Krisis Kemanusiaan Ekstrem Hari Ini
Kamis, 02 November 2023 - 08:52 WIB
Para pemimpin Barat khawatir tingginya angka kematian warga sipil Palestina yang telah terbunuh dalam jumlah besar akibat serangan udara Israel akan dapat memicu perang yang lebih luas termasuk memicu sentimen agama yang lebih luas.
Lain pernyataan PBB lain kata Hamas dan lain pula kata Israel. Dengan tanpa beban apa pun termasuk beban terhadap rakyatnya yang sedang menderita, mereka akan tetap saling serang.
Presiden Turki Tayyip Erdogan termasuk salah satu yang mendukung Palestina yang memberikan tanggapannya mengenai konflik Gaza. Pada hari Rabu lalu sang pemimpin ini mengatakan bahwa kelompok militan Palestina Hamas bukanlah organisasi teroris, mereka adalah kelompok pembebasan yang berjuang untuk melindungi tanah leluhur mereka Palestina.
Turki yang merupakan anggota NATO juga mengutuk kematian warga sipil yang disebabkan oleh serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Erdogan juga mendesak pasukan Israel untuk menahan diri. Ankara sangat mengecam keras pemboman Israel di Gaza.
Berkali-kali Erdogan menegaskan bahwa “Hamas bukanlah organisasi teroris, mereka adalah kelompok pembebasan, ‘mujahidin’ yang melancarkan pertempuran untuk melindungi tanah dan rakyatnya,” katanya kepada anggota parlemen dari Partai AK dengan menggunakan bahasa Arab yang secara harfiah memiliki arti "mereka yang memperjuangkan keyakinan mereka".
Berbeda dengan sekutu NATO Uni Eropa, Turki tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris dan menjadi tuan rumah bagi anggota kelompok tersebut di wilayahnya. Ankara mendukung solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun itu.
Sangat tergantung pihak pihak yang bertikai. Berbagai pertanyaan timbul akan tundukkah mereka pada badan internasional PBB? Adakah sanksi untuk Israel? Akan adakah gencatan senjata? Kapan dan siapa yang akan memulai?
Atas semua pertanyaan tersebut bagi Indonesia, Indonesia telah memulai dan berbuat sangat berani. Itulah yang disampaikan oleh Ibu Retno Marsudi di hadapan Dewan Keamanan PBB beberapa hari lalu. Bravo Ibu Menlu RI.
Lain pernyataan PBB lain kata Hamas dan lain pula kata Israel. Dengan tanpa beban apa pun termasuk beban terhadap rakyatnya yang sedang menderita, mereka akan tetap saling serang.
Palestina mendapat dukungan
Presiden Turki Tayyip Erdogan termasuk salah satu yang mendukung Palestina yang memberikan tanggapannya mengenai konflik Gaza. Pada hari Rabu lalu sang pemimpin ini mengatakan bahwa kelompok militan Palestina Hamas bukanlah organisasi teroris, mereka adalah kelompok pembebasan yang berjuang untuk melindungi tanah leluhur mereka Palestina.
Turki yang merupakan anggota NATO juga mengutuk kematian warga sipil yang disebabkan oleh serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Erdogan juga mendesak pasukan Israel untuk menahan diri. Ankara sangat mengecam keras pemboman Israel di Gaza.
Berkali-kali Erdogan menegaskan bahwa “Hamas bukanlah organisasi teroris, mereka adalah kelompok pembebasan, ‘mujahidin’ yang melancarkan pertempuran untuk melindungi tanah dan rakyatnya,” katanya kepada anggota parlemen dari Partai AK dengan menggunakan bahasa Arab yang secara harfiah memiliki arti "mereka yang memperjuangkan keyakinan mereka".
Berbeda dengan sekutu NATO Uni Eropa, Turki tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris dan menjadi tuan rumah bagi anggota kelompok tersebut di wilayahnya. Ankara mendukung solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun itu.
Sampai kapan tragedi kemanusian ekstrem ini berakhir?
Sangat tergantung pihak pihak yang bertikai. Berbagai pertanyaan timbul akan tundukkah mereka pada badan internasional PBB? Adakah sanksi untuk Israel? Akan adakah gencatan senjata? Kapan dan siapa yang akan memulai?
Atas semua pertanyaan tersebut bagi Indonesia, Indonesia telah memulai dan berbuat sangat berani. Itulah yang disampaikan oleh Ibu Retno Marsudi di hadapan Dewan Keamanan PBB beberapa hari lalu. Bravo Ibu Menlu RI.
tulis komentar anda