Good Bye Politik Identitas

Minggu, 10 Desember 2023 - 11:28 WIB
Sekali lagi, ini menjadi gejala positif akan tumbuhnya kesadaran dan kedewasaan dalam berpolitik. Di awal-awal pencalonan presiden, memang cukup beralasan untuk khawatir dengan masa depan politik Indonesia, karena salah satu capres 2024 ini pernah memegangi pendapat dengan mengikuti pada sebuah teori bahwa dalam berpolitik tidak bisa dilepaskan dari politik identitas.

Menurutnya, penggunaan identitas adalah sebuah keniscayaan dalam memperjuangkan kepentingan. Tidaklah aneh jika ia didukung oleh partai yang satu frekwensi dan sepemikiran. Sebenarnya, identitas ini tidak hanya soal agama, namun juga identitas lainnya seperti etnisitas, gender atau seksualitas.

Namun, takdir politik berbicara lain, yakni ketika Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dikenal sebagai partai nasionalis religius "belok tanpa sen" bergabung ke koalisi perubahan. Bergabungnya partai tersebut ke dalam koalisi memiliki pengaruh signifikan dalam meredupkan pemunculan isu politik identitas dan mengkanalisasinya.

baca juga: Politik Identitas Dinilai Ancam Kebinekaan dan Demokrasi

Secara ideologi, isu politik identitas "ditelan" oleh kebesaran dan hiruk pikuk partai besar. Partai besutan Gus Dur ini, diakui atau tidak, memiliki sejarah anti identitas. Ia lahir dari rahim NU tentu akan membawa ideologi "ibu kandung"nya yang berpegang teguh pada manhaj tawassuth, tawazun dan moderat.

Karena itu, politik identitas tidak layak lagi untuk dimunculkan. Begitu pula dengan dua koalisi partai sisanya, yang juga tampak tidak tertarik mengusung isu identitas ini. Pengalaman dua kali pemilu peroode sebelumnya betul-betul membawa luka mendalam yang masih terasa hingga kini. Selamat tinggal politik identitas!!

Politik Identitas Dalam Teori

Michel Foucault(1926-1984), seorang filsuf Prancis, berpendapat bahwa identitas adalah konstruksi sosial yang diproduksi oleh kekuasaan. Identitas muncul sebagai counter atas politik tradisional yang lebih fokus pada kepentingan umum dan nasional. Identitas diperjuangkan untuk melindungi kepentingan kelompok minoritas.

Dalam sebuah teori lain disebutkan bahwa politik identitas adalah teori yang mengkaji politik yang didasarkan pada identitas kelompok, seperti ras, etnisitas, gender, seksualitas, dan agama. Politik identitas memiliki daya lenting yang penting, dalam rangka memperjuangkan hak-hak minoritas tersebut. Tapi menjadi berdampak negatif ketika identitas tersebut menjadi faktor dominan dan terlebih lagi jika menggunakan isu agama.

Politik identitas pernah menjadi salah satu tren politik yang paling penting dalam beberapa dekade terakhir. Politik identitas telah digunakan untuk memperjuangkan hak-hak kelompok minoritas, seperti hak-hak perempuan dan hak-hak kelompok etnis.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More