Tantangan NU Abad ke-2: Penguatan Aswaja dan Pancasila (Tulisan ke-2)

Minggu, 05 Februari 2023 - 20:01 WIB
Pertama, NU harus menghilangkan kesan bahwa persaudaraan dan toleransi itu hanya berdimensi pada kelompok minoritas yang berpaham kebangsaan. Menjalankan tiga ukhuwah tersebut secara porposional akan menempatkan NU sebagai payung bagi seluruh masyarakat Indonesia yang pluralis. Membangun Ukhuwah Islamiyah harus lebih ditingkatkan terhadap organisasi-organisasi Islam, sehingga tercipta hubungan yang harmoni dan saling percaya untuk berdakwah secara bijak. Dengan cara ini NU akan menjadi rujukan bagi Umat Islam dan Oraganisasi Sosial Keagamaan Islam dalam menjalankan ajaran Islam di Indonesia.

Kedua, bagi NU, mempertahankan negara kebangsaan (nation-state) merupakan amanah wathaniyah yang tidak bisa ditinggalkan sebagai manivestasi dari Muahadah Wathaniyah atau Darrul Mitsaq pada sebuah negara yang sangat plural dan hiterogen. NU harus mempunyai program untuk memperkuat paham kebangsaan dan paham keagamaan Aswaja An-Nahdliyyah akan tercipta negara yang stabil disatu sisi, dan pengamalan ajaran islam yang tenang dan damai, di sisi lain.

Ketiga, bagi NU, kemanusiaan adalah muara dari semua perujangan dan dakwah untuk mengamalkan dan memperjuangkan Islam Aswaja An-Nahdliyyah, karena itu Ukhuwah Basyariyah adalah komitmen yang tidak boleh dibatasi oleh sekat-sekat agama, etnis, kultur, dan asal usul negara. NU harus mempunyai program membangun solidaritas kemanusiaan (humanis solidarity) sebagai wujud dari akhlakul karimah sebagaimana risalah Rasulullah SAW. Penilaian publik terhadap NU yang sangat kuat memiliki solidaritas kemanusiaan ini harus terus ditingkatkan dalam kehidupan kemasyarakan dan kebangsaan.

Keempat, terciptanya solidaritas dan kerukunan sosial yang harmonis dan saling memahami eksistensi masing-masing merupakan syarat agar tercipta kehidupan sosial yang adil dan beradap. NU harus tetap pada jalur dan program untuk menciptakan tatanan sosial kemasyarakatan yang saling menghargai dan saling melindungi antar sesama warga negara. Program ini, selain dikerjakan secara mandiri yang memang sudah menjadi ciri khas NU, juga harus dikerjasamakan baik dengan sesama organisasi kemasyarakatan maupun dengan pemerintah.

Pancasila dan Aswaja An-Nahdliyyah harus menjadi komitmen dan ditarik satu nafas bagi Umat Islam Indonesia agar tercipta kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan yang kokoh di tengah gempuran ideologi global. Rapuhnya Aswaja An-Nahdliyyah berimplikasi terhadap rapuhnya Ideologi Pancasila, begitu juga sebaliknya. NU harus terus menggaungkan terhadap komitmen tersebut yang disampaikan kepada semua pihak. Semua terpulang kepada pengurus dan Warga Nahdliyyin disemua pihak. Sungguh tantangan yang sangat mulia. Sanggupkah?
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(abd)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More