Dilarang Sembarangan Membeli Kapal Selam

Rabu, 11 Oktober 2023 - 07:53 WIB
Ilustrasi: Masyudi/SINDOnews
KABAR duka datang dari Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA-N). Kapal selam Type 093 andalannya hilang pada 22 Agustus lalu saat melakukan misi di Laut Kuning. Walaupun belum ada laporan resmi tentang kondisi sesungguhnya kapal selam bertenaga nuklir tersebut, namun mustahil sebanyak 55 pelaut yang berada di dalamnya bisa selamat.

baca juga: Kapal Selam Titanic Meledak, Kanada Lakukan Investigasi

Para awak – terdiri dari 22 perwira, 7 perwira taruna, 9 perwira kecil, 17 pelaut- dikhawatirkan mati lemas setelah “kegagalan besar” pada sistem oksigen kapal selam 107 meter. Sistem oksigen di dalam kapal meracuni kru setelah terjadi masalah dimaksud.

Kecelakaan kapal selam dengan komandannya Kolonel Xue Yong-Peng diungkap intelijen Inggris. Bagaimana bisa terjadi? Ternyata, kapal selam paman Panda itu terperangkap rantai dan jangkar yang sengaja dipasang untuk menjerat kapal-kapal Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.

Di tengah insinden yang menimpa kapal selam milik Negeri Tirai Bambu tersebut, KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali tengah mengunjungi galangan produsen Kapal Selam ThyssenKrupp Marine System (tk MS), di Kiel, Jerman (25/09). Kontan saja kedatangan mantan komandan KRI Nanggala (402) ke salah satu pabrikan kapal selam terkemuka dunia itu memancing bisik-bisik bahwa TNI AL akan memborong kapal selam jenis itu.



Spekulasi yang banyak dimunculkan fans dunia militer Tanah Air tidaklah berlebihan. Pasalnya, pasca-karamnya KRI Nanggala (402), Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sudah mewacanakan penambahan 3 kapal selam baru. Apalagi akuisisi alutsista strategis ini urgen dilakukan mengingat pentingnya kekuatan untuk mengamankan bawah laut Indonesia.

Pasca-tenggelamnya KRI Nanggala (402), TNI AL hanya memilik total 4 kapal selam. Saudara KRI Nanggala (402), yakni KRI Cakra (401) sudah terbilang uzur karena sudah berusia lebih dai 40 tahun. Kian memprihatinkan karena 3 kapal kelas Chang Bogo dari Korea Selatan yang terbilang baru tidak bisa beroperasi secara maksimal karena sejak awal disebut banyak masalah. Dalam rencana strategi, Indonesia idealnya punya 12 kapal selam.

baca juga: 7 Tantangan Penyelamatan Kapal Selam Wisata Titanic

Keputusan pembelian kapal selam dilarang sembarangan. Musibah kapal selam Type 093 dan KRI Nanggala (402) harus menjadi pelajaran betapa tingginya risiko yang pasti akan dibayar bila kapal selam mengalami kecelakaan. Bukan hanya aspek strategis tidak bisa berjalan maksimal, tapi ada dampak lain yang sangat fatal seperti terjadi pada kasus Type 093 dan KRI Nanggala (402).

Pertanyaannya kemudian, kapal selam seperti apa atau dari negara mana yang layak diambil? Militer negara manapun pasti ingin pemerintahnya membelikan kapal tercanggih agar bisa melaksanakan tugas dengan optimal selaras dengan beratnya tanggung jawab yang diemban, dan memberi jaminan safety maksimal hingga para awak tenang menjalankan tugasnya.

Aspek Strategis

"Wira Ananta Rudhiro" merupakan penggalan pidato Presiden RI pertama Soekarno di atas kapal selam KRI Tjandrasa yang tengah berlabuh di dermaga Tanjung Priok, Jakarta pada 6 Oktober 1966. Istilah berbahasa Sansekerta yang diarahkan untuk membakar semangat perjuangan jajaran TNI AL, khususnya para awak kapal selam, memiliki arti "Sekali menyelam, maju terus - tiada jalan untuk timbul, sebelum menang. Tabah sampai akhir".

Secara tersirat maupun tersurat, kalimat yang kemudian dijadikan semboyan kapal selam Indonesia ini menjelaskan tentang betapa pentingnya peran kapal selam dalam strategi militer. Keberadaannya menjadi game changer untuk mewujudkan kemenangan vis a vis musuh, terutama kapal perang permukaan.

Saking unggulnya, kapal selam juga dianggap sebagai apex predator atau predator puncak ekosistem laut, bahkan disebut mampu melumpuhkan keunggulan kapal induk. Dengan demikian, kapal selam sekaligus menghadirkan deterrence effect bagi armada laut musuh yang akan mengekspansi kedaulatan di wilayah perairan laut.

KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali pada acara sarasehan nasional pembangunan kekuatan kapal selam di Ujung Surabaya (12/6) mengungkapkan bahwa kapal selam adalah alutsista strategis armada angkatan laut suatu negara. Keunggulannya terletak pada aspek kerahasiaan dan daya hancur tinggi. Selain itu, dia menyebut kapal selam sebagai pengganda kekuatan tempur signifikan, sehingga memilikistrategic deterrencesangat tinggi.

Keterbatasan kapal selam yang dimiliki, apalagi kemampuannya masih dipertanyakan, menjadi persoalan besar bagi pertahanan Indonesia. Apalagi wilayah negeri ini 70% di antaranya berupa lautan - di dalamya terdapat terdapat tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), dan berada di persimpangan lalu lintas laut internasional teramai di dunia- tentu membutuhkan alutsista yang mencukupi, baik secara kwantitas maupun kwalitas, termasuk kapal selam.

Belum lagi memanasnya dinamika kawasan Indo-Pasifik yang mendorong konsolidasi kekuatan China versus Amerika Serikat bersama sekutunya- terutama yang tergabung dalam AUKUS. Karena itulah, pembangunan kekuatan kapal selam adalah isu krusial yang harus dicarikan jalan keluar.

baca juga: Kemhan Boyong Kapal Selam Penyelamat dari Inggris

Namun, perlu digarisbawahi pembelian kapal selam harus memerhatikan persaingan di kawasan agar pembelian tidak sia-sia karena tidak mampu mengimbangi kapabilitas kapal selam milik negara tetangga, juga kapal selam negara-negara adidaya yang berlalu-lalang di perairan Indonesia dan kawasan sekitar.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More