Perindo: Menggagas Politik Kesejahteraan
A
A
A
Mardiansyah SP
Pengurus DPP Partai Perindo, Ketua Umum Dewan Dakwah Muslimin Indonesia (DDMI) DKI Jakarta
Diskursus partai politik dan masa depan demokrasi Indonesia selalu menghadirkan kehangatan tersendiri terlebih akhir-akhir ini di tengah ironi perpecahan partai politik besar Tanah Air, seperti Partai Golkar dan PPP.
Suguhan drama politik konflik elite bagi perjalanan demokrasi kita sangatlah tidak sehat, karena partai politik adalah cerminan demokrasi yang utama sehingga partai yang ”satu” (baca: tidak pecah) menjadi harapan sebagian besar rakyat. Dalam riuh rendah politik dan dinamika berpartai, rupanya tidak menghalangi satu kekuatan baru lahir sebagai poros alternatif rakyat menyalurkan aspirasi politiknya melalui partai baru besutan Hary Tanoesoedibjo, yakni Partai Persatuan Indonesia (Perindo).
Kelahiran Partai Perindo merupakan metamorfosa sekaligus transformasi dari Ormas Perindo sebelumnya yang mengusung tema besar mewujudkan Indonesia yang berkemajuan, bersatu, adil, makmur, sejahtera, berdaulat, bermartabat, dan berbudaya. Partai Perindo dengan jargon ”bersatu memimpin bangsa” setidaknya harus mampu memberikan jawaban atas kegundahan publik selama ini, utamanya apatisme rakyat akan keberadaan partai politik.
Apakah Partai Perindo (1) murni lahir ”dari” dan ”oleh” napas rakyat serta nantinya tumbuh bersama aspirasi rakyat yang menghendaki kesejahteraan Indonesia lebih baik; dan (2) mampu benar-benar menjalankan fungsi partai politik sejatinya bukan justru menambah kekisruhan, keruwetan, dan kebingungan masyarakat karena semakin banyaknya jumlah pilihan partai politik di samping yang sudah ada saat ini.
Dan sejak 7 Februari melalui deklarasi Partai Perindo, sejarah baru kehidupan partai politik mulai ditorehkan seraya menegaskan ijtihad politik kesejahteraan yang menjadi pilihan perjuangan partai Perindo sebagai ”part of solution” bukan ”part of problem”.
Kualitas Partai
Mendirikan partai baru bukanlah satu pekerjaan yang mudah meski alam demokrasi sekarang memberikan jalan dan ruang lebih terbuka. Partai baru bukan sekadar ”baru” dalam arti menambah jumlah akan tetapi bermakna baru dari segi kualitas.
Partai Perindo menjadi partai baru tidak an sich dalam wajah saja, melainkan baru juga dalam memberikan warna, platform perjuangan, misi dan program- program yang berkualitas untuk Indonesia masa depan. Pendirian partai politik yang berkualitas setidaknya mensyaratkan perencanaan menyeluruh disertai muatan sumber daya manusia yang menggerakkan organ partai itu sendiri, yang kita kenal dengan sebutan kader.
Pada bagian inilah kerap sejumlah partai politik di Indonesia kurang memberikan perha-tian serius, di mana kader sesungguhnya menjadi kunci penting dalam melahirkan partai yang berkualitas. Partai Perindo dituntut jelas dan tegas menerjemahkan pengertian kader secara utuh: ”sekelompok orang yang terorganisir secara terus menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar ”, di mana dalam diri seorang kader melekat integral kualitas individu dan juga organisasi yang akan membentuk kualitas partai secara keseluruhan.
Kader partai Perindo adalah pelopor, inspirator, motivator, dan mediator bagi individu, lingkungan, dan masyarakat bangsanya sehingga kaderisasi menjadi ujung tombak partai yang harus diprioritaskan dengan bertumpu pada tiga hal: pengetahuan dasar yang dimiliki, mampu memberikan solusi konstruktif atas berbagai permasalahan, dan tentunya berkiprah menghasilkan karya yang bermanfaat.
Kualitas berikutnya, yang berkaitan dengan proses rekrutmen anggota dan pengurus partai secara terbuka. Salah satu perbedaan Partai Perindo yang harus ditampilkan adalah kemampuannya membangkitkan kesadaran politik warga negara (khususnya anak-anak muda) serta ikut ambil bagian dalam aktivitas kepartaian.
Hak politik warga—politik kesejahteraan— yang belum sepenuhnya diakui maupun diakomodasi oleh partai politik selama ini ibarat pekerjaan rumah yang belum tuntas diselesaikan untuk bisa diwadahi dalam Partai Perindo. Bangsa yang besar ini telah sejak lama kokoh kuat di atas keberagaman dengan nilai-nilai budaya luhur dan sangat menghormati perbedaan.
