PDIP Anggap Koalisi Belum Mendesak: Saat Ini Bergerak ke Bawah
Jum'at, 03 Februari 2023 - 14:31 WIB
JAKARTA - Sementara parpol lain sedang sibuk menjalin komunikasi dan berkoalisi, PDIP terlihat tenang. Partai pemilik kursi mayoritas DPR itu menyebut hingga ditentukan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres), peta politik masih cair dan dinamis.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menilai koalisi saat ini wajar dan tetap dinamis hingga tahap pendaftaran capres-cawapres pada Oktober - November 2023. Dia memastikan partainya tetap akan berkoalisi dengan parpol lain di Pilpres 2024.
"PDIP sudah membentuk kerja sama dengan Pak Jokowi, Ma'ruf Amin, di situ ada Golkar, Nasdem, PKB, PPP, PAN, Gerindra. Itu kan kerja sama yang sudah dibuat oleh PDIP," ujar Hasto kepada awak media seusai apel siaga petani MSP di Sekolah PDIP, Jumat (3/2/2023).
Lalu partai mana yang akan digandeng PDIP? "Kalau PDIP dalam fakta empiris kami selalu bekerja sama dengan partai politik lain sebagai spirit Pancasila. Namun melihat momentum, kesesuaian ideologi, platform, desain terhadap masa depan, cara pandang masa depan," jawab Hasto.
Menurut Hasto, PDIP tentu lebih nyaman bila berkoalisi dengan parpol yang punya kesamaan ideologi. "Kalau dengan partai politik yang sukanya impor itu tidak cocok dengan PDI Perjuangan. Kita lebih cenderung kerja sama dengan partai yang sudah memiliki kesamaan ideologi dan platform serta agenda bagi masa depan tersebut dan memperluas basis pemilih," jelas politikus asal Yogyakarta itu.
Dengan syarat presiden bisa terpilih 50 persen plus satu, mau tidak mau PDIP harus berkoalisi dengan parpol lain di Pilpres 2024. "Ke arah sana dialog partai politik itu dilakukan. Tetapi momentum saat ini bergerak ke bawah," pungkas Hasto.
Sampai saat ini, setidaknya sudah terjalin tiga poros koalisi parpol. Koalisi Indonesia Bersatu dengan anggota Golkar, PAN dan PPP; Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dengan anggota Gerindra dan PKB; dan Koalisi Perubahan dengan anggota Nasdem, Demokrat dan PKS kendati belum dideklarasikan. Hanya PDIP yang belum memutuskan untuk berkoalisi dengan partai politik manapun.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menilai koalisi saat ini wajar dan tetap dinamis hingga tahap pendaftaran capres-cawapres pada Oktober - November 2023. Dia memastikan partainya tetap akan berkoalisi dengan parpol lain di Pilpres 2024.
"PDIP sudah membentuk kerja sama dengan Pak Jokowi, Ma'ruf Amin, di situ ada Golkar, Nasdem, PKB, PPP, PAN, Gerindra. Itu kan kerja sama yang sudah dibuat oleh PDIP," ujar Hasto kepada awak media seusai apel siaga petani MSP di Sekolah PDIP, Jumat (3/2/2023).
Lalu partai mana yang akan digandeng PDIP? "Kalau PDIP dalam fakta empiris kami selalu bekerja sama dengan partai politik lain sebagai spirit Pancasila. Namun melihat momentum, kesesuaian ideologi, platform, desain terhadap masa depan, cara pandang masa depan," jawab Hasto.
Menurut Hasto, PDIP tentu lebih nyaman bila berkoalisi dengan parpol yang punya kesamaan ideologi. "Kalau dengan partai politik yang sukanya impor itu tidak cocok dengan PDI Perjuangan. Kita lebih cenderung kerja sama dengan partai yang sudah memiliki kesamaan ideologi dan platform serta agenda bagi masa depan tersebut dan memperluas basis pemilih," jelas politikus asal Yogyakarta itu.
Dengan syarat presiden bisa terpilih 50 persen plus satu, mau tidak mau PDIP harus berkoalisi dengan parpol lain di Pilpres 2024. "Ke arah sana dialog partai politik itu dilakukan. Tetapi momentum saat ini bergerak ke bawah," pungkas Hasto.
Sampai saat ini, setidaknya sudah terjalin tiga poros koalisi parpol. Koalisi Indonesia Bersatu dengan anggota Golkar, PAN dan PPP; Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dengan anggota Gerindra dan PKB; dan Koalisi Perubahan dengan anggota Nasdem, Demokrat dan PKS kendati belum dideklarasikan. Hanya PDIP yang belum memutuskan untuk berkoalisi dengan partai politik manapun.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda