Menyambung Karomah dan Keberkahan di Makam Sunan Gunung Jati
Jum'at, 10 Maret 2023 - 09:11 WIB
Ali mengaku, sengaja dirinya dan rombongannya yang tergabung dalam majelis Musala Nurul Hikmah, Jelambar, Jakarta Barat, berziarah ke makam Sunan Gunung Jati, tak lain ingin merasakan langsung karomah dan keberkahan dari salah satu Wali Allah tersebut.
baca juga: Sejarah Kue Apem: Apa Hubungannya dengan Sunan Gunung Jati?
“InsyaAllah ulama atau para wali yang makamnya kita ziarahi dan kita kirimkan doa bisa menyambungkan doa-doa yang kita panjatkan tadi kepada Allah SWT, dan mudah-mudahan doa yang dipanjatkan dikabulkan. Itulah yang namanya karomah dari orang yang sudah meninggal dunia,” sambung Ali Mustofa.
Dalam agama Islam, karomah para wali memang begitu diyakini. Apalagi, bagi hamba Allah yang rajin ibadah dan beramal soleh, ketika sudah meninggal dunia akan mendapat nikmat kubur dan berpotensi memiliki karomah. Bahkan, karomah orang soleh lebih terasa ketika sudah meninggal dunia.
Antrean peziarah yang hendak salat di masjid Sunan Gunung Jati.
“Karomah Sunan Gunung Jati masih dirasakan walau beliau sudah lama meninggal dunia. Dan berkat ada makam Sunan Gunung Jati di sini, orang-orang dari jauh berdatangan, menziarahi makamnya dan mendoakannya,” ujar Imam, 38, salah seorang petugas makam Sunan Gunung Jati.
baca juga: Sejarah Sunan Gunung Jati dan Jakarta, Beda Fatahillah dan Syarif Hidayatullah
Karena ramai orang yang datang, kata Imam, alhasil masyarakat sekitar komplek makam mendapat berkah. Mereka bisa membuka usaha, berjualan souvenir, oleh-oleh, membuka rumah makan, menjadi juru parkir, bahkan ada yang berbisnis penginapan untuk peziarah yang hendak bermalam.
“Orang yang sudah meninggal dunia saja masih bisa memberi ‘makan’ sama orang yang masih hidup. Itulah salah satu karomah dari Sunan Gunung Jati,” celetuk Imam penuh makna, sambil menunjuk deretan kios dan pedagang keliling sekitar komplek makam Sunan Gunung Jati.
baca juga: Sejarah Kue Apem: Apa Hubungannya dengan Sunan Gunung Jati?
“InsyaAllah ulama atau para wali yang makamnya kita ziarahi dan kita kirimkan doa bisa menyambungkan doa-doa yang kita panjatkan tadi kepada Allah SWT, dan mudah-mudahan doa yang dipanjatkan dikabulkan. Itulah yang namanya karomah dari orang yang sudah meninggal dunia,” sambung Ali Mustofa.
Dalam agama Islam, karomah para wali memang begitu diyakini. Apalagi, bagi hamba Allah yang rajin ibadah dan beramal soleh, ketika sudah meninggal dunia akan mendapat nikmat kubur dan berpotensi memiliki karomah. Bahkan, karomah orang soleh lebih terasa ketika sudah meninggal dunia.
Antrean peziarah yang hendak salat di masjid Sunan Gunung Jati.
“Karomah Sunan Gunung Jati masih dirasakan walau beliau sudah lama meninggal dunia. Dan berkat ada makam Sunan Gunung Jati di sini, orang-orang dari jauh berdatangan, menziarahi makamnya dan mendoakannya,” ujar Imam, 38, salah seorang petugas makam Sunan Gunung Jati.
baca juga: Sejarah Sunan Gunung Jati dan Jakarta, Beda Fatahillah dan Syarif Hidayatullah
Karena ramai orang yang datang, kata Imam, alhasil masyarakat sekitar komplek makam mendapat berkah. Mereka bisa membuka usaha, berjualan souvenir, oleh-oleh, membuka rumah makan, menjadi juru parkir, bahkan ada yang berbisnis penginapan untuk peziarah yang hendak bermalam.
“Orang yang sudah meninggal dunia saja masih bisa memberi ‘makan’ sama orang yang masih hidup. Itulah salah satu karomah dari Sunan Gunung Jati,” celetuk Imam penuh makna, sambil menunjuk deretan kios dan pedagang keliling sekitar komplek makam Sunan Gunung Jati.
Lihat Juga :
tulis komentar anda