Oleh karenanya, dengan pijakan ragam latar belakang serta suku, agama, ras yang berbeda-beda tanpa memilah dan memilih status ekonomi/ sosial, Partai Perindo harus menjamin sepenuhnya perlakuan dan kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk bergabung. Keluarga besar Partai Perindo tidak membedakan antara orang-orang yang berlatar belakang korporasi (dalam hal ini MNC Group) dengan orang-orang yang berlatar belakang ormas/ aktivis/ LSM/akademisi.
Kedua unsur tersebut adalah kekuatan besar yang sangat bisa bersinergi saling menguatkan bila dikelola oleh sistem rekrutmen dan manajemen partai yang cerdas sehingga wajah Partai Perindo tampil utuh sebagai partai politik representasi denyut nadi rakyat. Bagian selanjutnya, yaitu terbangun inklusivitas partai dalam kehidupan masyarakat dengan pengertian partai politik memiliki platform pergerakan yang dekat dan menyatu dengan rakyat (existing ) bukan dalam posisi ”mulai” bahkan ”akan” mendekatkan diri kepada rakyat bila ada kepentingan/ tujuan yang ingin dicapai.
Kesan umum publik terhadap partai politik yang hanya dimiliki oleh sekelompok elite/petinggi partai, merangkul dan mengakomodir kepentingan tertentu saja bahkan cenderung pragmatis hendaknya bisa ditepis sejak dini dan terbantahkan oleh sistem rekrutmen partai Perindo yang terbuka.
Anggota dan pengurus adalah kader partai yang tidak boleh berjarak dengan masyarakat. Mereka harus mampu menampung keluh kesah, merespons aspirasi rakyat yang memerlukan solusi cepat sehingga tidak ada kesan Partai Perindo ”jauh” dari rakyat.
Ujian Eksistensi
Membuat terbilang lebih mudah ketimbang mempertahankan. Demikian halnya Partai Perindo sebagai pendatang baru di antara para senior partai politik lainnya, berhadapan dengan tantangan besar dunia perpolitikan Indonesia yang sangat ”unpredictable ”.
Mesin Partai Perindo dalam hal ini manajemen organisasi dan kepemimpinan menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan, ujian, dan eksistensi partai di tengah masyarakat. Kualitas partai yang tadi sudah terbangun akan mencerminkan kader yang memiliki integritas dan kompetensi. Kader-kader partai inilah yang nantinya akan terus berada di garda terdepan merespons permasalahan bangsa dan hadir ”hidup” bersama rakyat.
Tantangan berikutnya adalah konsistensi dan fokus perjuangan Partai Perindo pada politik kesejahteraan, yang sama artinya dengan konsisten dan fokus berjuang melalui daerah-daerah. Dewan pimpinan daerah (DPD) yang tersebar di seluruh Indonesia sudah barang tentu menjadi tumpuan partai dalam menyosialisasikan dan menjalankan program kerja partai sekaligus menggerakkan masyarakat agar menjadi lebih sejahtera.
DPD-DPD melalui koordinasi dengan DPW dan DPP akan menjadi medan pertama implementasi kebijakan dan program Partai Perindo yang pro terhadap kesejahteraan rakyat di daerah. Berhasil atau tidaknya DPD-DPD memberikan hasil nyata yang bisa dirasakan rakyat serta-merta, akan menjadi parameter keberhasilan partai secara keseluruhan.
Hasil kerja nyata Itulah yang menjadi jawaban untuk eksistensi partai. Selain tantangan di atas, Partai Perindo juga dituntut mampu menerjemahkan fungsi partai politik sebagai sarana komunikasi dan sosialisasi politik. Pilihan Partai Perindo mengusung politik kesejahteraan tentunya berkorelasi dengan sejauh mana kebijakan-kebijakan pemerintah dalam menyejahterakan rakyatnya.
Namun, Partai Perindo tidak harus masuk dalam ranah dukung-mendukung, setuju atau tidak setuju dengan kebijakan pemerintah tersebut melainkan berfungsi sebagai pemberi solusi alternatif kebijakan. Partai ini dibentuk salah satunya melihat potret kemiskinan yang terus bertambah dan kesejahteraan yang belum juga dinikmati oleh rakyat sehingga kehadirannya harus dipastikan sebagai solusi dengan tawaran alternatif kebijakan yang lebih tepat bagi pemerintah. Partai Perindo bersatu bersama rakyat membangun Indonesia sejahtera.
Pengurus DPP Partai Perindo, Ketua Umum Dewan Dakwah Muslimin Indonesia (DDMI) DKI Jakarta
Diskursus partai politik dan masa depan demokrasi Indonesia selalu menghadirkan kehangatan tersendiri terlebih akhir-akhir ini di tengah ironi perpecahan partai politik besar Tanah Air, seperti Partai Golkar dan PPP.
Suguhan drama politik konflik elite bagi perjalanan demokrasi kita sangatlah tidak sehat, karena partai politik adalah cerminan demokrasi yang utama sehingga partai yang ”satu” (baca: tidak pecah) menjadi harapan sebagian besar rakyat. Dalam riuh rendah politik dan dinamika berpartai, rupanya tidak menghalangi satu kekuatan baru lahir sebagai poros alternatif rakyat menyalurkan aspirasi politiknya melalui partai baru besutan Hary Tanoesoedibjo, yakni Partai Persatuan Indonesia (Perindo).
Kelahiran Partai Perindo merupakan metamorfosa sekaligus transformasi dari Ormas Perindo sebelumnya yang mengusung tema besar mewujudkan Indonesia yang berkemajuan, bersatu, adil, makmur, sejahtera, berdaulat, bermartabat, dan berbudaya. Partai Perindo dengan jargon ”bersatu memimpin bangsa” setidaknya harus mampu memberikan jawaban atas kegundahan publik selama ini, utamanya apatisme rakyat akan keberadaan partai politik.
Apakah Partai Perindo (1) murni lahir ”dari” dan ”oleh” napas rakyat serta nantinya tumbuh bersama aspirasi rakyat yang menghendaki kesejahteraan Indonesia lebih baik; dan (2) mampu benar-benar menjalankan fungsi partai politik sejatinya bukan justru menambah kekisruhan, keruwetan, dan kebingungan masyarakat karena semakin banyaknya jumlah pilihan partai politik di samping yang sudah ada saat ini.
Dan sejak 7 Februari melalui deklarasi Partai Perindo, sejarah baru kehidupan partai politik mulai ditorehkan seraya menegaskan ijtihad politik kesejahteraan yang menjadi pilihan perjuangan partai Perindo sebagai ”part of solution” bukan ”part of problem”.
Kualitas Partai
Mendirikan partai baru bukanlah satu pekerjaan yang mudah meski alam demokrasi sekarang memberikan jalan dan ruang lebih terbuka. Partai baru bukan sekadar ”baru” dalam arti menambah jumlah akan tetapi bermakna baru dari segi kualitas.
Partai Perindo menjadi partai baru tidak an sich dalam wajah saja, melainkan baru juga dalam memberikan warna, platform perjuangan, misi dan program- program yang berkualitas untuk Indonesia masa depan. Pendirian partai politik yang berkualitas setidaknya mensyaratkan perencanaan menyeluruh disertai muatan sumber daya manusia yang menggerakkan organ partai itu sendiri, yang kita kenal dengan sebutan kader.
Pada bagian inilah kerap sejumlah partai politik di Indonesia kurang memberikan perha-tian serius, di mana kader sesungguhnya menjadi kunci penting dalam melahirkan partai yang berkualitas. Partai Perindo dituntut jelas dan tegas menerjemahkan pengertian kader secara utuh: ”sekelompok orang yang terorganisir secara terus menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar ”, di mana dalam diri seorang kader melekat integral kualitas individu dan juga organisasi yang akan membentuk kualitas partai secara keseluruhan.
Kader partai Perindo adalah pelopor, inspirator, motivator, dan mediator bagi individu, lingkungan, dan masyarakat bangsanya sehingga kaderisasi menjadi ujung tombak partai yang harus diprioritaskan dengan bertumpu pada tiga hal: pengetahuan dasar yang dimiliki, mampu memberikan solusi konstruktif atas berbagai permasalahan, dan tentunya berkiprah menghasilkan karya yang bermanfaat.
Kualitas berikutnya, yang berkaitan dengan proses rekrutmen anggota dan pengurus partai secara terbuka. Salah satu perbedaan Partai Perindo yang harus ditampilkan adalah kemampuannya membangkitkan kesadaran politik warga negara (khususnya anak-anak muda) serta ikut ambil bagian dalam aktivitas kepartaian.
Hak politik warga—politik kesejahteraan— yang belum sepenuhnya diakui maupun diakomodasi oleh partai politik selama ini ibarat pekerjaan rumah yang belum tuntas diselesaikan untuk bisa diwadahi dalam Partai Perindo. Bangsa yang besar ini telah sejak lama kokoh kuat di atas keberagaman dengan nilai-nilai budaya luhur dan sangat menghormati perbedaan.
