Dukungan Fiskal Demi Miliaran Dolar
Senin, 25 September 2023 - 07:58 WIB
Agar semakin memiliki nilai tambah, tentunya hilirisasi sektor migas menjadi salah satu target pemerintah untuk mengembangkan industri turunan di dalamnegeri, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan. Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) harua mendahulukanpasokan migas yang dibutuhkan oleh industri dalam negerisebelum memutuskan ekspor.
Sektor hulu migas akan menjadi motor penting untuk menopang program pemerintah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan Gross Domestic Product (GDP) tertinggi di dunia. Untuk mencapai target tersebut, Indonesia membutuhkan investasi sekitar USD545 miliar, di mana sekitar 10% di antaranya akan ditopang oleh sektor migas.
Dalam hitungan pemerintah, sektor migas membutuhkaninvestasi sekitar USD68,1 miliar hingga 2040. Besarnya investasi itu tentu tak bisa dipenuhi seluruhnya oleh perusahaan donestik. Sehingga insentif fisakal bisa dikatakan sebagai salah satu vitamin agar perusahaan internasional bersemangat menanamkan investasinya.
Di tahun-tahun mendatang, industri migas tidak hanyadibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dan transportasi. Pengembangan lapangan gas misalnya, akan memiliki peran kunci untuk pengembangan industri lain. Oleh karena itu pemerintah perlu mendukung pengembangan dua proyek besar hilirisasi migas
Yang tak boleh dilupakan, pemanfaatan gas di dalam negeri dengan hilirisasi juga akan mendorong pertumbuhan usaha para pengusaha domestik. Ini lantaran industri hulu migas tanah air bisa berpotensi besar menjadi kunci utama dalam perekonomian di daerah. Karena itu, para KKKS atau investor dan operator blok migas perlu berkolaborasi dengan pengusaha daerah dan mendukung usaha pembinaan pengusaha daerah sehingga masyarakat daerah juga bisa merasakan manfaat keberadaan cadangan migas di wilayahnya.
Industri hulu migas akan menjadi prioritas untuk dijaga iklim investasinya karena sektor migas memiliki kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Fleksibilitas kontrak bagi hasil yang dicanangkan SKK Migas bisa dilihat sebagai salah satu langkah jitu. Fleksibilitas tersebut memungkinkan operator memilih skema cost recovery atau gross split, yang dianggap memberikan keuntungan negara dan kontraktor yang lebih fair. Sehingga, Indonesia menjadi kawasan investasi hulu migas yang lebih menarik.
Secara bisnis, ada dua subsektor yang mempengaruhi industri hulu migas, yaitu eksplorasi dan farm in atau penggunaan lahan yang akan digarap. Untuk eksplorasi, perlu menperkuat dan memperbanyak penyediaan data untuk open area kepada potential investor. SKK Migas juga memiliki beberapa aktivitas lain seperti, pembentukan Satgas Khusus yang membantu dalam kegiatan eksplorasi migas di Indonesia.
baca juga: SKK Migas Terus Dorong Peningkatan Investasi Sektor Hulu
Studi menyebutkan, skema gross split ke depannya tidak akan ekonomis. Karenanya, sistem tersebut akan dimodifikasi sedikit agar lebih menarik. Saat ini 128 cekungan, 68 di antaranya belum dieksplorasi dan diyakini menyimpan potensi besar. Untuk bisa menjangkau itu, butuh biaya besar. Apalagi pemerintah menargetkan investasinya naik jadi USD14,9 miliar tahun ini.
Selain masalah investasi, saat ini industri hulu migas juga menghadapi isu keberlanjutan lingkungan serta emisi karbon. Pemerintah, tidak boleh tinggal diam dan merespon isu tersebut dengan memberikan dukungan terhadap penerapan teknologi untuk menekan emisi dalam kegiatan hulu migas.
Sektor hulu migas akan menjadi motor penting untuk menopang program pemerintah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan Gross Domestic Product (GDP) tertinggi di dunia. Untuk mencapai target tersebut, Indonesia membutuhkan investasi sekitar USD545 miliar, di mana sekitar 10% di antaranya akan ditopang oleh sektor migas.
Dalam hitungan pemerintah, sektor migas membutuhkaninvestasi sekitar USD68,1 miliar hingga 2040. Besarnya investasi itu tentu tak bisa dipenuhi seluruhnya oleh perusahaan donestik. Sehingga insentif fisakal bisa dikatakan sebagai salah satu vitamin agar perusahaan internasional bersemangat menanamkan investasinya.
Di tahun-tahun mendatang, industri migas tidak hanyadibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dan transportasi. Pengembangan lapangan gas misalnya, akan memiliki peran kunci untuk pengembangan industri lain. Oleh karena itu pemerintah perlu mendukung pengembangan dua proyek besar hilirisasi migas
Yang tak boleh dilupakan, pemanfaatan gas di dalam negeri dengan hilirisasi juga akan mendorong pertumbuhan usaha para pengusaha domestik. Ini lantaran industri hulu migas tanah air bisa berpotensi besar menjadi kunci utama dalam perekonomian di daerah. Karena itu, para KKKS atau investor dan operator blok migas perlu berkolaborasi dengan pengusaha daerah dan mendukung usaha pembinaan pengusaha daerah sehingga masyarakat daerah juga bisa merasakan manfaat keberadaan cadangan migas di wilayahnya.
Industri hulu migas akan menjadi prioritas untuk dijaga iklim investasinya karena sektor migas memiliki kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Fleksibilitas kontrak bagi hasil yang dicanangkan SKK Migas bisa dilihat sebagai salah satu langkah jitu. Fleksibilitas tersebut memungkinkan operator memilih skema cost recovery atau gross split, yang dianggap memberikan keuntungan negara dan kontraktor yang lebih fair. Sehingga, Indonesia menjadi kawasan investasi hulu migas yang lebih menarik.
Secara bisnis, ada dua subsektor yang mempengaruhi industri hulu migas, yaitu eksplorasi dan farm in atau penggunaan lahan yang akan digarap. Untuk eksplorasi, perlu menperkuat dan memperbanyak penyediaan data untuk open area kepada potential investor. SKK Migas juga memiliki beberapa aktivitas lain seperti, pembentukan Satgas Khusus yang membantu dalam kegiatan eksplorasi migas di Indonesia.
baca juga: SKK Migas Terus Dorong Peningkatan Investasi Sektor Hulu
Studi menyebutkan, skema gross split ke depannya tidak akan ekonomis. Karenanya, sistem tersebut akan dimodifikasi sedikit agar lebih menarik. Saat ini 128 cekungan, 68 di antaranya belum dieksplorasi dan diyakini menyimpan potensi besar. Untuk bisa menjangkau itu, butuh biaya besar. Apalagi pemerintah menargetkan investasinya naik jadi USD14,9 miliar tahun ini.
Selain masalah investasi, saat ini industri hulu migas juga menghadapi isu keberlanjutan lingkungan serta emisi karbon. Pemerintah, tidak boleh tinggal diam dan merespon isu tersebut dengan memberikan dukungan terhadap penerapan teknologi untuk menekan emisi dalam kegiatan hulu migas.
Lihat Juga :
tulis komentar anda