Iduladha, Antara Haji dan Ihram serta Perjalanan Kesetaraan Manusia

Kamis, 29 Juni 2023 - 13:14 WIB
Ramdansyah, saat menjadi khatib salat Iduladha 1444 Hijriah yang berlangsung di Jalan Raya Matraman, depan Gereja Koinonia, Jakarta Timur, Kamis (29/6/2023). Foto/Ist
JAKARTA - Iduladha merupakan perjalanan antara haji dan ihram serta kesetaraan semua manusia. Visi suci haji adalah melepas keangkuhan dan ego yang melekat pada simbol baju yang putih tanpa jahitan dan simbol Dolce Gaban, Louis Vitton, atau merek terkenal lainnya.

Hal itu dikatakan Ramdansyah, saat menjadi khatib salat Iduladha 1444 Hijriah yang berlangsung di Jalan Raya Matraman, depan Gereja Koinonia, Jakarta Timur, Kamis (29/6/2023).

"Ada apa di balik Ihram? Pertama, siapa pun yang berhaji salah satu rukunnya ihram malah memerintahkan penggunaan pakaian putih tanpa jahitan," ujarnya.





Ramdansyah mengomentari perilaku flexing yang sering dilakukan selebriti, istri, dan anak pejabat yang tidak sesuai dengan Ihram.



Flexing adalah perilaku seseorang yang memamerkan atau menunjukkan kekayaan atau kemewahan yang dimilikinya. Biasanya yang dipamerkan adalah yang melekat pada tubuh orang tersebut. Benda-benda yang melekat seperti sepatu, jam tangan, baju dengan nilai ratusan hingga mencapai miliar.

"Kita diingatkan bahwa flexing bukan tindakan yang tepat di saat banyak umat menderita kesusahan dan kelaparan. Dalam keadaan ihram, semua ini ditanggalkan agar manusia sederajat," ujarnya.

Ia mengatakan, manusia tampak sebagai manusia yang sama. Inilah humanisasi sekaligus liberasi. Saat memakai pakaian nonihram simbol ego manusia menjadi lebih tampak.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More