Urus Transportasi Publik, Pegawai KAI Wajib Memahami Bahaya Radikalisme
Jum'at, 25 Agustus 2023 - 01:57 WIB
Ia juga mengapresiasi jajaran Direksi KAI yang sudah menegaskan kepada para pimpinan di setiap Daop maupun Divre untuk terus memantau pegawainya. Untuk itu dirinya juga berharap KAI ke depan bisa menyeleksi pegawai-pegawai lebih ketat lagi bukan pada verifikasi masuknya saja, tetapi juga bagaimana pegawai itu setelah di dalam KAI.
"Seleksinya sudah benar. Tinggal bagaimana kita meng-update instrumen itu dan secara berkala dilakukan. Jajaran direksi memantau, bukan sekedar menggugurkan kewajiban, tetapi ada penanaman nilai-nilai kebangsaan. Harus dilihat juga rekam jejak digitalnya. Karena ini sangat halus, tidak bisa memilih. Karena dari profesor aja juga ada yang terpapar," kata Irfan.
Dalam kesempatan itu, Komisaris Utama PT KAI KH Said Aqil Siradj mengaku sangat kaget dengan ditangkapnya DE oleh aparat Densus 88."Saya orang yang sangat kaget. Di kalangan KAI ini ada yang menjadi terduga teroris. Dan saya yakin masih ada lagi, itu tidak sendirian," kata Kiai Said.
Untuk itu, ke depan dirinya meminta kepada seluruh perusahaan BUMN dan juga instansi pemerintah melakukan deteksi dini dan pengawasan internal terhadap para pegawainya agar tidak terjerat dalam masalah radikalisme dan terorisme. Pemberian materi wawasan kebangsaan dan cinta Tanah Air juga harus terus dilakukan perusahaan-perusahaan BUMN dan instansi pemerintah lainnya kepada para pegawai sebagai upaya memperkuat imunitas dari paham-paham tersebut.
"Tentunya harus terus menerus seperti ini, tidak cukup hanya sekali. Dan tidak cukup hanya di pusat tetapi harus di setiap Daop atau Divisi Regional, dan harus juga di setiap BUMN, termasuk juga di kementerian-kementerian," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo menjelaskan, tujuan diadakannya townhall meeting ini merupakan upaya KAI tidak mentolerir tindakan radikalisme dan terorisme. "Dan kami akan mengambil tindakan tegas sesuai dengan aturan dan sesuai dengan kerjasama dengan kepolisian bahwa semua apa yang tidak mematuhi akan kita tidak tegas," katanya.
KAI akan terus membangun wawasan kebangsaan dan cinta tanah air pada seluruh pegawai di jajarannya. "Dalam waktu dekat nanti kami bersama dengan BNPT dan juga Densus 88/AT Polri akan langsung melakukan sosialisasi ke seluruh Daop dan Divre dan seluruh jajaran kereta api di mana pun berada. Ini agar pencegahannya efektif, continue dan berkelanjutan," katanya.
Pihaknya akan senantiasa untuk terus melindungi karyawannya dari pengaruh penyebaran paham radikal terorisme seperti arahan dalam paparan yang disampaikan Komisaris Utama PT KAI, BNPT, Densus 88 dan juga dari Kementerian BUMN.
"Jelas sekali memahamkan ini bukan sesuatu yang gampang tetapi kita akan terus lakukan. Bagaimana kita membangun kebangsaan dan keagamaan yang toleran di Bumi Pertiwi ini dengan berlandaskan Pancasila dan loyalitas NKRI itu harga mati," katanya.
Sementara itu, Direktur Keselamatan dan Keamanan PT KAI, Sandry Pasambuna dalam sambutan laporannya mengatakan bahwa acara ini sebagai tindak lanjut untuk melindungi sebanyak 31.370 pekerja PT KAI dan anak perusahaan dari paham radikal.
"Seleksinya sudah benar. Tinggal bagaimana kita meng-update instrumen itu dan secara berkala dilakukan. Jajaran direksi memantau, bukan sekedar menggugurkan kewajiban, tetapi ada penanaman nilai-nilai kebangsaan. Harus dilihat juga rekam jejak digitalnya. Karena ini sangat halus, tidak bisa memilih. Karena dari profesor aja juga ada yang terpapar," kata Irfan.
Dalam kesempatan itu, Komisaris Utama PT KAI KH Said Aqil Siradj mengaku sangat kaget dengan ditangkapnya DE oleh aparat Densus 88."Saya orang yang sangat kaget. Di kalangan KAI ini ada yang menjadi terduga teroris. Dan saya yakin masih ada lagi, itu tidak sendirian," kata Kiai Said.
Untuk itu, ke depan dirinya meminta kepada seluruh perusahaan BUMN dan juga instansi pemerintah melakukan deteksi dini dan pengawasan internal terhadap para pegawainya agar tidak terjerat dalam masalah radikalisme dan terorisme. Pemberian materi wawasan kebangsaan dan cinta Tanah Air juga harus terus dilakukan perusahaan-perusahaan BUMN dan instansi pemerintah lainnya kepada para pegawai sebagai upaya memperkuat imunitas dari paham-paham tersebut.
"Tentunya harus terus menerus seperti ini, tidak cukup hanya sekali. Dan tidak cukup hanya di pusat tetapi harus di setiap Daop atau Divisi Regional, dan harus juga di setiap BUMN, termasuk juga di kementerian-kementerian," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo menjelaskan, tujuan diadakannya townhall meeting ini merupakan upaya KAI tidak mentolerir tindakan radikalisme dan terorisme. "Dan kami akan mengambil tindakan tegas sesuai dengan aturan dan sesuai dengan kerjasama dengan kepolisian bahwa semua apa yang tidak mematuhi akan kita tidak tegas," katanya.
KAI akan terus membangun wawasan kebangsaan dan cinta tanah air pada seluruh pegawai di jajarannya. "Dalam waktu dekat nanti kami bersama dengan BNPT dan juga Densus 88/AT Polri akan langsung melakukan sosialisasi ke seluruh Daop dan Divre dan seluruh jajaran kereta api di mana pun berada. Ini agar pencegahannya efektif, continue dan berkelanjutan," katanya.
Pihaknya akan senantiasa untuk terus melindungi karyawannya dari pengaruh penyebaran paham radikal terorisme seperti arahan dalam paparan yang disampaikan Komisaris Utama PT KAI, BNPT, Densus 88 dan juga dari Kementerian BUMN.
"Jelas sekali memahamkan ini bukan sesuatu yang gampang tetapi kita akan terus lakukan. Bagaimana kita membangun kebangsaan dan keagamaan yang toleran di Bumi Pertiwi ini dengan berlandaskan Pancasila dan loyalitas NKRI itu harga mati," katanya.
Sementara itu, Direktur Keselamatan dan Keamanan PT KAI, Sandry Pasambuna dalam sambutan laporannya mengatakan bahwa acara ini sebagai tindak lanjut untuk melindungi sebanyak 31.370 pekerja PT KAI dan anak perusahaan dari paham radikal.
tulis komentar anda