Pengamat Ungkap Penyebab Elektabilitas Ganjar-Anies Salip Prabowo
Kamis, 23 Juli 2020 - 13:42 WIB
JAKARTA - Survei Indikator Politik menunjukkan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyalip elektabilitas Ketua Umum DPP Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto . Dalam survei itu Ganjar menempati peringkat teratas disusul Anies.
Direktur Eksekutif Paramater Politik Indonesia, Adi Prayitno menyatakan, sangat rasional jika Ganjar dan Anies memuncaki elektabilitas dalam survei. Karena selama virus corona (COVID-19) berlangsung, kedua kepala daerah inilah yang paling banyak menghiasai media massa.
"Selalu jadi perbincangan. Itu artinya, selama corona, masyarakat mengikuti perkembangan hingar bingar yang terjadi di media," ujar Adi saat dihubungi SINDOnews, Kamis (23/7/2020). ( )
Sementara Prabowo, kata Adi, relatif sepi pemberitaan meski kerjanya diapresiasi banyak orang. Survei itu menyangkut persepsi orang yang mengikuti perbincangan di media.
Adi mengatakan, meski Prabowo di bawah Ganjar-Anies tapi selisihnya sedikit sekali, masih dalam rentang margin of error. "Dalam logika survei, selisih semacam itu pada realitasnya belum bisa dipastikan siapa yang sebenarnya unggul andai diadakan pemilihan," kata analis politik asal UIN Jakarta ini. ( )
Direktur Eksekutif Paramater Politik Indonesia, Adi Prayitno menyatakan, sangat rasional jika Ganjar dan Anies memuncaki elektabilitas dalam survei. Karena selama virus corona (COVID-19) berlangsung, kedua kepala daerah inilah yang paling banyak menghiasai media massa.
"Selalu jadi perbincangan. Itu artinya, selama corona, masyarakat mengikuti perkembangan hingar bingar yang terjadi di media," ujar Adi saat dihubungi SINDOnews, Kamis (23/7/2020). ( )
Sementara Prabowo, kata Adi, relatif sepi pemberitaan meski kerjanya diapresiasi banyak orang. Survei itu menyangkut persepsi orang yang mengikuti perbincangan di media.
Adi mengatakan, meski Prabowo di bawah Ganjar-Anies tapi selisihnya sedikit sekali, masih dalam rentang margin of error. "Dalam logika survei, selisih semacam itu pada realitasnya belum bisa dipastikan siapa yang sebenarnya unggul andai diadakan pemilihan," kata analis politik asal UIN Jakarta ini. ( )
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda