2045 Indonesia Emas atau 2045 Indonesia Cemas
Selasa, 21 November 2023 - 11:55 WIB
Data tersebut secara tersurat menunjukkan adanya tingkat kesenjangan status pendidikan yang cukup besar di kalangan masyarakat Indonesia di mana kelompok yang berstatus pendidikan tidak/belum sekolah tercatat paling dominan, selanjutnya diikuti kelompok yang berstatus pendidikan tidak tamat SD. Sementara itu, kelompok masyarakat yang mengenyam pendidikan tinggi (jenjang D1 hingga S3) hanya berjumlah 6.51% dari total jumlah penduduk.
Anak-anak usia sekolah di Indonesia saat ini diakui memiliki kesempatan atau akses yang lebih baik untuk mengenyam pendidikan dibandingkan dengan era sebelumnya. Namun, dunia pendidikan nasional juga masih dihadapkan pada relatif tingginya angka dropout di kalangan anak didik, termasuk di kalangan siswa Sekolah Menengah Atas yang mencapai 1.38% (2022).
Di bidang pengentasan kemiskinan, tingkat kemiskinan di Indonesia pada periode Maret 2023 dilaporkan turun menjadi 9.36% atau setara 25.9 juta jiwa. Namun, angka kemiskinan/jumlah warga miskin pada periode Maret 2023 tercatat masih lebih tinggi dibandingkan sebelum masa pandemi. Pada bulan September 2019 angka kemiskinan tercatat 9.22% atau setara 24.78 juta jiwa.
Tantangan serius lainnya yang dihadapi Indonesia adalah masalah korupsi. Menurut data Corruption Perception Index (CPI) tahun 2022, Indonesia memiliki skor 34/100 dan berada di posisi 110 dari 180 negara yang disurvei. Skor 34 ini menempatkan posisi Indonesia turun 4 (empat) poin dibandingkan dengan skor tahun 2021 sebesar 38/100.
Penurunan skor Indonesia sebesar 4 (empat) poin ini merupakan penurunan skor yang paling drastis sejak tahun 1995. Skala penilaian CPI sendiri memiliki rentang nilai dari O (sangat korup) hingga 100 (sangat bersih).
Penurunan skor CPI Indonesia tentunya dipengaruhi oleh situasi darurat korupsi di Indonesia yang mengundang perhatian banyak pihak termasuk dunia internasional. Fakta yang sulit disangkal di sini bahwa praktek korupsi di era Orde Reformasi ternyata jauh di luar harapan cita-cita reformasi.
Di era Orde Reformasi sekarang ini praktek korupsi justru dinilai semakin masif dan meluas hampir ke semua lini. Bahkan, lembaga-lembaga pemerintah termasuk lembaga penegak hukum yang semestinya menjadi tulang punggung pemberantasan korupsi di negara tidak luput dari bias pengaruh praktik rasuah.
Di bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM), Indonesia masih harus berjuang ekstra keras lagi untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Berdasarkan data Indek Pembangunan Manusia (IPM) 2022, Indonesia bertengger di posisi 114 dengan skor 0,750 dari 191 negara. Peringkat IPM Indonesia berada jauh di bawah Hong Kong yang menempati posisi keempat (0,952) dan Australia yang menempati posisi kelima (0,951).
Lesson Learned
Data kependudukan Indonesia sebagaimana tersebut di atas seyogianya disikapi secara bijak dengan mengedepankan semangat pencarian solusi berbasis optimisme bukan pesimisme. Permasalahan klasik yang silih berganti datang dan mendera kehidupan Indonesia tanpa henti bukan merupakan kartu mati yang sulit dihidupkan dan dimainkan kembali.
Anak-anak usia sekolah di Indonesia saat ini diakui memiliki kesempatan atau akses yang lebih baik untuk mengenyam pendidikan dibandingkan dengan era sebelumnya. Namun, dunia pendidikan nasional juga masih dihadapkan pada relatif tingginya angka dropout di kalangan anak didik, termasuk di kalangan siswa Sekolah Menengah Atas yang mencapai 1.38% (2022).
Di bidang pengentasan kemiskinan, tingkat kemiskinan di Indonesia pada periode Maret 2023 dilaporkan turun menjadi 9.36% atau setara 25.9 juta jiwa. Namun, angka kemiskinan/jumlah warga miskin pada periode Maret 2023 tercatat masih lebih tinggi dibandingkan sebelum masa pandemi. Pada bulan September 2019 angka kemiskinan tercatat 9.22% atau setara 24.78 juta jiwa.
Tantangan serius lainnya yang dihadapi Indonesia adalah masalah korupsi. Menurut data Corruption Perception Index (CPI) tahun 2022, Indonesia memiliki skor 34/100 dan berada di posisi 110 dari 180 negara yang disurvei. Skor 34 ini menempatkan posisi Indonesia turun 4 (empat) poin dibandingkan dengan skor tahun 2021 sebesar 38/100.
Penurunan skor Indonesia sebesar 4 (empat) poin ini merupakan penurunan skor yang paling drastis sejak tahun 1995. Skala penilaian CPI sendiri memiliki rentang nilai dari O (sangat korup) hingga 100 (sangat bersih).
Penurunan skor CPI Indonesia tentunya dipengaruhi oleh situasi darurat korupsi di Indonesia yang mengundang perhatian banyak pihak termasuk dunia internasional. Fakta yang sulit disangkal di sini bahwa praktek korupsi di era Orde Reformasi ternyata jauh di luar harapan cita-cita reformasi.
Di era Orde Reformasi sekarang ini praktek korupsi justru dinilai semakin masif dan meluas hampir ke semua lini. Bahkan, lembaga-lembaga pemerintah termasuk lembaga penegak hukum yang semestinya menjadi tulang punggung pemberantasan korupsi di negara tidak luput dari bias pengaruh praktik rasuah.
Di bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM), Indonesia masih harus berjuang ekstra keras lagi untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Berdasarkan data Indek Pembangunan Manusia (IPM) 2022, Indonesia bertengger di posisi 114 dengan skor 0,750 dari 191 negara. Peringkat IPM Indonesia berada jauh di bawah Hong Kong yang menempati posisi keempat (0,952) dan Australia yang menempati posisi kelima (0,951).
Lesson Learned
Data kependudukan Indonesia sebagaimana tersebut di atas seyogianya disikapi secara bijak dengan mengedepankan semangat pencarian solusi berbasis optimisme bukan pesimisme. Permasalahan klasik yang silih berganti datang dan mendera kehidupan Indonesia tanpa henti bukan merupakan kartu mati yang sulit dihidupkan dan dimainkan kembali.
Lihat Juga :
tulis komentar anda