Kunjungi Rumah Pengasingan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok, Ganjar: Sejarah Penting Anak Muda
Jum'at, 15 Desember 2023 - 18:29 WIB
Untuk diketahui, peristiwa penculikan Soekarno dan Hatta tersebut dilakukan oleh Soekarni, Aidit, Wikana, dan Chaerul Shaleh.
Awalnya, golongan muda yang dipimpin Chaerul Saleh mengadakan pertemuan di Gedung Lembaga Bakteriologi, Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta, pada 15 Agustus 1945, malam hari. Pertemuan para pemuda tersebut untuk menyikapi kekalahan Jepang.
Dari pertemuan tersebut, dihasilkan kesepakatan bahwa para pemuda menginginkan Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan saat itu juga. Mereka juga menginginkan agar kemerdekaan bangsa Indonesia tanpa ada campur tangan dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Pasalnya, golongan muda menilai PPKI merupakan bentukan Jepang. Setelah adanya kesepakatan tersebut, Wikana menemui Soekarno di Jalan Pengangsaan Timur Nomor 56. Wikana menyampaikan desakan dari para pemuda yang menginginkan kemerdekaan saat itu juga.
Namun, Soekarno menolak. Soekarno menyatakan tidak bisa melepas tanggung jawab sebagai Ketua PPKI. Setelah mendapat jawaban dari Soekarno, muncul lah inisiasi para pemuda untuk menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.
16 Agustus 1945, sekira pukul 03.00 WIB, para pemuda tersebut kemudian menculik Soekarno dan Hatta dari Jakarta ke Rengasdengklok, Karawang. Tujuan penculikan tersebut, salah satunya untuk agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh dengan Jepang.
Penculikan terhadap dua tokoh golongan tua tersebut dikomandoi oleh Shodanco Singgih. Di Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta kembali didesak oleh para pemuda untuk segera memproklamirkan kemerdekaan. Namun, Soekarno kukuh menolak.
Hingga akhirnya, terjadi kesepakatan bahwa kemerdekaan tidak akan ada campur tangan pihak Jepang, asalkan proklamasi dilaksanakan setelah Soekarno berada di Jakarta.
Dari hasil kesepakatan tersebut, Ahmad Soebardjo selaku pihak penengah antara golongan tua dan muda kemudian menjemput Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok untuk kembali ke Jakarta.
Kepada para pemuda, Ahmad Soebardjo meyakini dirinya sebagai jaminan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilakukan dengan segera. Ahmad Soebardjo kemudian berhasil membawa Soekarno dan Hatta ke Jakarta.
Awalnya, golongan muda yang dipimpin Chaerul Saleh mengadakan pertemuan di Gedung Lembaga Bakteriologi, Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta, pada 15 Agustus 1945, malam hari. Pertemuan para pemuda tersebut untuk menyikapi kekalahan Jepang.
Dari pertemuan tersebut, dihasilkan kesepakatan bahwa para pemuda menginginkan Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan saat itu juga. Mereka juga menginginkan agar kemerdekaan bangsa Indonesia tanpa ada campur tangan dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Pasalnya, golongan muda menilai PPKI merupakan bentukan Jepang. Setelah adanya kesepakatan tersebut, Wikana menemui Soekarno di Jalan Pengangsaan Timur Nomor 56. Wikana menyampaikan desakan dari para pemuda yang menginginkan kemerdekaan saat itu juga.
Namun, Soekarno menolak. Soekarno menyatakan tidak bisa melepas tanggung jawab sebagai Ketua PPKI. Setelah mendapat jawaban dari Soekarno, muncul lah inisiasi para pemuda untuk menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.
16 Agustus 1945, sekira pukul 03.00 WIB, para pemuda tersebut kemudian menculik Soekarno dan Hatta dari Jakarta ke Rengasdengklok, Karawang. Tujuan penculikan tersebut, salah satunya untuk agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh dengan Jepang.
Penculikan terhadap dua tokoh golongan tua tersebut dikomandoi oleh Shodanco Singgih. Di Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta kembali didesak oleh para pemuda untuk segera memproklamirkan kemerdekaan. Namun, Soekarno kukuh menolak.
Hingga akhirnya, terjadi kesepakatan bahwa kemerdekaan tidak akan ada campur tangan pihak Jepang, asalkan proklamasi dilaksanakan setelah Soekarno berada di Jakarta.
Dari hasil kesepakatan tersebut, Ahmad Soebardjo selaku pihak penengah antara golongan tua dan muda kemudian menjemput Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok untuk kembali ke Jakarta.
Kepada para pemuda, Ahmad Soebardjo meyakini dirinya sebagai jaminan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilakukan dengan segera. Ahmad Soebardjo kemudian berhasil membawa Soekarno dan Hatta ke Jakarta.
Lihat Juga :
tulis komentar anda