Dukungan Fiskal Demi Miliaran Dolar

Senin, 25 September 2023 - 07:58 WIB
loading...
Dukungan Fiskal Demi Miliaran Dolar
Ilustrasi: Masyudi/SINDOnews
A A A
BERBAGAI upaya dilakukan pemerintah untuk mempertebal pundi-pundi keuangan negara. Masih licinnya sektor minyak dan gas bumi (migas) membuat pemerintah sodorkan vitamin baru. Salah satunya memberikan dukungan kebijakan fiskal untuk mendukung peningkatan investasi pada sektor hulu migas Indonesia.

baca juga: Media Sosial, Digitalisasi, dan Industri Hulu Migas

Tak sekadar menciptakan ekosistem investasi yang dipenuhi perusahaan-perusahaan migas , tapi juga diramaikan dengan keterlibatan perbankan. Kenapa perbankan perlu dilibatkan? Tak lain karena besarnya perputaran dana di sektor ini. Ambil contoh Abandonment and Site Restoration (ASR) diperkirakan nilainya mencapai USD38 Miliar. Nilai itu jika dikelola dengan baik tentunya akan memberikan multiplier effect yang besar. Misalnya, untuk menggerakkan perekonomian melalui sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) misalnya, menyimpan dana cadangan untuk program Abandonment and Site Restoration (ASR) wilayah kerja minyak dan gas bumi Blok B, Aceh, yang dioperatori PT Pema Global Energi (PGE), pada PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk. Diperkirakan hingga 2041 atau hingga masa kontrak berakhir, dana cadangan ASR PGE mencapai USD40 juta.

Kepala BPMA Teuku Mohamad Faisal mengatakan bahwa pihaknya baru saja mencapai kesepakatan antara Pema Global Energi (PGE) dan BSI untuk pengelolaan dana ASR. Dana ASR adalah dana yang harus disisihkan oleh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk membiayai penutupan sumur, restorasi lingkungan pasca operasi.

Aturan penyisihan dana ASR itu dilakukan sejak ada Keputusan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2018 tentang Kegiatan Pasca Operasi Pada Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Regional Chief Executive Office Syariah Indonesia (CEO BSI) Aceh Wisnu Sunandar menyanggupi permintaan dari BPMA agar dana itu disalurkan ke sektor UMKM yang membutuhkan sehingga memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi masyarakat.

Dana ASR masih akan terus bertambah seiring dengan bertumbuhnya sektor migas di Aceh. Bahkan ada potensi sekitar USD40 juta dari pengalihan wilayah kerja yang dahulu dikelola Pertamina EP menjadi kelolaan BPMA. PGE sendiri mewarisi ratusan sumur saat serah terima dari pengelola sebelumnya. Adapun saat ini PGE hanya mengelola 40 sumur produksi.

Tak hanya di wilayah-wilayah yang ramai sumur minyak saja diharapkan ekonomi bertumbuh. Dalam the 4thInternational Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2023 (ICIUOG 2023), di Nusa Dua, Bali, Industri hulu migas menunjukkan komitmennya untukmendukung kegiatan ekonomi di tanah air. Di sela acara 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023 di Nusa Dua, Bali, sedikitnya terdapat 16 perjanjian yang terdiri dari sembilan perjanjian jual beli gas (PJBG) dan tujuh penandatanganan Head of Agreement (HOA) diteken.

baca juga: Kepala SKK Migas Sebut Forum Kapnas Pacu Industri Hulu Minyak dan Gas

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas ( SKK Migas ) Dwi Soetjipto mengungkapkan pelaksanaan ICIUOG 2023 menjadi momentum tepat bagi para pelaku usaha untuk mempererat kerja sama sejalan dengan program peningkatan penggunaan migas.

Saat ini sektor hulu migas menghadapi dua tantangan serius, yaitu bagaimana berkontribusi terhadap ketahanan energi sekaligus beradaptasi atas komitmen global mengenai perubahan iklim. Terkait dengan hal ini, pemerintah berkomitmen untuk terus memberikan sejumlah dukungan guna meningkatkan kinerja sektor hulu migas.

Meski investasi global masih lesu akibat pandemi Covid-19, investasi di Indonesia terbukti tetap bertumbuh positif. Hal ini terjadi karena stabilitas politik dan hukum serta adanya kolaborasi yang baik antara pemerintah dan industri. Namun demikian, untuk menarik investor tetap diperlukan perizinan yang mudah dan insentif, misalnya insentif perpajakan.

Dukungan fleksibilitas fiskal dari pemerintah tentunya akan meningkatkan daya tarik investasi hulu migas di Indonesia. Di tahun 2023 ini, sektor hulu migas menargetkan investasi sebesar USD15,5 miliar, naik 28% dari investasi tahun lalu sekaligus lebih tinggi dari dari pertumbuhan investasi hulu migas global yang berada pada kisaran 6,5%. Perbaikan daya tarik investasi perlu terus dilakukan karena, untuk mencapai target produksi 1 juta BOPD minyak dan 12 BSCFD gas di tahun 2030, industri hulu migas memerlukan investasi lebih dari USD20 miliar per tahun.

Untuk menarik investasi, Indonesia harus berkompetisi dengan negara lain. Oleh karena itu, banyak hal yang masih harus dilakukan terutama dalam aspek legal dan kontraktual serta peningkatan eksplorasi guna menemukan cadangan raksasa atau giant discovery.