Oleh karenanya, dengan pijakan ragam latar belakang serta suku, agama, ras yang berbeda-beda tanpa memilah dan memilih status ekonomi/ sosial, Partai Perindo harus menjamin sepenuhnya perlakuan dan kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk bergabung. Keluarga besar Partai Perindo tidak membedakan antara orang-orang yang berlatar belakang korporasi (dalam hal ini MNC Group) dengan orang-orang yang berlatar belakang ormas/ aktivis/ LSM/akademisi.
Kedua unsur tersebut adalah kekuatan besar yang sangat bisa bersinergi saling menguatkan bila dikelola oleh sistem rekrutmen dan manajemen partai yang cerdas sehingga wajah Partai Perindo tampil utuh sebagai partai politik representasi denyut nadi rakyat. Bagian selanjutnya, yaitu terbangun inklusivitas partai dalam kehidupan masyarakat dengan pengertian partai politik memiliki platform pergerakan yang dekat dan menyatu dengan rakyat (existing ) bukan dalam posisi ”mulai” bahkan ”akan” mendekatkan diri kepada rakyat bila ada kepentingan/ tujuan yang ingin dicapai.
Kesan umum publik terhadap partai politik yang hanya dimiliki oleh sekelompok elite/petinggi partai, merangkul dan mengakomodir kepentingan tertentu saja bahkan cenderung pragmatis hendaknya bisa ditepis sejak dini dan terbantahkan oleh sistem rekrutmen partai Perindo yang terbuka.
Anggota dan pengurus adalah kader partai yang tidak boleh berjarak dengan masyarakat. Mereka harus mampu menampung keluh kesah, merespons aspirasi rakyat yang memerlukan solusi cepat sehingga tidak ada kesan Partai Perindo ”jauh” dari rakyat.
Ujian Eksistensi
Membuat terbilang lebih mudah ketimbang mempertahankan. Demikian halnya Partai Perindo sebagai pendatang baru di antara para senior partai politik lainnya, berhadapan dengan tantangan besar dunia perpolitikan Indonesia yang sangat ”unpredictable ”.
Mesin Partai Perindo dalam hal ini manajemen organisasi dan kepemimpinan menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan, ujian, dan eksistensi partai di tengah masyarakat. Kualitas partai yang tadi sudah terbangun akan mencerminkan kader yang memiliki integritas dan kompetensi. Kader-kader partai inilah yang nantinya akan terus berada di garda terdepan merespons permasalahan bangsa dan hadir ”hidup” bersama rakyat.
Tantangan berikutnya adalah konsistensi dan fokus perjuangan Partai Perindo pada politik kesejahteraan, yang sama artinya dengan konsisten dan fokus berjuang melalui daerah-daerah. Dewan pimpinan daerah (DPD) yang tersebar di seluruh Indonesia sudah barang tentu menjadi tumpuan partai dalam menyosialisasikan dan menjalankan program kerja partai sekaligus menggerakkan masyarakat agar menjadi lebih sejahtera.
DPD-DPD melalui koordinasi dengan DPW dan DPP akan menjadi medan pertama implementasi kebijakan dan program Partai Perindo yang pro terhadap kesejahteraan rakyat di daerah. Berhasil atau tidaknya DPD-DPD memberikan hasil nyata yang bisa dirasakan rakyat serta-merta, akan menjadi parameter keberhasilan partai secara keseluruhan.
Hasil kerja nyata Itulah yang menjadi jawaban untuk eksistensi partai. Selain tantangan di atas, Partai Perindo juga dituntut mampu menerjemahkan fungsi partai politik sebagai sarana komunikasi dan sosialisasi politik. Pilihan Partai Perindo mengusung politik kesejahteraan tentunya berkorelasi dengan sejauh mana kebijakan-kebijakan pemerintah dalam menyejahterakan rakyatnya.
Namun, Partai Perindo tidak harus masuk dalam ranah dukung-mendukung, setuju atau tidak setuju dengan kebijakan pemerintah tersebut melainkan berfungsi sebagai pemberi solusi alternatif kebijakan. Partai ini dibentuk salah satunya melihat potret kemiskinan yang terus bertambah dan kesejahteraan yang belum juga dinikmati oleh rakyat sehingga kehadirannya harus dipastikan sebagai solusi dengan tawaran alternatif kebijakan yang lebih tepat bagi pemerintah. Partai Perindo bersatu bersama rakyat membangun Indonesia sejahtera.
(ars)