Pencarian Jati Diri Tiada Henti Orang-orang Tionghoa di Indonesia
Selasa, 24 Oktober 2023 - 17:03 WIB
Grace Tioso membahas peliknya menjadi Tionghoa melalui kisah orang-orang Tionghoa yang di akta lahirnya tertera kalimat: “anak luar nikah.” Di akta lahir mereka tertera kalimat “anak luar nikah”, bukan karena mereka tidak mempunyai ayah. Mereka terpaksa menjadi anak-anak luar nikah karena status kewarganegaraan ayahnya tidak segera jelas.
Kita tahu, bahwa untuk mendapatkan Surat Bukti Kewarganegaraan Indonesia (SBKRI) tidak mudah dan tidak murah. Padahal mereka tidak bisa mencatatkan perkawinan mereka tanpa mempunyai SBKRI. Masalah yang muncul di era Orde Baru ini ternyata masih berdampak sampai saat ini.
baca juga: Silaturahmi dengan Warga Tionghoa Bandung, HT Sempatkan Kunjungi Museum Indonesia-Tionghoa
Martha, seorang ibu muda Tionghoa yang tinggal di Singapura berupaya berpartisipasi untuk memperbaiki bangsanya, bangsa Indonesia. Ibu muda dengan dua anak ini bersama sepupunya bernama Yuni, yang tinggal di Klaten, membuat akun twitter bernama @duolion163.
Melalui akun ini, Martha dan Yuni membeberkan latar belakang para kandidat parlemen dan kepala daerah yang sedang bersaing. Akun twitter @duolion163 memberikan informasi tentang para calon pemimpin tersebut, supaya para pemilihnya mempunyai pengetahuan siapa yang akan dipilihnya.
Martha adalah anak yang dibesarkan oleh keluarga yang sangat takut untuk berpolitik. Mamanya selalu menasihati supaya ia menjauhkan diri dari politik, karena ia adalah seorang perempuan Tionghoa. Sebagai seorang perempuan beretnik Tionghoa, salah-salah ia bisa diperkosa jika nekat mencampuri urusan politik. Mereka yang tidak berpolitik saja, saat kerusuhan bisa menjadi korban. Apalagi kalau sampai terlibat politik. Bisa-bisa mati digorok seperti zaman 1965.
Martha merasa bahwa aktifitasnya di @duolion163 akan aman. Sebab ia tidak tinggal di Indonesia, melainkan di Singapura. Akun twitternya sudah diproteksi sedemikian rupa, sehingga siapa yang menjadi adminnya tidak akan ketahuan. Martha adalah seorang sarjana computer dari sebuah universitas di Singapura.
Akun tweeter @duolion163 sangat disukai, sebab akun ini tidak memihak salah satu calon. Akun ini hanya memberikan gambaran latar belakang, seperti pendidikan dan track record politik sebelumnya. @duolion163 juga tidak menyinggung masalah pribadi sang calon.
baca juga: Etnis Tionghoa dan Penyebaran Islam di Pulau Jawa
Istri Roni, sang calon dosen tetap (tenure) di sebuah universitas ternama di Singapore ini merasa, bahwa apa yang dilakukan adalah cara terbaik untuk memanifestasikan rasa cintanya kepada Tanah Air tanpa harus membahayakan diri dan keluarganya.
Kita tahu, bahwa untuk mendapatkan Surat Bukti Kewarganegaraan Indonesia (SBKRI) tidak mudah dan tidak murah. Padahal mereka tidak bisa mencatatkan perkawinan mereka tanpa mempunyai SBKRI. Masalah yang muncul di era Orde Baru ini ternyata masih berdampak sampai saat ini.
baca juga: Silaturahmi dengan Warga Tionghoa Bandung, HT Sempatkan Kunjungi Museum Indonesia-Tionghoa
Martha, seorang ibu muda Tionghoa yang tinggal di Singapura berupaya berpartisipasi untuk memperbaiki bangsanya, bangsa Indonesia. Ibu muda dengan dua anak ini bersama sepupunya bernama Yuni, yang tinggal di Klaten, membuat akun twitter bernama @duolion163.
Melalui akun ini, Martha dan Yuni membeberkan latar belakang para kandidat parlemen dan kepala daerah yang sedang bersaing. Akun twitter @duolion163 memberikan informasi tentang para calon pemimpin tersebut, supaya para pemilihnya mempunyai pengetahuan siapa yang akan dipilihnya.
Martha adalah anak yang dibesarkan oleh keluarga yang sangat takut untuk berpolitik. Mamanya selalu menasihati supaya ia menjauhkan diri dari politik, karena ia adalah seorang perempuan Tionghoa. Sebagai seorang perempuan beretnik Tionghoa, salah-salah ia bisa diperkosa jika nekat mencampuri urusan politik. Mereka yang tidak berpolitik saja, saat kerusuhan bisa menjadi korban. Apalagi kalau sampai terlibat politik. Bisa-bisa mati digorok seperti zaman 1965.
Martha merasa bahwa aktifitasnya di @duolion163 akan aman. Sebab ia tidak tinggal di Indonesia, melainkan di Singapura. Akun twitternya sudah diproteksi sedemikian rupa, sehingga siapa yang menjadi adminnya tidak akan ketahuan. Martha adalah seorang sarjana computer dari sebuah universitas di Singapura.
Akun tweeter @duolion163 sangat disukai, sebab akun ini tidak memihak salah satu calon. Akun ini hanya memberikan gambaran latar belakang, seperti pendidikan dan track record politik sebelumnya. @duolion163 juga tidak menyinggung masalah pribadi sang calon.
baca juga: Etnis Tionghoa dan Penyebaran Islam di Pulau Jawa
Istri Roni, sang calon dosen tetap (tenure) di sebuah universitas ternama di Singapore ini merasa, bahwa apa yang dilakukan adalah cara terbaik untuk memanifestasikan rasa cintanya kepada Tanah Air tanpa harus membahayakan diri dan keluarganya.
tulis komentar anda