Daftar KSAD Kelahiran Yogyakarta, Nomor 1 Jenderal Bintang 5
Sabtu, 02 Desember 2023 - 05:55 WIB
Kemudian, tentara dari Piyungan ini ditunjuk sebagai wakil KSAD pada pertengahan Juni 1997. Promosi pada 1997 itu mengembuskan kabar lain. Banyak yang menyebut mereka yang dipromosikan kebanyakan jenderal yang dekat dengan Soeharto.
Ini berlaku juga bagi Subagyo yang pernah bertahun-tahun menjadi pengawal Pak Harto atau Soeharto. Dengan kata lain, mereka yang dekat dengan Cendana pasti dianggap bakal bersinar terang. Anggapan itu banyak benarnya, namun tidak semuanya bernasib sama.
“Jangan keliru, tidak semua yang dikenal Pak Harto menjadi orang penting. Karena lewat perkenalan itu Pak Harto berkesimpulan, orang-orang itu tidak bisa diberi beban lebih besar dari yang diberikan ketika mereka berada di sekitar Pak Harto,” ujar Salim Said dalam buku ‘Wawancara tentang Tentara dan Politik’.
Subagyo mencapai puncak karier di kemiliteran pada 16 Februari 1998. Presiden Soeharto melantik Subagyo sebagai KSAD di Istana Negara, Jakarta. Subagyo menggantikan seniornya, Jenderal TNI Wiranto, yang ditunjuk sebagai Panglima TNI.
Impian tentara berjuluk Bima itu akhirnya terbukti. Subagyo benar-benar meraih empat bintang emas di pundaknya alias jenderal. Prajurit komando itu menjadi orang nomor satu di angkatan darat (AD) hingga 20 November 1999.
Subagyo dianggap sebagai sosok panutan oleh Mantan Danjen Kopassus Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto. Prabowo banyak belajar dari Subagyo, di antaranya sifat yang ramah, jiwa loyal, setia, serta selalu membela anak buah.
“Saya kira tidak keliru kalau orang-orang memberi julukan beliau sebagai Bima. Mungkin tampanya garang dengan kumis lebat, tapi beliau selalu senyum bahkan ramah dan selalu penuh humor,” ujar Prabowo dalam biografinya “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto’.
Ini berlaku juga bagi Subagyo yang pernah bertahun-tahun menjadi pengawal Pak Harto atau Soeharto. Dengan kata lain, mereka yang dekat dengan Cendana pasti dianggap bakal bersinar terang. Anggapan itu banyak benarnya, namun tidak semuanya bernasib sama.
“Jangan keliru, tidak semua yang dikenal Pak Harto menjadi orang penting. Karena lewat perkenalan itu Pak Harto berkesimpulan, orang-orang itu tidak bisa diberi beban lebih besar dari yang diberikan ketika mereka berada di sekitar Pak Harto,” ujar Salim Said dalam buku ‘Wawancara tentang Tentara dan Politik’.
Subagyo mencapai puncak karier di kemiliteran pada 16 Februari 1998. Presiden Soeharto melantik Subagyo sebagai KSAD di Istana Negara, Jakarta. Subagyo menggantikan seniornya, Jenderal TNI Wiranto, yang ditunjuk sebagai Panglima TNI.
Impian tentara berjuluk Bima itu akhirnya terbukti. Subagyo benar-benar meraih empat bintang emas di pundaknya alias jenderal. Prajurit komando itu menjadi orang nomor satu di angkatan darat (AD) hingga 20 November 1999.
Subagyo dianggap sebagai sosok panutan oleh Mantan Danjen Kopassus Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto. Prabowo banyak belajar dari Subagyo, di antaranya sifat yang ramah, jiwa loyal, setia, serta selalu membela anak buah.
“Saya kira tidak keliru kalau orang-orang memberi julukan beliau sebagai Bima. Mungkin tampanya garang dengan kumis lebat, tapi beliau selalu senyum bahkan ramah dan selalu penuh humor,” ujar Prabowo dalam biografinya “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto’.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda