7 Kapolri Kelahiran Jawa Tengah, Nomor 2 Jadi Simbol Polisi Jujur
Selasa, 24 Januari 2023 - 06:00 WIB
Rusdijardjo menjabat sebagai Kapolri hanya sebentar, dari 4 Januari hingga 22 September 2000. Ia lahir di Surakarta pada 7 Juli 1945.
Sebagai turunan darah biru dari pasangan GPH Notoprodjo dan R Ayu Soenarni Wongsonegoro, KPH Rusdihardjo mendapatkan pendidikan yang baik. Selepas SMA, ia meneruskan pendidikan di Akademi Kepolisian di Sukabumi, Jawa Barat pada 1964. Setelah lulus, Rusdihardjo ditempatkan sebagai perwira Samapta di Komwil 73 (Polres) Jakarta Barat.
Rusdihardjo mendapatkan karier tertinggi di Kepolisian di era Presiden Abdurrahman Wahid. Ia menggantikan Jenderal Pol (Purn) Roesmanhadi. Namun tak lama ia menjabat sebagai Kapolri dan digantikan oleh Jenderal Pol (Purn) Surojo Bimantoro.
Setelah tak menjadi Kapolri, Rusdihardjo pernah dipercaya sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia pada 2004. Pada 2008, ia tersandung kasus hukum dan ditetapkan sebagai tersangka kasus pungutan liar pembuatan visa di Kedubes RI di Malaysia. Atas perbuatannya, Rusdihardjo divonis 2 tahun penjara. Di tingkat banding, hukumannya dikurangi menjadi 1,5 tahun.
5. Jenderal Polisi (Purn) Drs Surojo Bimantoro
FOTO/Markas Besar Polri
Surojo Bimantoro menjabat Kapolri pada periode 23 September 2000–29 November 2001. Jenderal Polisi ini merupakan kelahiran Gombong, Kebumen, 1 November 1946.
Meski diangkat menjadi Kapolri tapi hubungan Bimantoro dan Presiden Abdurrahman Wahid tidak harmonis. Semakin lama bahkan memburuk hingga akhirnya Bimantoro dicopot dari jabatan Kapolri digantikan Chairuddin Ismail. Sebagai gantinya, Bimantoro Duta diberi jabatan Duta Besar RI untuk Malaysia tapi ditolak.
Tak lama, Gus Dur kemudian dilengserkan dari jabatan presiden dan digantikan Megawati Soekarnoputri. Oleh Megawati Bimantoro dikembalikan ke jabatan Kapolri.
Sebagai turunan darah biru dari pasangan GPH Notoprodjo dan R Ayu Soenarni Wongsonegoro, KPH Rusdihardjo mendapatkan pendidikan yang baik. Selepas SMA, ia meneruskan pendidikan di Akademi Kepolisian di Sukabumi, Jawa Barat pada 1964. Setelah lulus, Rusdihardjo ditempatkan sebagai perwira Samapta di Komwil 73 (Polres) Jakarta Barat.
Rusdihardjo mendapatkan karier tertinggi di Kepolisian di era Presiden Abdurrahman Wahid. Ia menggantikan Jenderal Pol (Purn) Roesmanhadi. Namun tak lama ia menjabat sebagai Kapolri dan digantikan oleh Jenderal Pol (Purn) Surojo Bimantoro.
Setelah tak menjadi Kapolri, Rusdihardjo pernah dipercaya sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia pada 2004. Pada 2008, ia tersandung kasus hukum dan ditetapkan sebagai tersangka kasus pungutan liar pembuatan visa di Kedubes RI di Malaysia. Atas perbuatannya, Rusdihardjo divonis 2 tahun penjara. Di tingkat banding, hukumannya dikurangi menjadi 1,5 tahun.
5. Jenderal Polisi (Purn) Drs Surojo Bimantoro
FOTO/Markas Besar Polri
Surojo Bimantoro menjabat Kapolri pada periode 23 September 2000–29 November 2001. Jenderal Polisi ini merupakan kelahiran Gombong, Kebumen, 1 November 1946.
Meski diangkat menjadi Kapolri tapi hubungan Bimantoro dan Presiden Abdurrahman Wahid tidak harmonis. Semakin lama bahkan memburuk hingga akhirnya Bimantoro dicopot dari jabatan Kapolri digantikan Chairuddin Ismail. Sebagai gantinya, Bimantoro Duta diberi jabatan Duta Besar RI untuk Malaysia tapi ditolak.
Tak lama, Gus Dur kemudian dilengserkan dari jabatan presiden dan digantikan Megawati Soekarnoputri. Oleh Megawati Bimantoro dikembalikan ke jabatan Kapolri.
tulis komentar anda