Di Hadapan Relawan, Ganjar Beberkan Keberhasilan Jokowi dan Indonesia Emas 2045
Selasa, 22 Agustus 2023 - 19:00 WIB
“Dari data tersebut sebenarnya untuk memproyeksikan kelak kemudian hari di 2045 atau dalam waktu yang tidak lama, di usia 100 tahun apakah Indonesia akan menjadi negara terbesar ekonomi ke-4 atau ke-7 ada pada pilihan kita masing-masing. Ada 4 hal yang saya sampaikan tadi yang pertama bagaimana bisa mencapainya," katanya.
Ganjar menargetkan akses rumah tangga terhadap air siap minum mesti 100%, kemudian bagaimana menuju Indonesia sehat dengan indeksnya adalah usia harapan hidup yang mau kita capai adalah 80 tahun. Kemudian bagaimana Indonesia pintar menuju 2045 dan Bagaimana nilai pisah atau membaca bangsa Indonesia bisa 4505, bagaimana bisa matematika kita bisa 438 dan sains bisa sekitar 416.
"Inilah yang mesti kita dorong tanpa perubahan besar dalam dunia pendidikan agar 13 tahun bonus demografi kita akan hampa dan kita tidak akan mendapatkan deviden," tambahnya.
Ketua Komunitas Pijar, Prof Dr Nindyo Pramono mengatakan mereka tidak ada kepentingan politik kecuali satu ingin menitipkan kebinekaan dan keberagaman ini dirawat oleh pemimpin ke depannya. karena mereka khawatir anak-anak bangsa nanti kalau tidak rukun maka bangsa Indonesia akan terganggu dalam rangka membangun dan memasuki era Indonesia Emas 2045.
"Oleh karena itu perlu pemimpin yang bernyali tanpa membenci agar Indonesia menjadi negara yang mandiri, berdikari, berdiri di atas kaki sendiri tanpa harus menghindari semangat kolaborasi," katanya.
Ganjar menargetkan akses rumah tangga terhadap air siap minum mesti 100%, kemudian bagaimana menuju Indonesia sehat dengan indeksnya adalah usia harapan hidup yang mau kita capai adalah 80 tahun. Kemudian bagaimana Indonesia pintar menuju 2045 dan Bagaimana nilai pisah atau membaca bangsa Indonesia bisa 4505, bagaimana bisa matematika kita bisa 438 dan sains bisa sekitar 416.
"Inilah yang mesti kita dorong tanpa perubahan besar dalam dunia pendidikan agar 13 tahun bonus demografi kita akan hampa dan kita tidak akan mendapatkan deviden," tambahnya.
Ketua Komunitas Pijar, Prof Dr Nindyo Pramono mengatakan mereka tidak ada kepentingan politik kecuali satu ingin menitipkan kebinekaan dan keberagaman ini dirawat oleh pemimpin ke depannya. karena mereka khawatir anak-anak bangsa nanti kalau tidak rukun maka bangsa Indonesia akan terganggu dalam rangka membangun dan memasuki era Indonesia Emas 2045.
"Oleh karena itu perlu pemimpin yang bernyali tanpa membenci agar Indonesia menjadi negara yang mandiri, berdikari, berdiri di atas kaki sendiri tanpa harus menghindari semangat kolaborasi," katanya.
(cip)
tulis komentar anda