Dahsyat! Jenderal Kopassus Ini Andalkan Perang Psikologis untuk Lumpuhkan Ratusan Anggota GAM
Minggu, 23 Juli 2023 - 05:00 WIB
Senjata yang dimiliki kelompok Din Minimi, kata Sutiyoso, merupakan peninggalan sisa-sisa konflik dahulu karena masih ada senjata yang belum diserahkan. Tidak menutup kemungkinan senjata yang diselundupkan dari perbatasan.
"Karena saya pernah tugas 10 bulan tahun 1978 dulu ya, mengawasi pantai utara itu amat sulit, tidak tercover. (senjata) bisa dari Thailand, bisa dari Filipina," ujarnya.
Kemampuan Sutiyoso melumpuhkan Din Minimi tanpa sebutir peluru meletus dan jatuh korban jiwa menunjukkan lulusan Akmil 1968 tersebut sebagai sosok pemberani yang berhati nurani. Din Minimi pun sangat menghormati Sutiyoso.
"Waktu penyerahan senjata terakhir, Bang Din (Din Minimi) menangis. Dia memeluk Pak Sutiyoso dan mengatakan, 'Pak Sutiyoso, jangan tinggalkan saya, Pak," ujar Ketua Aceh Human Foundation (AHF) Abdul Hadi menirukan ucapan Din Minimi.
Lihat Juga: Danjen Kopassus di Era Soekarno, Nomor 1 Pelatih Pertama Pasukan Elite Korps Baret Merah
"Karena saya pernah tugas 10 bulan tahun 1978 dulu ya, mengawasi pantai utara itu amat sulit, tidak tercover. (senjata) bisa dari Thailand, bisa dari Filipina," ujarnya.
Kemampuan Sutiyoso melumpuhkan Din Minimi tanpa sebutir peluru meletus dan jatuh korban jiwa menunjukkan lulusan Akmil 1968 tersebut sebagai sosok pemberani yang berhati nurani. Din Minimi pun sangat menghormati Sutiyoso.
"Waktu penyerahan senjata terakhir, Bang Din (Din Minimi) menangis. Dia memeluk Pak Sutiyoso dan mengatakan, 'Pak Sutiyoso, jangan tinggalkan saya, Pak," ujar Ketua Aceh Human Foundation (AHF) Abdul Hadi menirukan ucapan Din Minimi.
Lihat Juga: Danjen Kopassus di Era Soekarno, Nomor 1 Pelatih Pertama Pasukan Elite Korps Baret Merah
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(abd)
tulis komentar anda