target kunjungan wisatawan asing pada 2023 yang awalnya ditetapkan sebesar 7,4 juta telah direvisi menjadi 8,5 juta, dan bahkan berpotensi untuk meningkat hingga mencapai 14 juta pada puncak musim liburan akhir tahun.

Momentum kebangkitan sektor pariwisata di Indonesia diprediksi akan terus berlanjut dan berpotensi besar menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi negara. Hal ini tak lain karena kekayaan alam, budaya, dan sejarah yang dimiliki Indonesia mampu menjadi daya tarik utama bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perusahaan objek daya tarik wisata komersial di Indonesia berjumlah 2.552 perusahaan pada 2020. Jumlah tersebut terbagi dalam 6 kelompok objek wisata. Jenis objek daya tarik wisata buatan menjadi yang terbanyak, yaitu sebanyak 1.003 perusahaan. Selanjutnya, diikuti oleh jenis objek wisata alam sebanyak 651 perusahaan.

Pariwisata alami Indonesia menawarkan keindahan alam yang memukau, mulai dari pantai-pantai eksotis, gunung-gunung megah, hingga hutan-hutan yang subur. Destinasi seperti Pulau Bali, Raja Ampat, dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mencari pengalaman alam yang otentik.

Di samping itu, pariwisata buatan juga tumbuh pesat di Indonesia. Kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya menawarkan kekayaan sejarah dan budaya melalui museum, monumen, dan pusat perbelanjaan modern. Tema park seperti Taman Mini Indonesia Indah dan Ancol juga menarik perhatian wisatawan yang ingin menikmati hiburan keluarga dan kegiatan rekreasi yang terorganisir.

Artinya, berbekal keberagaman lanskap alam dan kehidupan kota yang modern, Indonesia sejatinya mampu menawarkan destinasi yang memuaskan berbagai selera wisatawan dan dapat menjadikannya salah satu tujuan wisata paling menarik di dunia.

Pariwisata Alami vs Buatan di Indonesia

Keragaman pariwisata Indonesia yang mencakup dua dimensi utama yakni pariwisata alami dan pariwisata buatan. Keduanya memiliki perbedaan signifikan terkait sumber daya, pengalaman wisata, dan pengelolaan destinasi. Pariwisata alami menekankan keindahan alam dan ekosistem yang ada secara alamiah, seperti taman nasional, pantai, dan gunung. Pengalaman wisata alami juga banyak melibatkan kegiatan luar ruangan seperti hiking atau snorkeling yang menggambarkan keunikan alam.

Pun pengelolaan destinasi pariwisata alami sering menekankan pada keberlanjutan dan pelestarian lingkungan. Di sisi lain, pariwisata buatan berkaitan dengan objek dan atraksi yang diciptakan oleh manusia, seperti museum, taman tema, dan desa wisata. Pengalaman wisata buatan berfokus pada aspek budaya, sejarah, seni, atau hiburan, menciptakan interaksi yang mendalam dengan pencapaian manusia.

Pasalnya, berdasarkan sisi pengelolaan, destinasi pariwisata buatan lebih terkendali karena manusia memiliki peran utama dalam penciptaan, perawatan, dan pengembangan objek wisata. destinasi pariwisata buatan umumnya dapat diatur dengan lebih terstruktur karena dirancang dan dibangun dengan tujuan tertentu.

Oleh sebab itu, kondisi tersebut memungkinkan pihak pengelola untuk merencanakan dan mengelola aspek-aspek logistik seperti parkir, aksesibilitas, dan fasilitas umum dengan lebih baik. Selain itu, pariwisata buatan juga cenderung lebih mudah diawasi dan dikelola dari segi keamanan. Meski demikian, pariwisata buatan juga memiliki sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan keberlanjutan dan daya tariknya.

Salah satu masalah utama dalam wisata buatan adalah tantangan dalam pengelolaan infrastruktur dan fasilitas. Beberapa destinasi pariwisata buatan mengalami kesulitan dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas infrastruktur serta fasilitas umum untuk menyesuaikan dengan jumlah pengunjung yang terus meningkat.

Selain itu, pengelolaan keberlanjutan juga menjadi isu serius dalam pariwisata buatan. Banyak destinasi pariwisata buatan yang dihadapkan pada risiko kelebihan kapasitas, mengakibatkan tekanan ekologis dan lingkungan yang dapat merugikan. Contohnya ialah taman hiburan yang seringkali menghasilkan limbah dan dampak lingkungan yang perlu dikelola dengan bijak.

Selain itu, pariwisata buatan juga seringkali tergantung pada tren dan gaya hidup yang berubah dengan cepat. Alhasil, perubahan tren dan preferensi konsumen tersebut akan dapat berpengaruh pada daya tarik dan popularitas destinasi pariwisata buatan. Oleh sebab itu, dalam pariwisata sangat diperlukan adaptasi dan inovasi berkelanjutan untuk tetap menarik bagi wisatawan.

Di sisi lain, pariwisata alami di Indonesia, yang ditandai dengan keindahan alamnya yang luar biasa, juga tidak luput dari sejumlah permasalahan dan tantangan yang dapat mempengaruhi keberlanjutan dan kelestarian lingkungan. Salah satu permasalahan utama adalah risiko over-tourism di beberapa destinasi populer.

Peningkatan jumlah wisatawan melebihi kapasitas alam dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, merusak ekosistem, dan mengancam keberlanjutan pariwisata alami.

Begitu juga kurangnya pengelolaan yang efektif di beberapa destinasi wisata alam pun dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan dan kenyamanan pengunjung. Sampah, deforestasi, dan kerusakan terhadap flora dan fauna endemik dapat menjadi dampak negatif dari kegiatan pariwisata alami yang tidak terkendali.

Selain itu, tantangan lain yang perlu diperhatikan dalam pariwisata alami adalah kurangnya infrastruktur pendukung yang memadai. Aksesibilitas yang buruk dan fasilitas yang minim seringkali menghambat potensi pariwisata alami di Indonesia untuk berkembang dan memberikan pengalaman positif bagi wisatawan.

Optimalisasi Potensi Wisata Indonesia

Pemerintah Indonesia perlu mengambil peran aktif dalam mengatasi berbagai problematika wisata, dengan merancang kebijakan yang mendukung keberlanjutan pariwisata alam, termasuk pengelolaan yang bijak terhadap jumlah pengunjung dan pelestarian lingkungan. Sementara itu, untuk pariwisata buatan, promosi kearifan lokal dan integrasi elemen budaya dalam atraksi wisata dapat membantu mempertahankan identitas unik suatu destinasi.

Dukungan penuh dari pemerintah sangat diperlukan untuk memastikan bahwa infrastruktur pariwisata terus diperbaiki dan ditingkatkan. Investasi dalam pengembangan sarana transportasi, akomodasi, dan fasilitas pariwisata lainnya menjadi kunci untuk meningkatkan kenyamanan dan aksesibilitas bagi para wisatawan.

Selain itu, pentingnya pelestarian lingkungan dan keberlanjutan pariwisata juga harus menjadi fokus utama agar keindahan alam yang menjadi daya tarik utama tetap terjaga untuk generasi mendatang.

Melalui dukungan yang berkelanjutan, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi salah satu destinasi pariwisata terkemuka di dunia. Kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal dapat ditingkatkan, dan kekayaan budaya serta alam dapat terus dinikmati oleh dunia.

Oleh karena itu, pemerintah perlu terus memotivasi inovasi dan kolaborasi di sektor pariwisata, guna memastikan bahwa momentum kebangkitan ini tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berkembang. Semoga.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1471 seconds (0.1#10.140)