SKK Migas dan industri hulu migas pada tahun 2020 telah meluncurkan Indonesian Oil and Gas 4.0 (IOG 4.0) yang merupakan rencana strategis untuk mencapai target 2030. Forum ICIUOG merupakan forum tahunan yang melibatkan lintas pemangku kepentingan untuk membahas pencapaian dan penyempurnaan rencana strategis tersebut. Di tahun ke empat perhelatannya, ICIUOG berhasil mendatangkan sekitar 3.000 peserta dari 17 negara.

Sektor migas sejatinya masih memiliki peran yang sangat penting dan strategis di semua negara. Energi selalu menjadi motor penggerak bagi investasi dan industri baru yang pada ujungnya akan menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Beruntung, pemerintah Indonesia berkomitme untuk memperkuat kolaborasi, kerja sama dan inovasi untuk mendukung keberlanjutan investasi di sektor hulu migas Indonesia dalam rangka mencapai target 1 juta BOPD minyak bumi dan 12 BSCFD gas pada tahun 2030. Apresiasi patut diberika karena pemerintah bersikap terbuka terhadap saran dan masukan untuk memastikan kepentingan bersama.

baca juga: Perang Rusia Ukraina Jadi Berkah Buat Industri Migas RI, Investasi Hulu Ditarget Rp 234,18 T

Pertumbuhan investasi memiliki syarat penting yaitu iklim investasi yang menarik untuk investor. Sejak tahun 2020, daya tarik investasi hulu migas di Indonesia telah meningkat didukung oleh dukungan pemerintah melalui sistem fiskal yang lebih fleksibel dan pendukung lainnya yang menurunkan risiko investasi. Namun demikian, beberapa area masih memerlukan perbaikan, yaitu dalam aspek legal dan kontraktual serta penemuan cadangan raksasa (giant discovery).

Agar semakin memiliki nilai tambah, tentunya hilirisasi sektor migas menjadi salah satu target pemerintah untuk mengembangkan industri turunan di dalamnegeri, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan. Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) harua mendahulukanpasokan migas yang dibutuhkan oleh industri dalam negerisebelum memutuskan ekspor.

Sektor hulu migas akan menjadi motor penting untuk menopang program pemerintah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan Gross Domestic Product (GDP) tertinggi di dunia. Untuk mencapai target tersebut, Indonesia membutuhkan investasi sekitar USD545 miliar, di mana sekitar 10% di antaranya akan ditopang oleh sektor migas.

Dalam hitungan pemerintah, sektor migas membutuhkaninvestasi sekitar USD68,1 miliar hingga 2040. Besarnya investasi itu tentu tak bisa dipenuhi seluruhnya oleh perusahaan donestik. Sehingga insentif fisakal bisa dikatakan sebagai salah satu vitamin agar perusahaan internasional bersemangat menanamkan investasinya.

Di tahun-tahun mendatang, industri migas tidak hanyadibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dan transportasi. Pengembangan lapangan gas misalnya, akan memiliki peran kunci untuk pengembangan industri lain. Oleh karena itu pemerintah perlu mendukung pengembangan dua proyek besar hilirisasi migas

Yang tak boleh dilupakan, pemanfaatan gas di dalam negeri dengan hilirisasi juga akan mendorong pertumbuhan usaha para pengusaha domestik. Ini lantaran industri hulu migas tanah air bisa berpotensi besar menjadi kunci utama dalam perekonomian di daerah. Karena itu, para KKKS atau investor dan operator blok migas perlu berkolaborasi dengan pengusaha daerah dan mendukung usaha pembinaan pengusaha daerah sehingga masyarakat daerah juga bisa merasakan manfaat keberadaan cadangan migas di wilayahnya.

Industri hulu migas akan menjadi prioritas untuk dijaga iklim investasinya karena sektor migas memiliki kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Fleksibilitas kontrak bagi hasil yang dicanangkan SKK Migas bisa dilihat sebagai salah satu langkah jitu. Fleksibilitas tersebut memungkinkan operator memilih skema cost recovery atau gross split, yang dianggap memberikan keuntungan negara dan kontraktor yang lebih fair. Sehingga, Indonesia menjadi kawasan investasi hulu migas yang lebih menarik.

Secara bisnis, ada dua subsektor yang mempengaruhi industri hulu migas, yaitu eksplorasi dan farm in atau penggunaan lahan yang akan digarap. Untuk eksplorasi, perlu menperkuat dan memperbanyak penyediaan data untuk open area kepada potential investor. SKK Migas juga memiliki beberapa aktivitas lain seperti, pembentukan Satgas Khusus yang membantu dalam kegiatan eksplorasi migas di Indonesia.

baca juga: SKK Migas Terus Dorong Peningkatan Investasi Sektor Hulu

Studi menyebutkan, skema gross split ke depannya tidak akan ekonomis. Karenanya, sistem tersebut akan dimodifikasi sedikit agar lebih menarik. Saat ini 128 cekungan, 68 di antaranya belum dieksplorasi dan diyakini menyimpan potensi besar. Untuk bisa menjangkau itu, butuh biaya besar. Apalagi pemerintah menargetkan investasinya naik jadi USD14,9 miliar tahun ini.

Selain masalah investasi, saat ini industri hulu migas juga menghadapi isu keberlanjutan lingkungan serta emisi karbon. Pemerintah, tidak boleh tinggal diam dan merespon isu tersebut dengan memberikan dukungan terhadap penerapan teknologi untuk menekan emisi dalam kegiatan hulu migas.

Energi fosil masih menjadi tulang punggung pemenuhan kebutuhan energi nasional di masa depan. Oleh karena itu pemerintah perlu mendorong pelaku industri hulu migas melakukan inovasi dan memberikan masukan terkait usaha-usaha peningkatan produksi namun juga menekan emisi karbon yang dihasilkan
(hdr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1733 seconds (0.1#10.140)