Good Bye Politik Identitas
Minggu, 10 Desember 2023 - 11:28 WIB
Anis Masykhur
Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Peneliti pada Alhikmah Institut for Islamic Studies Jakarta
MEMASUKI masa kampanye, suhu politik terasa makin menghangat. Tentunya setiap calon harus cerdas dalam mempromosikan gagasannya, agar terhindar dari blunder kampanye, dan dapat menggaet sebanyak-banyaknya pemilih, tanpa harus menjual "agama" atau sejenisnya yang sering dijadikan alat efektif mobilisasi. Itu yang kemudian dikenal dengan sebutan "politik identitas".
baca juga: Tepis Politik Identitas
Hemat penulis, kecenderungan selama beberapa pekan terakhir ini, muncul trend meredupnya isu politik identitas dalam masa kampanye kali ini. Sehingga, yang jadi alat jualan tentunya adu gagasan dan wawasan. Ini adalah gejala positif.
Bangsa ini harus gembira bahwa berita politik Nusantara tidak banyak mengangkat isu agama atau identitas lainnya. Semoga isu ini betul-betul memang sudah tidak laku. Cacian ataupun makian berbasis identitas kian meredup, dan berharap akhirnya mati.
Siapapun dapat merasakan bahwa suhu politik periode ini tidak sepanas pemilu 2019. Kalaupun suhu memanas, bukan karena efek "memperjual-belikan" identitas agama, tapi lebih kepada adanya melodrama atau bahkan dramaturgi politik.
Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Peneliti pada Alhikmah Institut for Islamic Studies Jakarta
MEMASUKI masa kampanye, suhu politik terasa makin menghangat. Tentunya setiap calon harus cerdas dalam mempromosikan gagasannya, agar terhindar dari blunder kampanye, dan dapat menggaet sebanyak-banyaknya pemilih, tanpa harus menjual "agama" atau sejenisnya yang sering dijadikan alat efektif mobilisasi. Itu yang kemudian dikenal dengan sebutan "politik identitas".
baca juga: Tepis Politik Identitas
Hemat penulis, kecenderungan selama beberapa pekan terakhir ini, muncul trend meredupnya isu politik identitas dalam masa kampanye kali ini. Sehingga, yang jadi alat jualan tentunya adu gagasan dan wawasan. Ini adalah gejala positif.
Bangsa ini harus gembira bahwa berita politik Nusantara tidak banyak mengangkat isu agama atau identitas lainnya. Semoga isu ini betul-betul memang sudah tidak laku. Cacian ataupun makian berbasis identitas kian meredup, dan berharap akhirnya mati.
Siapapun dapat merasakan bahwa suhu politik periode ini tidak sepanas pemilu 2019. Kalaupun suhu memanas, bukan karena efek "memperjual-belikan" identitas agama, tapi lebih kepada adanya melodrama atau bahkan dramaturgi politik.
Lihat Juga :
tulis komentar anda