Dilarang Sembarangan Membeli Kapal Selam
Rabu, 11 Oktober 2023 - 07:53 WIB
Beberapa kapal selam yang memasuki layanan negara tetangga antara lain Singapura yang memiliki empat kapal selam tipe kelas 218SG buatan tk MS Jerman dan Australia yang berencana mengakuisisi lima kapal selam kelas Virginia dari Amerika Serikat, yang merupakan kapal selam bertenaga nuklir termutakhir setelah bergabung dengan AUKUS.
Belum lagi Indonesia berpotensi berhadapan dengan China seperti disebut Global Fire Power memiliki 74 kapal selam pada 2020 lalu, termasuk di antara kapal selam tipe 094 bertenaga nuklir yang dilengkapi rudal balistik.
Pilihan Optimum
Indonesia memiliki sejumlah pilihan untuk menentukan kapal selam yang bakal diakuisisi. Di antara pabrikan yang mengajukan proposal, galangan kapal Hanwha Ocean terbilang progresif. Perusahaan asal Korea Selatan itu pada status menagih komitmen pembuatan tiga kapal selam batch II Chang Bogo Class kepada Pemerintah Indonesia.
Pabrikan tersebut memang telah memenangkan lelang pengadaan tiga unit kapal selam Chang Bogo Class tahap II sejak 2019. Kendati demikian, perusahaan metamorfosis Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) itu belum menerima pembayaran letter of credit (L/C) sepeserpun. Terlebih, dia terlanjur melakukan pre-order komponen tiga kapal selam.
Tetapi, kerja sama yang terbangun hingga implementasi transfer of technology (ToT) di galangan PT PAL Surabaya sulit dilanjutkan karena sejumlah masalah yang muncul. Beberapa problem yang sempat mendapat perhatian publik adalah baterai kapal Chang Bogo Class pertama yang dianggap tak sesuai spesifikasi.
baca juga: Rusia Pensiunkan Kapal Selam Nuklir Terbesar di Dunia
Selain itu, seperti pernah dibeber anggota Komisi VI DPR RI Nusron Wahidyang mengungkap kekecewaan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tentang kemampuan menyelam kapal tersebut yang hanya 30 hari, jauh dibanding made in Jerman yang bisa mencapai 90 hari.
Karena itulah, Indonesia terpaksa harus mencari kapal selam lain dengan kemampuan bisa diandalkan. Beberapa spesifikasi yang dianggap dibutuhkan kapal selam mutakhir antara lain bertenaga diesel electrik, yang dilengkapi teknologi AIP alias air independent propulsion. Dengan fitur ini, kapal selam menjadi lebih senyap dan menyelam lebih lama. Bahkan kapal selam termodern sudah ada yang menggunakan sistem baterai Lithium-ion.
Kapal selam juga harus memiliki combat management system (CMS) canggih yang mampu mendeteksi lawan secara akurat dan terkoneksi dengan sistem komando. Juga memiliki sistem senjata yang mampu meluncurkan torpedo dan rudal secara vertikal atau vertical multi-purpose airlock–hingga memiliki daya gebuk mematikan.
Belum lagi Indonesia berpotensi berhadapan dengan China seperti disebut Global Fire Power memiliki 74 kapal selam pada 2020 lalu, termasuk di antara kapal selam tipe 094 bertenaga nuklir yang dilengkapi rudal balistik.
Pilihan Optimum
Indonesia memiliki sejumlah pilihan untuk menentukan kapal selam yang bakal diakuisisi. Di antara pabrikan yang mengajukan proposal, galangan kapal Hanwha Ocean terbilang progresif. Perusahaan asal Korea Selatan itu pada status menagih komitmen pembuatan tiga kapal selam batch II Chang Bogo Class kepada Pemerintah Indonesia.
Pabrikan tersebut memang telah memenangkan lelang pengadaan tiga unit kapal selam Chang Bogo Class tahap II sejak 2019. Kendati demikian, perusahaan metamorfosis Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) itu belum menerima pembayaran letter of credit (L/C) sepeserpun. Terlebih, dia terlanjur melakukan pre-order komponen tiga kapal selam.
Tetapi, kerja sama yang terbangun hingga implementasi transfer of technology (ToT) di galangan PT PAL Surabaya sulit dilanjutkan karena sejumlah masalah yang muncul. Beberapa problem yang sempat mendapat perhatian publik adalah baterai kapal Chang Bogo Class pertama yang dianggap tak sesuai spesifikasi.
baca juga: Rusia Pensiunkan Kapal Selam Nuklir Terbesar di Dunia
Selain itu, seperti pernah dibeber anggota Komisi VI DPR RI Nusron Wahidyang mengungkap kekecewaan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tentang kemampuan menyelam kapal tersebut yang hanya 30 hari, jauh dibanding made in Jerman yang bisa mencapai 90 hari.
Karena itulah, Indonesia terpaksa harus mencari kapal selam lain dengan kemampuan bisa diandalkan. Beberapa spesifikasi yang dianggap dibutuhkan kapal selam mutakhir antara lain bertenaga diesel electrik, yang dilengkapi teknologi AIP alias air independent propulsion. Dengan fitur ini, kapal selam menjadi lebih senyap dan menyelam lebih lama. Bahkan kapal selam termodern sudah ada yang menggunakan sistem baterai Lithium-ion.
Kapal selam juga harus memiliki combat management system (CMS) canggih yang mampu mendeteksi lawan secara akurat dan terkoneksi dengan sistem komando. Juga memiliki sistem senjata yang mampu meluncurkan torpedo dan rudal secara vertikal atau vertical multi-purpose airlock–hingga memiliki daya gebuk mematikan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda