Krisis Kemanusiaan Ekstrem Hari Ini

Kamis, 02 November 2023 - 08:52 WIB
Kenapa bisa? Persoalannya menurut penulis sebenarnya ada pada pihak Israel yang ingin menang sendiri dan menganggap seruan internasional yang semakin keras untuk melakukan gencatan senjata justru ditanggapi dingin dengan kemarahan. Israel mengecam pimpinan PBB karena telah mengatakan bahwa serangan itu tidak terjadi “dalam ruang hampa.”

Sementara itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa juga dianggap telah gagal mencapai kesepakatan untuk memastikan bantuan sampai ke rakyat Palestina, persis setelah Dewan Keamanan PBB menghentikan resolusi yang saling bertentangan antara AS dan Rusia.

Rabu lalu juga Israel secara terang-terangan memperlihatkan ketidaksukaannya kepada PBB atas pernyataan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres - Israel menganggap bahwa pertemuan Dewan Keamanan kali itu adalah bentuk pembenaran bagi aktivitas terorisme.

Menteri Luar Negeri Eli Cohen juga bereaksi dengan membatalkan pertemuan yang telah dijadwalkan dengan Guterres tepat setelah pertemuan dewan pada hari Selasa lalu. Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan menyerukan agar Guterres mengundurkan diri saja.

Yad Vashem yang dikenal sebagai petugas peringatan Holocaust Israel, juga mengatakan bahwa Sekjen PBB “gagal dalam ujian tersebut.” Guterres menanggapi kritik Israel tersebut dengan mengatakan kepada wartawan di markas besar PBB di New York bahwa dia “terkejut” dengan "salah tafsir dan pengertian" atas sebagian pernyataannya di hadapan para delegasi dewan tersebut.

Dan ditambahkan "seolah-olah saya membenarkan tindakan teror yang dilakukan Hamas.” Dia pun mengulangi kata-kata awal pernyataannya pada hari Selasa lalu “Saya dengan tegas mengutuk tindakan teror Hamas pada tanggal 7 Oktober yang mengerikan dan belum pernah terjadi sebelumnya di Israel. Tidak ada yang bisa membenarkan pembunuhan, pencideraan, dan penculikan," katanya

Dari sisi Israel, alih-alih mendinginkan situasi, Israel justru mengumumkan bahwa pasukan daratnya telah memasuki Gaza semalaman untuk menyerang sasaran Hamas. Ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya sedang “mempersiapkan invasi darat”.

Banyak orang berpendapat bahwa saja itu merupakan statement rangkaian dari beberapa invasi darat yang dilakukan dia, “saya tidak akan merinci kapan, bagaimana atau berapa banyak,” ujarnya dalam siaran televisi kepada warga pada Rabu malam.

Tentu dengan pernyataan ini, daerah kantong Palestina yang sudah terkepung menjadi semakin terguncang akibat pemboman Israel selama hampir tiga Minggu berturut-turut lalu karena Israel terpicu oleh pembunuhan massal di Israel selatan oleh militan Hamas yang didukung oleh Iran dan berhasil menguasai menguasai Gaza.

Hamas mengancam akan membunuh lebih dari 200 sandera yang telah dibawa kembali ke Gaza, yang menurut Israel lebih dari setengahnya memegang paspor asing dan berasal dari 25 negara. Kelompok lain yang didukung Iran juga telah melakukan upaya serangan terhadap Israel di wilayah wilayah lain.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More